"Jangan, Rodas! Kamu masih terluka!" teriak Alisya cemas. Meski sekarang Alisya seorang diri, tetapi sebenarnya dia bersama Dafandra. Pangeran kedua pasti tidak akan membiarkan hal buruk menimpa Alisya. Sedangkan Rodas, dia hanya seorang buruh miskin yang tidak mempunyai penyokong. Jika terjadi sesuatu padanya, tidak akan ada orang yang peduli. "Tidak apa-apa nona, baik Anda atau ibuku. Tidak layak untuk mendapatkan perlakuan buruk dari siapa pun," tegas Rodas seraya bersiap dengan posisi kuda-kudanya. "Jangan banyak bicara! Habisi dia!" teriak Daryan lantang. Kedua pengawal Daryan segera menyerbu Rodas. Dengan lihai Rodas menghindari serangan kedua pedang yang terus memburunya. Melompat, berguling, meliuk, menyikut, mencengkeram, menghantam, menendang, dan merobohkan kedua lawan. Ketika dihadapkan pada pertarungan, Rodas terlihat seperti seorang pendekar ketimbang buruh rendahan. Alisya terpaku melihat pemandangan itu. Sebuah pertarungan yang indah. Napas pemuda itu terengah-e
Read more