Home / Romansa / The Unwanted Bride (Indonesia) / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of The Unwanted Bride (Indonesia): Chapter 21 - Chapter 30

53 Chapters

Chapter 21(kembali ternoda)

Setelah pelepasan pertamanya, lima menit kemudian dirinya sudah kembali meminta pelepasan. Dewa sadar ada yang tidak beres dengan libidonya yang begitu tidak terkontrol ini. Pasti ada sesuatu hal lain yang memicunya. Dalam keadaan terengah-engah menahan nafsu Dewa langsung berlari ke kamar mandi. Dia menghidupkan shower dan berdiri di bawahnya. Dia berusaha mati-matian berdiri di bawah guyuran air dingin demi menurunkan sedikit gairahnya. Samar-samar dia teringat bahwa sebelum reaksi ini terjadi, dia sempat meminum tequila yang ditinggalkannya sejenak ke toilet. Dia juga teringat reaksi kebingungan Celine saat dia akan meninggalkan Club. Fixed, ini semua pasti ulah Celine yang mencampur obat perangsang ke dalam tequilanya. Perempuan satu itu memang gila! Dewa terus menerus membasahi sekujur tubuhnya dengan air dingin. Ia berdiri dibawah curahan shower yang terus mengalir deras demi untuk mendinginkan rasa panas dan gairahnya yang menggila. Dia kh
Read more

Chapter 22(kesalahpahaman demi kesalahpahaman)

Ory memoles wajah cantiknya dengan kosmetik tipis-tipis. Mengoleskan sedikit liptint dan sapuan lembut blush on, serta sedikit highlighter di puncak hidungnya. Dikenakannya kaus putih tanpa lengan dengan jumpsuit berbahan jeans. Rambut indahnya dicepol tinggi ke atas ala-ala artis korea. Hari ini dia akan berbelanja beberapa alat-alat tulis untuk keperluan kuliah sekaligus juga membeli alat-alat lukis baru. Berhubung dia baru gajian, dia ingin sedikit royal khusus untuk hari ini saja. Dia memang memiliki warisan banyak dari almarhum ayahnya, tetapi Ory belum ingin menggunakannya. Entahlah kalau beberapa waktu ke depan. Nasib seseorang tidak ada yang tahu bukan? Biarlah untuk saat ini pengacara ayahnya yang mengurus segala sesuatunya.Dengan melompat-lompat kecil, Ory menuruni tangga kayu jati dari kamarnya menuju ruang tamu. Dia sudah janjian akan bertemu dengan Intan langsung di mall saja. Dari rumah Ory bermak
Read more

Chapter 23(cumbu rayu)

Ory begitu gelisah setelah menerima telepon dari Dewa. Ory merasa nada suara suaminya itu sudah naik beberapa oktaf dari biasanya. Saat ini ia tengah makan bersama dengan Ibell dan daddynya. Ia sudah berusaha menolak tadinya. Hanya saja Ibell terus memaksa, dan ia jadi tidak tega karenanya.Karena terus memikirkan Dewa, tanpa sadar sedari tadi Ory diam sembari memutar-mutar spaghettinya. Intan sudah pulang duluan karena ada keperluan mendadak katanya. Setelah tahu bahwa Dewa akan menyusul Ory ke mall, Intan segera mengiyakan saat temannya menelepon ingin menjemputnya. Ory merasa ada yang salah dengan Intan akhir-akhir ini. Ia banyak diam dan sering kedapatan sedang melamun. Yang lebih anehnya lagi, kadang ia juga tersenyum-senyum sendiri di depan ponsel atau langsung menjauh saat menerima panggilan telepon."Mommy, suapin Ibell dong. Kayak anak perempuan yang meja sebelah itu Mom, disuapin ibunya." Ibell
Read more

Chapter 24(bingung)

Malam ini Ory terpaksa masuk ke club elit ibukota tanpa minta izin terlebih dahulu kepada Dewa. Mau bagaimana lagi, Intan yang sedang galau segalau-galaunya, meminta Ory untuk menemaninya. Intan mendapat info kalau Bayu sedang bersenang-senang di sini. Rupanya tanpa diketahuinya maupun Bima, Intan telah menjalin hubungan serius dengan Bayu.Baru saja masuk ke dalam club, jantung Ory seperti mau lepas akibat kencangnya suara musik. Memang susah kalau punya jiwa udik seperti dirinya. Karena saat orang bersenang-senang di sini, ia malah sesak nafas rasanya."Itu dia Mas Bayu, Ry. Ternyata memang sifat buayanya bener-bener telah mendarah daging. Tidak bisa berubah! Kebanyakan dijejelin janji nih gue sama itu kadal buntung!" Amuk Intan emosi.Ory hanya bisa menghela nafas, kala melihat Bayu sedang berbincang akrab dengan seorang seorang perempuan dan beberapa teman laki-lakinya. Intan merangsek maju. Ory juga
Read more

Chapter 25(hari baru)

Ory meremas-remas kedua tangannya dengan gelisah. Nada suara Dewa saat di telepon tadi sudah menyerupai macan yang mengaum. Ory teringat pada saat peristiwa Dewa menjemput paksa dirinya di mall saat bersama Raven dan Ibell dulu. Walau dengan tangan berdarah-darah penuh luka, Dewa masih sanggup menggeretnya sepanjang jalan dan berakhir dengan percintaan panas mereka berdua. Dan Dewa melakukannya dengan tangan penuh luka yang seperti tidak dirasakannya. Bagaimana dengan kemarahannya kali ini? Ory ngeri sendiri membayangkannya.Decit suara ban mobil yang direm mendadak, membuyarkan lamunan Ory. Rendra dan Dewa turun dengan langkah-langkah lebar dan tergesa. Mati aku kali ini! Batin Ory. Dewa menatap Ory sekilas tapi menyeluruh. Ia kemudian menghampiri Elang yang sedari tadi sudah menatap lekat-lekat dua pria dewasa di depannya."Benar mereka berdua ini suami dan kakak kamu, Dek? Sepertinya mereka terlalu tua untuk menjadi suami dan k
Read more

Chapter 26( OSPEK)

Inhale exhale. Ory berulang-ulang kali menarik nafas dan membuang nafas, sebelum bergabung dengan Intan di barisan nomor empat. Dia meringis sendiri melihat betapa straightnya wajah-wajah para seniornya di kampus ini. Ory sengaja berbaris di barisan paling belakang. Ia menghindari pemandangan tidak enak dari wajah-wajah para senior yang sepertinya begitu bersemangat untuk balas dendam dengan para juniornya ini. Dulu saat mereka masih menjadi MABA, pastinya mereka juga dikerjain habis-habisan oleh para seniornya. Mungkin saat ini mereka membuat OSPEK ini menjadi semacam ajang balas dendam atas penderitaan mereka terdahulu."Eh kamu yang berdiri di barisan keempat paling belakang, silahkan maju kedepan!" Ory yang sedang bengong karena bosan mendengar ceramah sari salah satu seniornya ini, kaget saat Intan mendorongnya ke depan."Apaan sih lo, Ntan dorong-dorong gue!" Ory menepis tangan Intan yang mendorong
Read more

Chapter 27(pingsan)

Ory melenguh pelan saat merasakan kepalnya berputar-putar bagai kitiran. Suara cuitan burung-burung kecil bergema di sekeliling kepalanya. Mata bulatnya perlahan-lahan terbuka. Ia disambut dengan pemandangan serba putih di ruangan kesehatan kampusnya. Memorinya membentuk kepingan puzzle yang perlahan-lahan menyatu satu demi satu. Ia ingat kalau ia mendadak pusing saat sedang menjalani hukumannya."Kamu sudah sadar? Ayo minum dulu teh manis ini, untuk memulihkan tenagamu." Ory merasa punggungnya disanggah oleh satu lengan kuat, dan satu lengan lagi memegang gelas yang berisi teh manis hangat. Lengan kuat itu meminumkan teh manis dengan lembut pada Ory."Kamu ini, sudah tahu sedang mengikuti OSPEK, malah datang ke sini dengan perut kosong. Bagaimana kamu tidak pingsan coba? Suhu tubuh kamu juga panas sekali."Dia si ketua BEM yang kalau tidak salah bernama Arkan, memegang lembut kening dan leher Ory dengan punggung tangannya
Read more

Chapter 28(cinta segitiga)

Ory mengikat tali sepatunya yang terlepas, akibat terinjak kaki sesama MABA yang berlarian. Mereka semua berhamburan dari barisan, saat mendengar seruan istirahat dari para senior mereka. Ternyata perut lapar dan kelelahan bisa memperlihatkan sifat asli seseorang. Misalnya saja, Ayu dan Kartika. MABA yang sifatnya terkenal santun dan lemah lembut pun bisa berubah beringas. Mereka berdua menerobos barisan demi mendapatkan tempat duduk dan sepiring nasi goreng di kantin. Tika bahkan sanggup mendorong tubuh Victor yang tinggi besar, saat dirasanya menghalangi jalannya menuju kantin. Saat-saat istirahat begini, mengisi perut di kantin memang membutuhkan perjuangan.Ory meringis saat merasa perutnya perih karena lapar. Tadi pagi dia memang membawa bekal dari rumah. Tapi bekalnya malah ketinggalan dan dibawa pulang lagi oleh Mang Jaja. Ory yang merasa kasihan kalau si mamang harus balik lagi hanya kotak bekalnya, menjadi tidak tega. Akhirnya Ory mengatakan pada
Read more

Chapter 29(fitnah keji)

Ory yang baru saja tiba di gerbang rumah, heran melihat ada dua mobil mewah yang terparkir di sana. Yang berwarna hitam sih dia tau itu milik Dewa. Sedangkan yang putih dia masih asing melihatnya. Mungkin relasi atau salah satu family Dewa yang sedang berkunjung."Hiks... hiks... saya tidak bohong Ma. Saya memang sedang hamil anak Mas Dewa. Mungkin Dewa tidak mengingatnya karena saat kami melakukannya kami berdua sedang dalam keadaan mabuk berat. hiks... hikss..."Brukkk! Ory yang tiba di ruang tamu menjatuhkan tas ranselnya. kaget mendengar pengakuan Celine soal kehamilannya dengan Dewa. Ory tahu bahwa jauh di lubuk hatinya, Dewa masih amat sangat mencintai Celine. Walaupun bila bertemu muka di tempat umum Dewa selalu bersikap wajar. Tapi Ory tahu, Dewa kadang menatap Celine diam-diam tanpa yang ditatap merasakan. Tapi Ory tidak menduga kalau hu
Read more

Chapter 30(hilang!)

Ory menghempaskan pinggulnya ke rerumputan di samping tenda. Pengumuman istirahat telah dikumandangkan oleh salah seorang seniornya. Sedari pukul tujuh pagi sampai saat menjelang sore ini, barulah perintah istirahat diturunkan. Adam dan Lando langsung tergeletak di rerumputan. Mereka berdua kelelahan setelah memasang tenda-tenda untuk para MABA di malam perpisahan.Saat ini mereka ada di hutan yang sudah menjadi lokasi tradisi, dari tahun ke tahun oleh kampus. Mereka akan mengadakan malam terakhir OSPEK. Setelah ini biasanya akan diadakan acara-acara yang bertujuan untuk bergembira ria, sekaligus memupuk kekompakan antara para junior dan senior. Malam ini adalah malam kebersamaan untuk memutuskan segala perpeloncoan dan kesenjangan antara para senior dan MABAnya.Sedari tadi Ory sudah merasakan euphoria kegembiraan di mana-mana. Tidak ada lagi intimidasi dan acara bentak membentak lagi dari para senior. Ory bahkan bisa melihat par
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status