Semua Bab 200 Hari Menjerat Pebinor: Bab 11 - Bab 20

38 Bab

11. Tugas Negara

"Kau mau kemana, sayang?" tanya seorang wanita paruh baya yang kini terlihat tengah mengupas apel bersantai di depan ruang TV rumah bak istana itu. Matanya menangkap putri kesayangannya tampak begitu rapi malam ini sembari membawa sebuah paper bag di tangannya dan tampak terburu-buru menuruni tangga dari arah kamarnya. Cherry yang kini memakai blazer berwarna cream dipadukan dengan short jeans serta sneakers berwarna putih membuatnya tampak manis. Rambut cokelat terangnya ia biarkan tergerai begitu saja. "Aku akan ke rumah tante Alice malam ini, Ma. Zayn ulang tahun dan seperti biasa," ucapnya sembari mengangkat paper bag yang ia bawa. "Pria sibuk itu selalu membuatku repot setiap tahun," ucap Cherry kembali dengan tampang yang dibuat kesal. Wanita paruh baya itu tampak terkekeh geli melihat raut kesal anak gadisnya semata wayang itu. "Dan besok kau akan menerima kiriman tas atau heels mewah lagi dari padamu itu bukan?" Cherry menggulingkan bibirnya malu."Pria itu terlalu pandai
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-24
Baca selengkapnya

12. Wanita Penggoda

‘Bajingan! Kalian benar-benar ingin mengibarkan bendera perang denganku!’ Geram Cherry seraya melangkahkan kakinya menuju sebuah kamar yang ia yakini sebagai kamar dari tante Alice. Tak perlu buta arah, bahkan Cherry terlalu paham dengan tata ruang rumah ini.Cherry menghela nafasnya sejenak sebelum memegang knop pintu. Mencoba bersikap tenang meskipun pikirannya berkecamuk kemana-mana.Wanita muda itu berdecih ketika mendapati pemandangan apa yang terpampang nyata dihadapannya. Bertepatan dengan pintu terbuka lebar, bertepatan dengan itulah kedua orang yang begitu hanyut dalam ciuman panas pun mulai melepaskan diri masing-masing."C-Cherry?" pekik Alice saat ia melihat keponakan sekaligus saingan beratnya itu tengah berada di depan kamar sembari menatap jijik ke arahnya. "Oh, apa aku menganggu waktu panas kalian?" Tanya Cherry sembari melipatkan kedua tangannya di depan dada. Bersandar pada daun pintu, wanita itu terlihat tenang. Namun dapat dilihat dengan jelas jika matanya mengkila
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-04
Baca selengkapnya

13. Tak Ingin Menyerah

"Sudah cukup, kau bisa tumbang jika tak berhenti minum!" seru seorang pria tampan yang kini tampak merasa heran melihat sahabat wanitanya itu tak bisa berhenti menuangkan wine ke dalam gelasnya.Cherry menggelengkan kepalanya, lalu mencoba meraih botol wine yang dirampas begitu saja oleh Jack. "Tidak! Aku masih belum puas, berikan padaku Jack!" seru Cherry yang sedikit terhuyung karena wanita memang sudah setengah mabuk. Jika Jack tidak cekatan menangkapnya mungkin Cherry sudah berakhir memalukan di lantai kelab. Jack benar-benar kebingungan melihat sahabatnya itu seperti ini. Biasanya Cherry hanya akan mabuk ketika dirinya sedang dalam kondisi hati yang sangat buruk. "Katakan padaku apa yang membuatmu hingga seperti ini, Cherry Naomi?" ujar Jack setelah membantu Cherry duduk dengan benar kembali. Gadis cantik itu tampak terkekeh kecil. Matanya sudah terasa cukup berat untuk terbuka, kepalanya juga mulai berdenyut nyeri karena 2 botol wine yang ia teguk malam ini. "Hanya masalah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-21
Baca selengkapnya

14. Biar Aku Saja Yang Menggantikanmu

Sesuai apa yang pria berahang tegas itu katakan, jika dirinya yang akan mengembalikan mobil milik tunangannya itu sendiri. Terbukti saat ini ia sudah berada di halaman mansion mewah yang sudah cukup lama tak Jenaro kunjungi itu. Setelah Jenaro turun ia sudah disambut oleh seorang pelayan. "Di mana Cherry Naomi?" ujar Jenaro tanpa berbasa-basi setelah pelayan itu menunduk hormat padanya. "Nona Cherry ada di kamarnya, Tuan. Nona baru saja datang bersama Tuan Jack," ujar pelayan itu yang entah kenapa membuat Jenaro mengurungkan niatnya menghubungi Jemian untuk menjemputnya. Pria itu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana kainnya. “Apa sejak semalam dia tidak pulang?” ujar Jenaro tiba-tiba saja. Enah mengapa pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir tipisnya yang memiliki tahi lalat di bawah bibir merah mudanya itu. Pelayan itu pun menggelengkan kepalanya.“Tidak, Tuan. Nona baru saja pulang beberapa saat yang lalu sejak semalam.” Mendengar jawaban itu entah mengapa d
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-26
Baca selengkapnya

15. Dan Aku Tunanganmu, Cherry!

Cherry sangat terkejut dengan kedatangan Jenaro yang begitu tiba-tiba itu baginya. Wanita itu meneguk salivanya susah payah. Sejak kapan pria itu sudah ada di sana dan mengawasinya? Apakah ia mendengar semua pembicaraannya bersama Valerie yang begitu banyak mengumpati pria itu? Tapi memang pria macam Jenaro cocok untuk diumpati, sih.Namun bukan hanya itu yang menjadi rasa penasaran Cherry. Tapi bagaimana Jenaro bisa mengetahui kamarnya ada di lantai berapa. "Bagaimana kau bisa tahu di mana letak kamarku?" ujar Cherry dengan waut wajah yang terkesan datar. Tak seperti Cherry biasanya yang langsung memberikan senyum manisnya pada Jenaro di saat mereka tengah bertemu.Wanita itu mencoba membatasi dirinya saat ini, meskipun tak bisa dipungkiri betapa senangnya wanita itu ketika pria yang dikaguminya itu berkunjung ke kamarnya. Dan ini adalah pertama kalinya. Jenaro tampak menarik sudut bibirnya."Apa itu penting saat ini?" "Tentu saja, kau harus izin dulu padaku." Balas Cherry dengan c
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-28
Baca selengkapnya

16. Masih Sepuluh Persen

Hari sudah cukup larut, namun tampaknya Cherry Naomi belum bisa terlelap dengan benar malam ini. Bagaimana bisa ia bisa tertidur lelap jika saat ini jantung tak henti-hentinya berdebar keras karena ulah seseorang yang kini tengah mendekapnya dengan erat. Pria itu, si beruang kutubnya tengah memeluknya saat ini. Meminjam pakaian rumahan milik sang calon mertua, Jenaro benar-benar membuktikan ucapannya dengan menginap di rumah tunangannya itu bahkan tidur di kamar wanita yang kerap kali membuatnya kesal itu. Mereka benar-benar tidur bersama dalam artian saling memejamkan mata, bukan tidur dengan berbagi peluh dan menghabiskan malam panas bersama. Jenaro tampak tenang memejamkan matanya, berbeda dengan Cherry yang sedari tadi tampak gelisah dalam dekapan pria itu. Cherry sama sekali tak membayangkan malam yang seperti ini akan hadir dalam hidupnya. Mengingat bagaimana sensitifnya pria itu saat bertemu dengannya. "Jey?" ucap Cherry berujar lirih. Sedikit mengigit bibir bawahnya sedikit
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-30
Baca selengkapnya

17. Jangan Kesal Lagi

“Bangunlah pemalas!” ujar seorang pria yang kini sudah terlihat rapi dengan balutan jas mahalnya. Pria itu tampak menggerang kesal ketika tahu jika nyatanya tunangan ini sangat sulit sekali untuk bangun pagi. Ini sudah ke sepuluh kalinya Jenaro mencoba membangunkan Cherry. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Yang artinya satu jam lagi ia sudah harus berangkat ke kantor. Hari ini ada rapat yang harus di undur karena ulah tunangannya yang tidak hadir kemarin. Akhirnya perjuangan Jenaro membuahkan hasil, wanita itu mulai membuka matanya. “Morning,” sapa seorang wanita dengan cengiran lebarnya. Ia masih tidak menyangka jika paginya akan seindah ini. Pemandangan terindah pertama kali dalam hidup Cherry ketika ia bangun tidur. Oh, apakah Cherry sudah mengakui jika dirinya terjebak dalam pesona Jenaro begitu dalam? Sepertinya memang begitu, mengingat betapa keras kepalanya ia untuk mendapatkan hati kulkas dua pintunya ini. “Berhentilah memasang senyum konyolmu itu, Cherry. Dan cepatlah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-27
Baca selengkapnya

18. Do You Love Him?

Sejak masuk keluar ruangan rapat, Cherry tak bisa menyembunyikan senyum senang di wajah cantiknya itu. Dengan deretan gigi kelinci dan pipi tembam bulat gadis itu menambah kadar kecantikannya berkali-kali lipat. Ia tampak senang saat ini, bahkan senyum konyolnya masih berlanjut ketika sampai di ruangan tunangan itu. "Bisakah kau berhenti memandangku seperti itu? Kau terlihat bodoh," ucap Jenaro yang merasa risih karena Cherry terus mengekornya sejak tadi. Bahkan gadis itu tak henti-hentinya memandangi dirinya. Jenaro tahu jika dirinya tampan luar biasa, namun bisakah gadis itu tak menatapnya seperti itu. Bahkan ia harus fokus pada pekerjaannya saat ini. Cherry mengerucutkan bibirnya ketika Jenaro kembali mengatainya lagi. Bagaimana pria ini tampannya bagai dewa, tapi mulutnya pedas seperti samyang? Cherry mendengus, ia bukan tipe penyabar. Namun jika itu Jenaro, bisa dibicarakan baik-baik, sih. "Bagaimana menurutmu, Jey?" ujar Cherry sembari mencondongkan tubuhnya yang saat ini t
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-31
Baca selengkapnya

19. Pembalap Baru

Cherry Naomi, gadis itu beberapa kali mengeluarkan umpatan ketika lagi-lagi panggilannya tak ada jawaban dari seseorang yang rasanya ingin ia cekik malam ini. Cherry sudah datang sejak 20 menit yang lalu di arena balap, namun ia tak melihat adanya Jemian di sana. Sebenarnya ketika berada di area balap ini Cherry sangat bergantung pada Jemian. Bisa dikatakan jika pria itu adalah teman satu-satunya yang Cherry punya di sini. Cherry adalah tipe orang yang tak suka bergaul dengan banyak orang. Hanya orang-orang yang bisa dipercaya yang bisa dekat dengannya. “Yak! Kau di mana, sialan!” umpat Cherry dengan nada tingginya setelah panggilan kelimanya diangkat oleh seorang pria di seberang sana. “Sweetie, maafkan aku.Aku ingin benar-benar ingin datang. Tapi pria dinginmu itu nyaris membuatku gila malam ini!” pekik Jemian terdengar frustasi di telinga Cherry. Sontak rasa marah Cherry, berganti menjadi heran ketika pria kulkasnya disebut dalam pembicaraan mereka. “Ada apa dengan Jenaro?” “P
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-13
Baca selengkapnya

20. Her Ex Boyfriend

Cherry terkejut bukan main melihat dengan jelas, siapa di balik kemudi yang menantangnya itu. Ia masih sangat tak percaya jika seseorang yang sudah beberapa tahun tak ia temui itu kini berdiri dengan senyum kotaknya ke arahnya. "D-Deon?" ujar Cherry sedikit terbata-bata. Pria dengan rahang tegas dan bahu lebar terlihat kokoh itupun tersenyum lebar. "Long time no see, Sweetheart.” Balasnya dengan senyum mengembang yang tak bisa lepas dari wajah rupawannya. Bahkan kini pria itu hanya menggunaka kaos berwarna hitam bermerek ‘Celine’ dan celana pendek berwarna army. Namun dengan pakaian casualnya itu tak mengurangi wajah tampannya sama sekali. Cherry berdecak mendengarnya, ngomong-ngomong ia selalu menyukai panggilan manis yang pria itu sematkan padanya. Pria dengan rambut hitam sedikit acak itu memasang wajah murungnya, melihat respon Cherry yang menatapnya kesal. Oh, bahkan ia sangat rindu dengan gadisnya ini. "Kenapa kau masih saja diam, sayang? Tak rindu pada mantan kekasihmu ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status