Home / Fantasi / Love in The Game (INDONESIA) / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Love in The Game (INDONESIA): Chapter 21 - Chapter 30

131 Chapters

Badai

“Claire...” panggil Leon, berharap Claire akan berbalik menghadap ke arahnya. Namun sebaliknya, gadis itu meneruskan langkahnya keluar dari kamar itu.Leon memukul meja kayu yang ada di hadapannya saat Claire sudah tidak terlihat lagi. Seharusnya Leon tidak mengatakannya secepat itu dan ia menyesalinya sekarang. Ia tidak peduli punggung tangannya sekarang terasa sakit dan berdenyut sebab pikirannya sedang kacau sekarang. Leon jatuh cinta pada Claire itu bukan sebuah kebohongan dan ini yang pertama kalinya setelah bertahun-tahun yang lalu ia patah hati. Saat Leon jatuh cinta lagi, keadaannya malah serumit ini.Sementara itu, Claire berlari ke atas dek kapal. Ia kemudian bersandar di tepian kayu dan menghadap ke arah lautan. Entah kenapa, Claire tidak bahagia saat mendengar Leon mengucapkan cinta. Entah momentnya yang tidak tepat, atau karena Claire tidak terlalu percaya kata-kata itu. Ditambah lagi, ia masih belum bisa mencerna fakta yang baru saja diteriman
Read more

Sirens

“Leon! Turunkan pedangnya!” seru Claire.Namun Leon sama sekali tidak sadarkan diri, ia langsung menghunuskan pedangnya ke arah Claire. Claire berhasil menghindar hingga pedang Leon menusuk pintu kayu di belakang Claire. Dengan cepat, Leon menarik kembali pedang itu dan menebaskannya ke arah leher Claire. Wanita itu menghindar lagi dengan cepat.“Leon, hentikan! Sadarlah!” seru Claire lagi, tapi sekali lagi Leon menghunuskan pedangnya ke arah Claire. Dengan kekuatan Aphrodite, Claire menendang tangan Leon hingga ia hampir saja melepaskan pedangnya. Namun karakter Theseus terlalu kuat, setelah ditendang, ia malah membalikkan serangan itu langsung telak ke arah leher Claire.Claire menangkap pedang itu dengan menangkupkan kedua tangannya. Kekuatan Aphrodite memungkinkannya melakukan itu. Namun, Leon menekan pedangnya hingga mata pedangnya hampir menyentuh leher Claire. Kekuatan Theseus yang besar membuat Claire tidak bisa menahan pedang itu
Read more

The Layer

Claire dan Leon keluar dari ruangan kecil di kapal itu. Mereka mendapati sebagian besar kapal sudah rusak dan kosong. Tidak ada satupun awak kapal yang tersisa di dalam kapal. Claire melihat ke sekeliling, mereka kini terdampar di sebuah pulau yang tampak kosong.“Di mana kita?” tanya Claire.“Entahlah,” jawab Leon.Ia mengajak Claire untuk turun dari kapal dan melihat-lihat apa yang ada di pulau tersebut. Tiba-tiba sebuah layar digital muncul di hadapan mereka.Congratulations! You have completed the siren challenge.Proceed to the next level? Y/N“Baru muncul notifikasi sekarang,” kata Claire sambil mengangkat sebelah tangannya.“Game ini telah berubah menjadi sangat aneh. Aku tidak ingat menciptakan jalan cerita ini. Tapi... Pulau ini... Rasanya aku memang membuatnya. Tapi aku tidak jadi memakainya,” sahut Leon.“Pulau apa ini? Kenapa kamu tidak jadi mem
Read more

Kill The Medusa

Claire sadar sudah terlambat untuk menolong Leon. Pria itu berdiri kaku dan sedikit demi sedikit tubuhnya berubah menjadi batu. Claire dengan cepat berlari keluar dari kuil tersebut. Dengan kekuatan Athena, Claire melesat cepat masuk kembali ke dalam hutan. Dari langit, Claire bisa melihat Leon turun menuju ke pelataran kuil dengan nyawa keduanya.Di saat yang sama, Claire melihat Medusa berjalan keluar dari kuilnya sambil tertawa. Siap menghabisi Leon sekali lagi. Jantung Claire berdebar kencang, ia harus menyelamatkan Leon kali ini. Claire tidak bisa membiarkan Leon kehilangan dua nyawa sekaligus. Dengan cepat, Claire melesat kembali ke pelataran kuil sambil membawa tameng peraknya. Ia menutupi dirinya dan Leon dengan tameng besarnya saat pria itu mendarat.“Ayo!” seru Claire sambil menarik tangan Leon dan membawanya melesat secepat anak panah kembali ke dalam hutan.“Kembalilah Athena dan Apollo! Jangan jadi pengecut!” seru Medusa di d
Read more

Journey to The Valley

“Mereka punya tujuan dan kita akan mengungkap semuanya. Lihat saja nanti,” kata Leon tiba-tiba.Claire tidak bisa berkata-kata saking malunya. Ia tidak pernah membayangkan bercinta sambil ditonton orang lain. Wajah Claire tetap merah padam sambil berjalan terus menuju utara. Hutan di sekitar mereka semakin lama semakin gelap karena pepohonannya semakin rindang menutupi sinar matahari.“Kita masih berada di jalan yang benar, bukan?” tanya Leon sambil melihat ke sekeliling.Claire mengeluarkan peta dengan merentangkan tangannya ke depan. Layar digital yang muncul di hadapannya menunjukkan mereka mengambil jalan yang benar. Sedikit lagi mereka akan sampai. Pulau ini tetap saja sebuah pulau kecil, meskipun telah dimodifikasi dengan diperbesar sedikit.Leon merentangkan tangannya untuk mengeluarkan layar digital dari tangannya. Ia memilih karakter Perseus. Kini Leon memakai baju zirah berwarna hitam dengan pedang yang terikat rapi di pi
Read more

The Three Sisters

Claire terus mengumpat selama perjalanan menuruni lembah dan Leon mengunci mulutnya rapat-rapat. Ia mengabaikan hampir semua yang Claire katakan sebab tidak ada gunanya. Perseus diketahui sebagai salah satu dewa yang membenci Eris, tapi Leon tidak ingin terbawa suasana.“Berapa lama lagi kita sampai ke dasar lembah? Kakiku sudah pegal!” seru Claire.Leon hanya tersenyum, ia kemudian berjongkok di hadapan Claire.“Apa yang kamu lakukan?” tanya Claire ketus.“Kamu bilang pegal. Naiklah ke punggungku, biar kugendong,” jawab Leon.Claire menatap punggung Leon dan seketika ia tidak bisa mengatakan apapun.“Ayo, naiklah,” kata Leon.Claire kemudian naik ke atas punggung Leon dan memeluk bagian lehernya. Leon berdiri sambil menggendong Claire di punggungnya. Gadis itu terasa berat, tapi Leon tidak keberatan. Claire kini tidak tahu harus bicara apa, bahkan keinginannya untuk mengumpat teredam ol
Read more

I Still Love You

“Baiklah... baiklah!” kata salah seorang wanita.“Hey!” protes dua wanita yang lain.“Aku bisa langsung menginjak bola mata ini saat ini juga dan kalian tidak akan punya mata,” ujar Leon.“Tidak! Jangan lakukan itu!” seru ketiga wanita itu bersamaan.“Kalau begitu katakan di mana Hesperides!”“Baiklah. Hesperides ada di dalam bunga mawar milik Hera, sang dewi pernikahan dan kelahiran. Istri Zeus yang agung,” jawab salah seorang wanita.“Kami sudah tahu itu! Di mana letaknya? Katakan yang jelas!” seru Leon sambil menghentakkan kakinya.“Baiklah! Jangan lakukan itu!” seru salah seorang wanita.“Anggrek Hera ada di bagian belakang pulau ini di dasar sebuah jurang yang paling dalam dan tersembunyi di balik air terjun. Kalian akan menemukannya jika berjalan terus ke selatan!” seru salah seorang wanita.“Kami sudah
Read more

The South Wind

Angin yang berhembus kencang membuat Claire dan Leon terbangun. Matahari sudah meninggi di dalam game ini, padahal mereka masih merasa mengantuk dan lelah. Rasanya baru sebentar saja mereka tidur.“Ada apa ini?” tanya Claire.“Entahlah. Angin ini semakin kencang!” seru Leon sambil menyipitkan matanya dan mencoba melindungi matanya dengan sebelah tangan. Sementara sebelah lagi bersiaga memegang pedangnya.“Anak Zeus bersama Dewi Perselisihan. Sungguh memalukan!” seru seseorang yang tidak terlihat. Suaranya besar dan dalam, menggema di antara angin.“Siapa kamu?” tanya Leon.“Aku mendengar dari bisikan angin, kalian mencari Hesperides. Kalian pasti ingin membunuh Medusa,” katanya lagi.“Apa urusanmu!” seru Claire kesal. Ada-ada saja yang mereka hadapi.“Akulah Notus, Dewa Angin Selatan. Aku tidak mengijinkan kalian berkunjung ke kebun anggrek milik Hera! Daera
Read more

Journey to The South

“Zeus harus mencari dewa angin baru untuk bertugas di selatan,” canda Leon.“Ini hanya sebuah permainan, Leon!” seru Claire sambil tertawa. Meskipun ia sedang bercanda, ia tetap tidak bisa mengendalikan nada ketus yang keluar dari mulutnya.“Ayo, kita tidak bisa buang-buang waktu,” kata Claire lagi sambil berjalan mendahului Leon.“Seberapa jauh lagi?” tanya Leon.Claire membuka peta dari tangan kirinya, dan layar digital berkelip di hadapan mereka. Jarak antara dua titik hijau yang menandakan lokasi mereka berdiri saat ini dengan panah merah yang menunjukkan lokasi yang mereka tuju masih cukup jauh.“Perkiraanku, masih satu malam lagi kita harus bermalam di hutan,” kata Claire.“Kali ini kita harus mencari tempat yang nyaman,” jawab Leon sambil tersenyum. Claire membalas senyum Leon dan menahan sebisa mungkin keinginannya untuk mengutuki pria itu. Sambil berjalan, Leon
Read more

Something in The Past

Claire kecil mengangguk, ia melangkahkan kaki-kaki kecilnya menuju kamarnya yang berada di lantai atas rumahnya. Dari tangga ia melihat ibunya berdiri sambil menghela napas, ia terlihat gugup.“Elena!” teriak pria itu lagi, membuat baik Elena maupun Claire terkejut.Claire tidak menyukai pria asing itu. Ia datang beberapa bulan yang lalu, tapi ia sering berbuat kasar. Meskipun ibunya selalu menyembunyikan, tapi Claire sering mendengar pertengkaran. Claire sering mendengar suara ibunya dipukul, memekik kesakitan, kemudian bagian tubuhnya membiru karena memar.Setelah ayah Claire meninggal, Elena kesulitan membesarkan Claire sendirian. Ia harus bekerja dan juga mencari pengasuh untuk menjaga Claire selama ia pergi bekerja. Claire masih ingat ketika ibunya pulang kerja dengan mata berkaca-kaca, mengatakan semua akan baik-baik saja. Claire tahu beberapa tahun kemudian bahwa ibunya ternyata dipecat. Terlalu banyak yang harus dilakukan Elena sendirian, ia
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status