Home / Romansa / Balada Asmara Biduan Dangdut / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Balada Asmara Biduan Dangdut: Chapter 131 - Chapter 140

146 Chapters

TERUNGKAP AKHIRNYA

Menurut Kang Bambang, dulu, saat Bapak menjadi pemain organ tunggal, karirnya cukup bagus dan mumpuni. Dia banyak mendapat job di berbagai acara hajatan di kampung-kampung.Permainan organnya yang bagus dan menghibur lekas tersiar ke seluruh penjuru desa, bahkan kecamatan. Hingga pekerjaannya sangat laris manis, dan Bapak menjadi hidup dengan berkecukupan.Suatu hari, Kang Bambang yang sudah tobat menjadi preman di pasar, merasa sangat kelaparan akibat dia sudah tidak punya lagi penghasilan.Maka dari itu dia beralih profesi menjadi maling! Semuanya demi untuk mencari sesuap nasi.Operasinya adalah mencuri sandal di masjid, dan itu dia lakukan setiap bakda isya.Awalnya semua berjalan mulus. Kang Bambang selalu berhasil membawa sandal-sandal para jamaah. Warga kampung geger seketika. Sebab masjid yang tadinya aman dan tentram kini berubah menjadi meresahkan, sandal-sandal mereka hilang entah kemana.Rupanya yang telah kehilangan sandal bukan
last updateLast Updated : 2021-12-15
Read more

PERMAINAN YANG HEBAT

Setelah bercerita, Kang Bambang menyuruhku untuk kembali berpikir.“Aku tahu, Kir, jika Bapakmu masih hidup, tentu dia lebih senang kamu pulang dan menikahi gadis pesantren itu. Tapi, timbanglah matang-matang agar keputusanmu tidak akan kau sesalkan dikemudian hari. Dan kalau pun memang harus meninggalkan grup musik ini, maka pastikan kamu harus mencari solusi agar grup ini tidak bubar.”“Aku mengerti, Kang,” ucapku. “Aku akan bertanggungjawab penuh atas keputusanku.”“Bagus. Kamu memang laki-laki sejati dan bertanggungjawab, seperti Bapakmu. Sekarang, aku mau tidur dulu. Hari ini sangat melelahkan,” ucap Kang Bambang lalu dia masuk ke dalam kamarnya.Kembali sepi. Sekarang aku hanya sendiri di sini, duduk sambil menekuni jarum jam dinding yang bergerak.Sejenak kemudian, aku bangkit dan masuk ke dalam kamar.Kulihat Dewik yang sudah tidur terlelap.Duhai, mata betina itu masih sembap, s
last updateLast Updated : 2021-12-15
Read more

KEHIDUPAN YANG GILA

“Empat puluh juta!”“Berapa, Inces?”“Total saweran malam ini adalah empat puluh juta rupiah!”Melongo lah kami semua. Terutama Yudi Keling yang selama ini bahkan tak pernah mendengar uang sebanyak itu.“Berarti benar kan kataku,” ucapku kemudian. “Ini artinya membuktikan bahwa Yudi Keling layak untuk dijadikan pengganti posisiku.”Semuanya terdiam. Mereka seperti baru tersadar bahwa uang yang banyak itu malahan akan bukti bahwa aku akan pergi.Kang Bambang tertunduk lesu. Inces menggeleng memijit keningnya. Yudi Keling cengar-cengir. Dan Dewik yang tidak suka dengan keadaan ini mengajak kami untuk segera pulang.“Aku lelah,” katanya. “Aku ingin tidur dan melupakan semuanya ini.”Sehingga kami pun pulang dari club dengan membawa kemurungan. Uang sebanyak 40 Juta seperti tidak berarti apa-apa sekarang ini.Dan hal yang biasa kami lakukan a
last updateLast Updated : 2021-12-15
Read more

PENAWARAN

“Eh, Mbak?”“Hehehe, iya maaf, saya gerah sekali.”Tiba-tiba Mbak Inul membuka jaketnya hingga sekarang hanya tampak kaos tank top yang seksi dan tipis berwarna putih. Air keringatnya bercucuran, dan buah dadanya menyembul dari dalam sana, bulat mempesona.“E-enggak apa-apa, iya gerah, ya,” ucapku gugup dan mengipas-ngipas tangan.“Nah, gimana tadi? Mau ngomong apa kamu, Kir?”“Oh ya, jadi begini, Mbak Inul. Karena ada alasan tertentu, aku terpaksa harus keluar dari Tak Usah Kau Risau Rumput Tetangga Masih Hijau.”“Apa?” Mbak Inul tercengang. “Kenapa-kenapa?”“Mmm, karena aku mau pulang kampung.”“Lho, pulang kampung sebentar ambil cuti libur kan bisa?”“Bukan itu masalahnya. Aku mau nikah.”“Oh... Mmm, ya kalau begitu sih sayang banget menurut saya. Padahal grup musik kalian lagi naik daun
last updateLast Updated : 2021-12-15
Read more

ADEGAN DEWASA 18+

(BERISI ADEGAN DEWASA DAN BAB INI BISA DILEWATI)****“Lho, Mas Cukir kok balik lagi?” ucap Si Satpam searaya membuka gerbang.“Benar, Pak. Mmm, tadi dompet saya ketinggalan.”“Oh begitu, ya silakan-silakan masuk. Lagipula Bu Inul juga bilang barusan, katanya kalau Mas Cukir balik lagi, suruh langsung masuk saja. Bu Inul tunggu di lantai 2.”“Eh, begitu, ya?”“Iya Mas Cukir.”“Oke deh, Pak. Aku masuk dulu ya.”Si Satpam memberi hormat.Sesuai petunjuk yang diberikan Si Satpam, aku langsung masuk ke dalam rumah.Gila! Itulah satu kata yang langsung terucap begitu melihat keadaan rumah Mbak Inul. Tak hanya luas, tapi semuanya tampak mewah dengan perabotan yang berlapis warna emas. Lantai marmer mengkilap, serta tembok bercat putih yang punya tiang besar.Rumah ini mempunyai lampu kristal seluruhnya, dan aku yakin jika rumah ini lebih mewa
last updateLast Updated : 2021-12-15
Read more

PERBINCANGAN EMPAT MATA

Setelah mendapatkan tanda tangan kontrak kerja dari Mbak Inul Daratista, aku pun segera pulang dan memberikkannya kepada teman-teman di Markas.“Kok bisa sih kamu dapetin perjanjian ini? Aku masih nggak percaya, ini tanda tangan asli Mbak Inul?” Kang Bambang menerawang kertas tersebut di depan lampu untuk memastikan jika bubuhan tanda tangan asli.Aku katakan, “Kang, itu asli! Dan aku pastikan kalian akan dapat kesempatan konser tour keliling Indonesia bersama Mbak Inul bulan depan!”“Bagaimana kamu dapat itu, Mas?” Dewik sekarang yang curiga. “Bukankah posisimu akan digantikan sama Yudi Keling?”“Aku yakinkan Mbak Inul jika Yudi Keling adalah pemain organ yang hebat.”“Cuma itu saja?”“Betul.” Aku mengangguk. “Sudahlah, kenapa kalian tidak percaya? Silakan telpon Mbak Inul saja kalau masih ragu.”Inces pergi sebentar ke teras markas. Dia m
last updateLast Updated : 2021-12-16
Read more

MALAM DI CLUB

Malam telah larut begitu aku keluar dari restaurant tersebut. Segera aku menghubungi taksi dan pergi ke sebuah club. Kupikir jika gagal menangkan diri dengan segelas kopi, maka alkohol adalah salah satu alternatif lain.Tiba di depan gedung sebuah club malam aku langsung turun. Di depan pintu masuk aku langsung disambut oleh pihak keamanan.“Selamat malam... eh, Mas Cukir?”Aku tersenyum. “Betul, Pak.”“Kok sendirian aja? Mana temen-temen yang lain?”“Oh, malam ini bukan jatah kami manggung. Jadi aku ke sini cuma mau minum beberapa sloki saja.”Sekuriti segera mempersilakan aku masuk dengan sopan.Tentu saja dia sangat mengenalku, sebab ini adalah THE NIGHT CLUB PARADISE yang menjadi panggungku. Bahkan tidak hanya sekuriti itu, ketika aku masuk banyak orang yang menyapaku dan beberapa meminta foto.Aku cukup menikmati popularitas ini. Tapi, aku segera sadar jika semua ini akan kut
last updateLast Updated : 2021-12-16
Read more

MATA-MATA

“Kenapa? Ada apa di meja VIP nomor tujuh?” tanyaku penasaran.Lita dengan wajah yang serius berkata, “Ada Mbak Dewik, Mas.”“Dewik?”“Iya. Sepertinya dia sedang mabuk berat. Barusan aku menyapa, tapi Mbak Dewik hanya ketawa-tawa seperti tidak mengenalku. Dan yang jelas, dia sedang bersama laki-laki muda yang mesum itu, berduaan saja,” pungkas Lita kemudian dia mengelap meja bar.Sial. Apa yang mesti kulakukan sekarang? Apakah aku harus pergi ke meja VIP nomor tujuh kemudian membawanya pulang? Atau aku biarkan saja dia, toh sekarang kami punya kehidupan sendiri-sendiri? Bingung. Aku benar-benar bingung.Malam semakin ramai. Pengunjung makin banyak memadati club, dan satu per satu mereka memesan minuman. Ada yang datang berdua membawa pasangan. Namun kebanyakan mereka atang sendirian, dan nanti berharap sepulang dari sini mereka akan membawa pasangan dalam keadaan mabuk kemudian melakukan kencan satu ma
last updateLast Updated : 2021-12-16
Read more

SEMUANYA HARTA RAIB

“Tolong berhenti di minimarket depan itu, Pak.”“Baik.”Setelah taksi merapat di bahu jalan, segera aku keluar dan mengambil 2 botol minuman. Satu untuk aku, satunya lagi untuk si supir.Namun ketika sampai kasir dan kuberikan kartu ATM, lagi-lagi ini eror.“Maaf, Pak, kartunya nggak bisa dipakai.”“Apa? Kenapa bisa begitu?”“Saya kurang tahu. Sepertinya ada yang memblokir kartu bapak.”“Mana mungkin, Mbak? Aku nggak pernah merasa memblokirnya.”Si kasir menyerahkan kartu tersebut dan berkata, “Kalau ada orang lain yang punya semua identitas bapak, mungkin saja dia yang melaukannya.”“Pasti ini ulah Inces!”“Maaf, Pak?”“Oh, nggak apa-apa. Mmm, kalau begitu saya bayar pakai uang tunai saja.”“Baik, Pak.”Dengan perasaan kesal aku menuju ke taksi dan langsung pulan
last updateLast Updated : 2021-12-16
Read more

KEPERGIAN

Pagi yang cerah.Aku terbangun dengan mata masih berat, dan ternyata Kang Bambang tidur di sebelahku.Semalam dia ikut bantu-bantu mengemasi barang-barangku, dan sekarang, waktunya aku pulang ke desa untuk menemui Emak dan Aisyah.Ada perasaan sedih sebenarnya, mengingat bila selama ini perjalanan di Ibu Kota tidaklah mudah. Tapi, keputusanku sudah bulat sempurna, sehingga aku beranjak dari kasur kemudian mandi.Selesai mandi, aku menyisir rambutku agar rapi.“Kang, oi, bangun, Kang!” Badan Kang Bambang kugoyang-goyangkan, dan seketika matanya mengerjap.“Eh?”“Anterin aku ke stasiun, yuk!”“Kamu yakin mau pulang sekarang?” tanyanya sambil menguap.“Yakin lah.”“Nggak nunggu yang lainnya?”“Lainnya siapa?”“Dewik, Inces, atau Yudi Keling mungkin?”Kulihat di sekitar Markas. Sepi. Manusia-manusia yan
last updateLast Updated : 2021-12-17
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status