Semua Bab Balada Asmara Biduan Dangdut: Bab 121 - Bab 130

146 Bab

MAKAN-MAKAN

Tok Tok Tok.“Siapa?” teriakku di tengah permainan percintaan ini. Tentu aku merasa terganggu sebab saat ini sedang tanggung-tanggungnya.“Ini Jamilla,” pekik suara dari luar.Alamak, ngapain coba ketuk-ketuk pintu pas lagi tanggung gini? Mau minta jatah juga?“Ada apa, Jamilla?” balasku lagi dengan masih menggenjot Dewik.“Nggak apa-apa. Hanya barusan aku dengar suara berisik di kamar kalian. Apa kalian baik-baik saja?”“Iya!” ucapku dengan napas tersengal. “K-kami baik-baik saja.”“Sungguh? Boleh buka dulu pintunya?”Wadaw, sial betul nasipku. Kenapa harus sekarang di saat tanggung begini?“Oke, tunggu.”Akhirnya aku mengalah. Pinggangku berhenti bergerak menghajar Dewik yang terlentang di atas ranjang. Mataku melirik sebentar, dan wanita itu sudah tepar. Matanya terpejam. Barangkali sudah tidak kuat lagi mendapat ser
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-13
Baca selengkapnya

BERITA BURUK

“Assalamualaikum, Aisyah?”Tidak ada jawaban dari sebrang. Yang terdengar malahan suara isak tangis.“Lho, Aisyah, kamu kenapa?” tanyaku mulai panik. Kutaruh piring yang berisi Gulai Kambing lalu mencari tempat yang lebih tinggi demi mendapatkan sinyal yang bagus.“Mas, kapan kamu pul—?” suara si gadis lirih tidak jelas. Bar sinyal menunjukkan hanya satu batang. Aku terus mencari tempat yang tinggi, hingga walhasil batang sinyal penuh.“Apa, Aiysah? Kenapa kamu nangis kayak gitu?”“Mas, kapan kamu pulang?”“Eh, ada apa emangnya?”Suara tangisan Aisyah semakin menjadi. Dan hal itu membuatku mulai berpikiran yang tidak-tidak. Apakah ini soal Emak, atau soal Temu, atau soal siapa pun dan yang pasti banyak hal buruk yang terlintas dalam pikiranku.“Mas...”“Kenapa, Aisyah? Tolong, sekarang kamu tenang dulu. Ambil napas pelan-pelan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-13
Baca selengkapnya

APA YANG MESTI KUPERBUAT?

Hari berlalu, dan Ibu Kota makin padat saja. Jalanan macet, rumah-rumah kumuh didirikan di kolong-kolong jembatan, banjir, dan pohon-pohon hijau dibabat digantikan beton-beton bangunan.Sebagian orang miskin bertambah melarat. Namun, sebagian orang kaya bertambah bergelimang harta.Seperti yang terjadi kepadaku. Siapa sangka, jika nominal angka di rekening sudah menyentuh angka ratusan juta. Bahkan sedikit lagi, angkanya sudah hampir menyentuh miliyaran rupiah.Jangan dipikir jika uang itu datang dengan cara tiba-tiba. Tapi kami harus banting tulang demi mendapatkannya.Tetapi, di tengah kebahagiaan yang sedang aku rasakan ini, sebenarnya hatiku gundah.Bayangan Aisyah selalu menyelimuti wajahku. Gadis itu malang, sedang mengharapkan cinta dariku, namun aku belum memberikan apa-apa.Kemarin dia katakan jika waktuku adalah 1 bulan. Dan itu artinya tinggal 3 minggu lagi. Namun sayang, sampai sekarang ini aku masih saja tidak tahu apa yang haru
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-13
Baca selengkapnya

HEADLINE NEWS

Berita di koran halaman utama:“Penguasaha Kaya Guntur Alam Diperiksa Polisi Terkait Kasus Bunuh Diri Artis Raline.” ucapku mengeja judul di koran itu.Ada perasaan lega sebab kasus ini akhirnya mulai terkuak juga. Dasar sialan memang Si Buaya Darat itu, sudah punya istri tapi masih mengencani Raline dan wanita-wanita lain. Apa maunya orang itu sebenarnya? “Oi, Mas Cukir!” digebuk tanganku sama dia.“Heh! Apaan sih?”“Hahahahaa, habisnya pagi-pagi ngelamun gitu. Baca koran kok diem aja kayak patung.” Yudi Keling ketawa.“Heh, dasar bocah nggak tahu sopan santun. Aku itu lagi baca berita yang udah lama kutunggu-tunggu.”“Soal apa emang?”“Tentang seorang penjahat kelamin yang akhirnya aksinya mulai terendus juga.”Yudi Kelng menggeleng. Dia tidak tertarik.Sebentar kemudian Dewik datang membawakan kopi untuk Si Bocah kurang aj
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-13
Baca selengkapnya

UNDANGAN NOBAR

Begitu masuk rumah, Inces langusng menyalakan layar LCD yang terpasang di dinding.Aku dan Dewik duduk menyimpan rasa penasaran.“Nih, Eike itu baru dari tempatnya Pak Aji. Dan video klip kita udah jadi!” Dari dalam tas dia mengambil sebuah piringan CD.Aku dan Dewik sebentar berpandangan, kemudian meledak girang!“Sudah jadi, ya ampun, udah nggak sabar aku nungguin ini!” Mata Dewik berbinar-binar.“Iyap tul betul banget! Tadi pagi Pak Aji telpon Eike dan ngabarin kalau video klipnya ternyata udah jadi. Cepet sih ini. Yang katanya 2 minggu, eh ternyata udah jadi seminggu aja. Makanya cap-cus deh Eike langsung ke sana.”“Iya iya! Ayok Inces kita tonton coba.” Dewik tidak sabaran.“Eh tapi sebentar,” kataku menyela. “Kan, sekarang ini Kang Bambang belum pulang. Nah, gimana kalau kita nunggu Kang Bambang dulu.”Dewik kecewa. Lalu dia melayangkan protes. &ldquo
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-13
Baca selengkapnya

ACARA MERIAH

“K-kamu kan, Ayu?” tanyaku heran.Ayu segera mengangguk sambil tersenyum malu-malu saat melihatku. Mungkin, dia masih ingat kejadian malam itu di tempat pijitnya Mami, saat wanita semok itu kuhajar habis-habisan.Begitu pula denganku. Saat ini aku masih ingat bagaimana wajahnya, dan juga rasanya.“I-iya, Mas Cukir, kan?” Ayu memastikan masih dengan malu-malu.“Lho, kalian saling kenal?” Dewik langsung menyerobot ingin bicara. Matanya melotot bergantian menatapku dan menatap Ayu. “Kenal dimana?”“Oh, anu, mmm... Oh ya, aku lihat Ayu itu di foto ruang keluarga Pak Gio. Saat itu aku sedang numpang kamar mandi, jadi lihat deh foto dia. Makanya barusan kok wajahnya kayak nggak asing, dan ternyata benar saja jika dia itu Ayu. Begitu,” jawabku sambil tergagap karen berbohong.“Kalau kamu, Ayu, kenal Mas Cukir darimana?”Ayu menatapku. Aku mengedip-ngedipkan mata.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-14
Baca selengkapnya

PESAN SINGKAT

(Assalamualaikum, Mas. Apa kabar? Semoga baik-baik dan sehat selalu di sana. Tiga minggu lagi Hafiz akan datang ke rumah melamarku. Tapi jika kamu bisa pulang sebelum itu dan langsung melamarku, aku dan Abah akan menerimamu. Pesan ini tidak usah kamu balas. Akrena aku tidak ingin balasan apa-apa. Aku hanya ingin kamu pulang secepatnya. Terima kasih.)(Aku cinta kamu, Mas.)Dua pesan dari Aiysah seketika langsung kubaca, dan seketika itu pula hatiku menjadi gulana.Tiga minggu lagi adalah waktu yang aku unya untuk menentukan segalanya.“Mas? Ada apa?” Dewik tiba-tiba berdiri di belakangku.“Oh, nggak ada apa-apa, kok.” Segera kusimpan ponsel ke dalam saku celana.“Yakin nggak ada apa-apa?”“Eee, i-iya. Nggak ada apa-apa. Mmm, oh ya, barusan aku lupa naurh sapu dimana, ya?” kataku spontan bermaksud basa-basi.“Sapu?”“Iya, Wik. Sapu. Duh, kok lupa ya aku.&rd
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-14
Baca selengkapnya

GOYANG FM

Mendengar ancaman Inces kami langsung syok! Dewik yang tadinya cemberut segera mendekatiku, memelukku, lalu mengusap-usap lengan tanganku.“Hehehee, enggak, kok. Kita nggak  lagi ada masalah apa-apa. Ya, kan, Mas?”“I-iya, Inces. Hubungan kita baik-baik saja.”Aku dan Dewik cengar-cengir mirip kerbau di sawah. Inces tersenyum melihat kami yang udah baikan.“Good. Jadi sekarang, ayo kita latihan lagu baru yang dibuat Kang Bambang.“Shaapp!!”“Serta, jangan lupa nanti malam kita ada jatah ngisi di radio Goyang FM.”“Shaap, Inces!!” serempak kami bersemangat. **** “Yo, yo, yo, selamat malam buat semua pendengar setia, Sobat Radio Goyang FM di manapun kalian berada. Dan seperti biasa, hari Rabu Malam di studi kita kedatangan bintang tamu spesial buat kalian semua! Kita sambut sama-sama, inilah dia, Tak Usah Kau Risau Rump
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-14
Baca selengkapnya

KEJUTAN

Seketika semua orang di studio terkejut, sebab kami sedang digrebek oleh penyanyi dangdut top papan atas, Mbak Inul Daratista!“Hai, selamat malam semuanya!” Mbak Inul tersenyum dan melambaikan tangan, kepalanya miring sedikit ke kiri serta dia menatap Dewik.Dewik membelalak. Mulutnya menganga. Dia langsung hambur menghampiri penyanyi idolanya tersebut untuk  memeluknya dengan erat.“Mbak Inul, Ya Allah... huhuhuu...”Air mata keluar dengan deras dari kedua mata betina itu. Ada rasa haru yang mendalam saat pada akhirnya penyanyi yang selama ini dambakan menyambanginya dengan suprise.Rupanya Mbak Inul tak datang sendirian. Dia juga membawa wartawan dari salah satu televisi swasta nasional. Moncong kamera segera menangkap momentum mengharukan ini dengan headline: Dua Orang Penyanyi Dangdut Top Nasional Bertemu di Radio Goyang FM.Si Penyiar radio segera mempersilakan Mbak Inul duduk dan ikut On Air.&ldquo
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-15
Baca selengkapnya

SEBUAH KEPUTUSAN

“Kenapa, Mas?” Dewik menarik-narik tanganku. “Ini merupakan kesempatan terbaik yang pernah kita punya selama berkarir di Ibu Kota! Ini konser besar! Semua mata akan menatap kita! Jika sampai menolaknya, aku nggak tahu lagi sama jalan pikiranmu, Mas!”“Heh! Cukir? Waras nggak kamu itu?” Kang Bambang ikut menimpali. “Kemarin rasanya kamu masih bersemangat, tapi kenapa sekarang jadi kayak lembek begitu? Kamu sakit, ya? Atau kamu udah merasa kaya raya ya sekarang? Kenapa jadi berubah kayak gitu?”“Aduduuh, Eike pusing deh. Nggak tau lagi sama jalan pikiranmu!”Tapi, bagaimanapun ucapan mereka, aku tetap menggeleng kepala, dan masih kukuh dengan keputusanku.“Aku punya alasan tersendiri untuk menolaknya,” ucapku datar saja.“Oh, begitu, ya? Nggak apa-apa kok.” Mbak Inul menyodorkan kertas tersebut kepada Inces. “Sekarang Inces simpen aja dulu kertas kotraknya. Siap
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status