Sejak masuk keluar ruangan rapat, Cherry tak bisa menyembunyikan senyum senang di wajah cantiknya itu. Dengan deretan gigi kelinci dan pipi tembam bulat gadis itu menambah kadar kecantikannya berkali-kali lipat. Ia tampak senang saat ini, bahkan senyum konyolnya masih berlanjut ketika sampai di ruangan tunangan itu. "Bisakah kau berhenti memandangku seperti itu? Kau terlihat bodoh," ucap Jenaro yang merasa risih karena Cherry terus mengekornya sejak tadi. Bahkan gadis itu tak henti-hentinya memandangi dirinya. Jenaro tahu jika dirinya tampan luar biasa, namun bisakah gadis itu tak menatapnya seperti itu. Bahkan ia harus fokus pada pekerjaannya saat ini. Cherry mengerucutkan bibirnya ketika Jenaro kembali mengatainya lagi. Bagaimana pria ini tampannya bagai dewa, tapi mulutnya pedas seperti samyang? Cherry mendengus, ia bukan tipe penyabar. Namun jika itu Jenaro, bisa dibicarakan baik-baik, sih. "Bagaimana menurutmu, Jey?" ujar Cherry sembari mencondongkan tubuhnya yang saat ini t
Terakhir Diperbarui : 2021-12-31 Baca selengkapnya