Ory mengikat tali sepatunya yang terlepas, akibat terinjak kaki sesama MABA yang berlarian. Mereka semua berhamburan dari barisan, saat mendengar seruan istirahat dari para senior mereka. Ternyata perut lapar dan kelelahan bisa memperlihatkan sifat asli seseorang. Misalnya saja, Ayu dan Kartika. MABA yang sifatnya terkenal santun dan lemah lembut pun bisa berubah beringas. Mereka berdua menerobos barisan demi mendapatkan tempat duduk dan sepiring nasi goreng di kantin. Tika bahkan sanggup mendorong tubuh Victor yang tinggi besar, saat dirasanya menghalangi jalannya menuju kantin. Saat-saat istirahat begini, mengisi perut di kantin memang membutuhkan perjuangan.
Ory meringis saat merasa perutnya perih karena lapar. Tadi pagi dia memang membawa bekal dari rumah. Tapi bekalnya malah ketinggalan dan dibawa pulang lagi oleh Mang Jaja. Ory yang merasa kasihan kalau si mamang harus balik lagi hanya kotak bekalnya, menjadi tidak tega. Akhirnya Ory mengatakan pada
Ory yang baru saja tiba di gerbang rumah, heran melihat ada dua mobil mewah yang terparkir di sana. Yang berwarna hitam sih dia tau itu milik Dewa. Sedangkan yang putih dia masih asing melihatnya. Mungkin relasi atau salah satu family Dewa yang sedang berkunjung."Hiks... hiks... saya tidak bohong Ma. Saya memang sedang hamil anak Mas Dewa. Mungkin Dewa tidak mengingatnya karena saat kami melakukannya kami berdua sedang dalam keadaan mabuk berat. hiks... hikss..."Brukkk!Ory yang tiba di ruang tamu menjatuhkan tas ranselnya. kaget mendengar pengakuan Celine soal kehamilannya dengan Dewa. Ory tahu bahwa jauh di lubuk hatinya, Dewa masih amat sangat mencintai Celine. Walaupun bila bertemu muka di tempat umum Dewa selalu bersikap wajar. Tapi Ory tahu, Dewa kadang menatap Celine diam-diam tanpa yang ditatap merasakan. Tapi Ory tidak menduga kalau hu
Ory menghempaskan pinggulnya ke rerumputan di samping tenda. Pengumuman istirahat telah dikumandangkan oleh salah seorang seniornya. Sedari pukul tujuh pagi sampai saat menjelang sore ini, barulah perintah istirahat diturunkan. Adam dan Lando langsung tergeletak di rerumputan. Mereka berdua kelelahan setelah memasang tenda-tenda untuk para MABA di malam perpisahan.Saat ini mereka ada di hutan yang sudah menjadi lokasi tradisi, dari tahun ke tahun oleh kampus. Mereka akan mengadakan malam terakhir OSPEK. Setelah ini biasanya akan diadakan acara-acara yang bertujuan untuk bergembira ria, sekaligus memupuk kekompakan antara para junior dan senior. Malam ini adalah malam kebersamaan untuk memutuskan segala perpeloncoan dan kesenjangan antara para senior dan MABAnya.Sedari tadi Ory sudah merasakan euphoria kegembiraan di mana-mana. Tidak ada lagi intimidasi dan acara bentak membentak lagi dari para senior. Ory bahkan bisa melihat par
Baru saja Arkan berjalan sekitar lima meter, tubuhnya mendadak berputar dan berbalik arah kembali menuju base camp. Saat sedang panik luar biasa seperti ini, nalarnya juga ikutan mandek dan tidak berkembang sama sekali. Dia merasa sangat bodoh saat tadi tidak bertanya siapa orang yang bertemu terakhir kalinya dengan Ory. Karena itu sebenarnya adalah petunjuk untuk mulai mencari tahu tentang keberadaan Ory sekarang."Lo ngapain balik lagi ke base camp, Kan? Bukannya lebih cepat kita mencari Ory maka lebih baik untuk keselamatan jiwanya?"Akbar menahan langkah Arkan yang bergerak cepat menuju base camp."Lebih baik kita tanyain dulu siapa yang terakhir kali melihat Ory. Itu bisa menjadi petunjuk kita agar lebih cepat menemukan Ory."Dan akhirnya semua team ikut berbalik ke base camp. Gina dan Luna yang sebenarnya sudah sangat gelisah sedari tadi, makin pucat saat melihat seluruh team kembali ke base camp. Di
Hujan deras yang disertai petir yang menggelegar, semakin membuat resah para senior-senior kampus. Mereka semua bertanggung jawab atas acara malam perpisahan ini. Bila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, entah bagaimana pertanggungjawaban mereka pada para petinggi kampus. Khususnya Pada Radja. Bukan menjadi rahasia lagi kalau pemilik sekaligus dosen di UPH itu memiliki kedekatan khusus dengan MABA yang hilang ini. Gina dan Luna harap-harap cemas, menunggu kepulangan Arkan dan team yang sedang mencari Ory. Penyesalan memang selalu datang terlambat.Sementara itu Intan yang sudah ketakutan sedari tadi, akhirnya mengambil keputusan untuk melaporkan kejadian ini pada Dewa. Dia tidak mau mengambil resiko diamuk kembali oleh suami gila sahabatnya itu. Karena sehari sebelumnya Dewa secara langsung menghubunginya dan mengatakan agar Intan melaporkan apapun kegiatan Ory dan ikut menjaganya. Karena kesehatan Ory belumlah pulih sepenuhnya.Bar
Dan akhirnya dua orang yang sama-sama sedang badmood itu pun, saling serang demi memuaskan ego kelelakian mereka."Laki-laki dan egonya, sepaket banget. Kakak berdua tolong angkatin Ory ke dalam bisa nggak? Biar saya saja yang gantiin bajunya. Biarin aja tuh ayam jantan berdua melampiaskan ego masing-masing sampe puas. Palingan kita-kita juga ntar yang bakalin ngobatin luka-lukanya."Intan terpaksa meminta Raga dan Satria untuk menggendong Ory. Berhubung kedua pahlawannya sedang sibuk berolah ilmu kanuragan dan bertanding ajian serat jiwa."Masih mending kalo cuma luka-luka doang. Kalo ada yang mati gimana? Lo nggak tau sih seperti apa gilanya si Arkan kalo udah kesenggol egonya. Belum lagi moodnya naik turun mulu kayak signal provider akhir-akhir ini. Better gue pisahin dulu deh tuh macan bedua, daripada kita ntar malah sibuk ngelayat abis ini."
Gina, Luna, Celine, Arkan, Raga dan Satria duduk di barisan sebelah kiri, dalam ruang sidang yang dibuat oleh Radja. Sedangkan Intan, Cindy, Adam, Vina dan Orlando di sisi sebelah kanan. Di depan mereka berdiri Radja, Dewa dan Rendra yang menatap tajam dua kelompok mahasiswa yang sedang bermasalah di kampus. Radja ingin mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya dari dua kubu ini secara adil dan tidak berat sebelah. Oleh karenanya ia meminta mereka semua untuk berkumpul dan mendengarkan cerita mereka dalam semua versi."Baiklah karena kita semua sudah berkumpul, saya akan memulai dari Gina dan Luna terlebih dahulu. Apa yang sebenarnya terjadi dibalik hilangnya Ory yang berstatus sebagai MABA di sini? Dan ingat, saya tidak mentolerir adanya kebohongan di sini. Kalau ketahuan ada yang berbohong, sanksinya akan saya keluarkan dari kampus, atau akan saya laporkan kepada pihak yang berwajib jikalau perlu. Hukuman wajib untuk memberikan efek je
Wajah lelah Dewa adalah orang pertama yang dilihat Ory, saat ia pertama sekali membuka mata. Dewa tertidur dalam posisi duduk sembari menumpangkan kepalanya di sisi brankar. Ory memperhatikan lekat-lekat wajah tampan Dewa yang masih tertidur karena kelelahan. Ory tahu dibalik pedasnya setiap suku kata yang dilontarkan Dewa, sebenarnya itu karena ia sangat mengkhawatirkan keadaannya. Begitu juga sikap possesivenya. Semua ia lakukan demi kebaikannya.Ternyata kalau dalam keadaan tertidur pulas begini, tidak terlihat tuh wajah dingin dan sadisnya. Dan kalau benar-benar diperhatikan dengan seksama semakin lama dipandang, ternyata wajah suami sangarnya ini ehm ganteng juga. Eh mikir apa sih aku ini? Batin Ory."Kamu baru sadar kalau ternyata wajah suamimu ini selain keren luar biasa juga ngangenin senantiasa bukan?"Tiba-
Hari pertama masuk kerja setelah seminggu cuti itu rasanya sesuatu sekali. Ya sesuatu karena tumpukan arsip yang segunung, email yang tidak ada habis-habisnya. Belum lagi harus memilah-milah dokumen yang harus di photo copy, menjadwal ulang pertemuan dengan client-client bahkan sampai mengurusi makan siang Bima. Tapi untuk urusan yang satu ini Ory harus main kucing-kucingan dengan Dewa. Bisa ngamuk dia kalau tahu bahwa Bima masih saja suka membudakinya dengan hal remeh temeh yang harusnya bukan menjadi job desknya."Mau sampai jam berapa baru kamu memberi Abang makan, Ry? Mau nunggu sampai Abang pingsan dulu, begitu?" Bima tiba-tiba muncul di kubikelnya sembari mengetuk-ngetukkan jarinya di meja.Ory refleks melirik pergelangan tangannya. Jam satu lewat tiga puluh menit. Mampus! Saking repotnya dia sampai lupa menyiapkan makan siang untuk boss besarnya ini."Duh maaf ya, Bang. Ory sampai lupa karena banya
"Bar, kamu kapan sih menikah Nak? Mama sudah kepengen sekali menggendong cucu dari kamu. Michellia aja anaknya sudah mau dua. Masa kamu kalah sama adikmu, Bar? Umur kamu juga udah tiga puluh tahun, lho. Mama kadang heran, papamu itu dulu, pacarnya di setiap sudut kota ada. Di setiap tikungan rumah juga ada. Lah kamu, umur segini juga pacarannya cuma satu kali. Perempuan di dunia ini tidak semuanya sama seperti Diandra, Bar. Nggak semua nya materialiatis. Atau kamu mama jodohin mau?" Ory yang sudah putus asa ketika melihat anak sulungnya masih betah melajang diusianya yang ke tiga puluh, mulai berpikir untuk menjodohkan anaknya dengan salah satu anak dari sahabat-sahabatnya. Akbar yang hanya pernah pacaran sekali saja dengan Diandra Sasmita, teman sekampusnya selama tiga tahun. Dan ternyata pada tahun ketiga itulah, Diandra tiba-tiba meminta putus dari Akbar, dan menikah dengan seorang duda seusia ayahnya karena faktor harta. Semenjak itu Akbar merasa kalau wanita itu
Dewa akui dia bukanlah orang yang baik-baik amat. Dosanya masih bleberan ke mana-mana. Ibadah pun sekedarnya saja. Dalam doa rasa-rasanya dia tidak pernah meminta apa-apa. Tapi saat ini, untuk pertama kalinya, dia sungguh-sungguh berdoa kepada yang Maha Kuasa, untuk keselamatan istri dan anaknya. Untuk pertama kalinya juga, dia bisa merasakan bagaimana seseorang bisa mencintai orang lain, melebihi cintanya pada diri sendiri.Dewa mulai membaca ayat kursi satu kali, surat al-A'raf ayat 54 dan surat Al-Falaq satu kali. Tidak lama kemudian Ory pun sampai pada bukaan terakhir dan mulai mengejan."Ahhhhhh! Ya Allah!" Ory mulai mengejan sekuat tenaga. Rasa sakitnya bahkan sampai membuatnya tidak malu lagi untuk menjerit sekuat-kuatnya."Ayo mulai lagi, tarik napas, mulai!" Dokter Ajeng memberi aba-aba." Ya Allah, sakit ya Allah!" Di tengah perjuangannya melahirkan anaknya ini, tiba-tiba Ory terbayang i
Ory mengaduh kesakitan saat hendak meraih remote tv di kamarnya. Sebenarnya dari dini hari tadi, perutnya terus saja berkontraksi. Tetapi Ory tidak menganggapnya serius, karena dokter kandungannya mengatakan kemungkinan besar ia baru akan melahirkan satu minggu lagi. Ory mengira rasa mulas di perutnya itu adalah akibat dari memakan rujak yang pedas semalam."Auchh... sshhh..."Namun semakin lama, kontraksi mulasnya makin konstan ritmenya. Ory merasa dia mulai berkeringat dingin. Saat ini tidak ada seorang pun di rumah, karena kedua mertuanya tengah menjenguk eyang Dewa yang sedang sakit. Pembantu rumah tangga dan Mang Jaja, supirnya, tengah berbelanja kebutuhan rumah tangga ke supermaket. Dewa pada jam seperti ini tentu saja masih di kantor. Bahkan Satpam di depan rumah pun tadi pagi meminta izin pulang, karena anaknya menjadi korban tabrak lari saat akan berangkat ke sekolah. Dan saat ini sang Satpam tengah mengurus anaknya di rumah sakit
Malam pergantian tahun akan segera berganti dalam hitungan menit. Raven sengaja membuat perayaan old and new dengan seluruh staff karyawan maupun buruh pemetik teh hariannya. Dia ingin semakin mengakrabkan diri antara dirinya sebagai pemilik perkebunan dengan semua pekerjanya yang berasal dari segala lapisan. Suara musik, tawa riuh, berbagai macam makanan dan minuman tumpah ruah dalam kemeriahan pesta. Ory yang akhir-akhir ini begitu mudah lelah karena perut besarnya, menghempaskan pinggulnya di sebuah ayunan yang khusus dibuatkan Raven untuknya. Ada dua ayunan di sana. Satu milik Ibell dan satu lagi miliknya. Tiba -tiba Ory melihat satu bayangan gelap tampak di belakangnya. Ory kaget dan menoleh cepat sambil bersiap-siap lari. Horror juga malam-malam di tempat sepi begini."Ry....Ory, jangan takut. Ini Mas Ry." Dewa langsung menangkap lengan Ory saat melihat kaki Ory sudah menekuk, siap untuk berl
BUGH! BUGH! KRAKKKK!Suara daging yang saling bertumbukan dan tulang patah, terdengar di seantero ruangan. Ruang tamu yang tadinya rapi sekarang lebih menyerupai kapal pecah. Raven yang sudah babak belur dan berdarah-darah ternyata tidak menyerah begitu saja dihajar oleh Dewa. Mereka berdua saling bergumul dan bergelut dengan amarah menggila."Udah! Udah lo bedua! Udah gue bilang! Pada mau mati lo bedua? Fine, gue sih nggak masalah. Asal lo-lo bedua duelnya jangan di depan mata gue. Gue nggak mau repot jadi saksi kematian lo bedua!" Bima dengan napas terengah-engah, berusaha menahan laju tubuh Dewa yang ingin terus menerjang ke depan.Butuh dua orang satpam ditambah Bayu dan Rendra untuk menahan laju tubuh Dewa, yang hari ini seperti mendapat kekuatan ekstra. Dewa mengamuk seperti orang gila akibat kemarahannya.Sedangkan Bayu dan Rendra juga berusaha sekuat tenaga, menahan tubuh Raven ya
Delapan bulan kemudian.Hingar bingar alunan musik remix terdengar di salah satu club elit ibukota. Para pengunjungnya bergoyang seksi-seks panas bersama. Mereka menghilangkan kepenatan dan kejenuhan setelah seharian bekerja. Di salah satu ruang VVIP, tampak Dewa dan kawan-kawannya tengah duduk santai menikmati serunya suasana. Di saat teman-temannya mengobrol hebohnya, Dewa duduk acuh sembari memainkan ponselnya. Bima yang penasaran mencoba mengintip apa yang sedari tadi dipandangi Dewa di ponselnya sambil tersenyum-senyum sendiri. Bima meringis setelah mengetahui apa objek yang membuat sahabatnya ini tenggelam dalam dunianya sendiri. Ternyata sedari tadi Dewa terus memandangi galeri photo yang kesemuanya adalah wajah close up
Ory baru saja menyelesaikan makan siangnya dibantu oleh Bik Asih, saat pintu ruang rawat inapnya terbuka. Dua orang yang sangat dikenalnya muncul. Ya, sepertinya Dewa datang dengan membawa bukti hidup yang semalam dikatakannya. Dewa berdiri tegak di depannya dengan Celine yang menggelendotinya seperti seekor anak koala."Ory... Mas ma-""Cukup, Mas. Mas tidak perlu melanjutkan kata-kata Mas lagi. Ory sudah mengerti dan menyetujui apapun keinginan Mas sekarang. Ory juga akan menunjuk Pak Firman sebagai kuasa hukum Ory. Jadi kita berdua tidak perlu lagi saling bertemu di persidangan. Besok pagi, Bik Asih akan mengambil barang-barang pribadi Ory dari rumah Mas. Ory akan pastikan semua akan berjalan seperti yang Mas inginkan. Kalau tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, Ory ingin istirahat sekarang. Kalau mau keluar jangan lupa pintunya ditutup lagi ya, Mas. Selamat siang Mbak Celine Mas Dewa."Ory pun segera memaling
Pintu UGD yang terbuka tiba-tiba mengejutkan Dewa dan Rendra. Mereka berdua bergegas menyambut kedatangan dokter yang menunjukkan air muka resah."Bagaimana keadaan istri saya, Dokter? Apakah ada luka dalam serius yang dialaminya? Tadi kepalanya mengeluarkan banyak sekali darah!"Dengan suara terbata-bata Dewa yang cemas luar biasa langsung mendatangi dokter yang menangani istrinya."Pasien kehilangan banyak darah akibat benturan keras di kepala dan tulang bahu yang bergeser. Selebihnya hanya luka-luka luar akibat bergesekan dengan aspal. Saat ini pasien membutuhkan transfusi darah golongan AB yang agak langka. Sementara stok darah golongan AB di rumah sakit ini dan PMI kebetulan juga dalam keadaan kosong. Apakah ada keluarga pasien yang memiliki golongan darah sama yang bisa menjadi pendonor untuk pasien?""Kedua orang tuanya sudah meninggal dan kebetulan pasien ini anak tunggal. Golongan darah kami sekel
"Mas, apa Mas sungguh-sungguh mencintai Ory?" Dewa mengernyitkan keningnya mendengar istrinya menanyakan hal yang sebenarnya tidak perlu untuk dipertanyakan lagi. Bahkan cicak di dinding dan Tobi si ikan arwana yang seumur hidupnya di aquarium pun tahu, kalau ia cinta mati dengan istri ciliknya ini."Pertanyaan macam apa itu Ry? Mulut Mas bahkan sampai pegel terus menerus bilang kalau Mas cinta sama kamu.""Tapi mengapa Mas tidak pernah mengatakannya di depan orang lain? Kenapa Mas selalu menghindar kalau ditanya oleh teman-teman Mas, apakah Mas mencintai Ory? Mas gengsi dan tidak mau mengakui mencintai Ory di depan orang lain dan cuma mau mengatakannya saat berdua dengan Ory? begitu?" Suara Ory mulai bergelombang karena Dewa seolah-olah malu kalau diketah