Home / Romansa / Menari dengan bayanganmu / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Menari dengan bayanganmu: Chapter 1 - Chapter 10

13 Chapters

1. Siapa dia?

“Dia siapa Allard?!” sentak seorang gadis meminta penjelasan pada pria tampan di hadapannya.Pria itu hanya bergeming, diam saja di tempatnya tanpa mengeluarkan suara sedikit pun, sedang gadis itu sudah banjir air mata. Sebut saja ia Allard, Allard Zilo. Pria tampan berhati batu yang memiliki sifat sedingin pegunungan Himalaya.“Siapa perempuan itu, Allard?” Satu tangan gadis itu menarik-narik t-shirt yang dipakai Allard, tidak bisa membendung perasaan kecewanya.“Allard jawab aku!”“Dia pacar gue!”Jawaban Allard berhasil membuat Luna terhenyak, sakit, itu yang ia rasakan saat ini. Tangan yang awalnya berpegangan pada pria itu, kini terlepas.“Terus aku siapa ...?” lirihnya dengan air mata yang sudah membasahi matanya.“Kamu anggap aku apa selama ini, hah?!”“Kamu kenapa Allard? Di mana kamu simpan perasaan kamu itu?! Di mana Allard?!”Luna tidak bisa lagi menahan rasa sakitnya. Allard bermain belakang, dan itu sangat m
last updateLast Updated : 2021-05-21
Read more

2. Luna akan selalu kalah

“Jangan diemin gue kayak gini, Na.”“Na!” Allard terus saja meminta Luna untuk berbicara, karena gadis itu sudah mendiamkannya sejak kemarin.”“Na, maafin gue. Gue sayang sama lo.”Luna akhirnya melirik pria itu, namun dengan tatapan yang tidak bersahabat. Tanpa berkata sepatah katapun, gadis itu hanya menatap Allard dalam diamnya. Membuat Allard frustrasi saking tidak senangnya jika ia didiamkan begitu saja oleh sang pacar.Allard tahu dia tidak tahu diri, ia tahu jika dia memang terus saja membuat gadis itu sakit hatinya. Tapi dia tidak ingin kehilangan Luna, ia sangat tidak bisa jika gadis itu pergi dari kehidupannya. Walau begitu, tetap saja Allard tidak bisa menggurui dirinya sendiri. Perasaan Luna terus saja menjadi korban kebrengsekannya.“Aku heran sama kamu, kenapa bisa segampang itu minta maaf? Seakan yang kamu lakuin itu tidak menjadi masalah sedikit pun!”“Na, gue gak ada apa-apa sama Anne!"“Ngelawak kamu? Kamu pikir aku buta, A
last updateLast Updated : 2021-05-24
Read more

3. Debu di pagi hari

Ponsel Luna berdering, sebuah panggilan masuk dari Allard. Ia segera mengangkat panggilan itu karena memang Luna sudah menunggu pacarnya itu sejak tadi.“Halo?”“Halo? Na, gue gak bisa jemput, ya. Hari ini gue sama temen, gak enak soalnya kemarin udah janjian.”“Tapi, Lard ... aku udah tungguin kamu dari tadi. Harusnya kamu bilang lebih awal.”“Iya gue lupa, lo ribet banget, sih. Tinggal pesen taksi, kan, bisa? Nanti gue bayarin, deh, taksinya.”“Bukan masalah bayarnya, Lard. Aku dari tadi tungguin kamu, masa kamu tinggal gitu aja?” Luna melirik kanan-kiri, tidak ada satu pun bus atau pun taksi yang lewat, “Lagian kamu pake mobil, kan? Masa aku gak boleh ikut? Kan kamu lewat sini ke sekolahnya?”“Lo jangan nyari ribut, Na! Udah lah, tinggal pesen taksi juga! Repot banget!”Tut!Panggilan itu mati sepihak, Luna memegangi dadanya yang terasa sangat sakit karena ucapan Allard. Dia rela berjalan dengan kaki pincang dari rumahnya m
last updateLast Updated : 2021-05-25
Read more

4. Cinta memang sejahat itu

“Kenalin, Na. Ini ini sahabat gue dari kecil, Nora.”Luna tersenyum simpul pada perempuan di hadapannya, menyapa setenang mungkin.“Ra, ini pacar gue, Luna.”Allard memperkenalkan kedua gadis yang ada di depannya itu, agar Luna tidak salah paham akan hubungannya dengan Nora. Allard dan Nora sudah kenal sejak keduanya masih menjadi kanak-kanak, selalu bermain bersama sampai suatu situasi memisahkan mereka.Dan sekarang, Nora kembali dan bersekolah di sekolah yang sama. Itu membuat Allard senang karena memang sudah sangat lama mereka tidak bertemu, sekitar tiga tahun yang lalu saat akan kelulusan sekolah menengah pertama.“Na, lo gue pesanin taksi, ya.” Allard merangkul bahu Luna, “gue mau nganter Nora ke rumah sakit dulu.”Luna kembali menelan pil pahit, dengan terpaksa dia mengangguk lagi dan lagi. Sudah dikatakan, Luna akan selalu mengiyakan pria di hadapannya itu. Selalu begitu, sejak mereka berpacaran Luna selalu mengiyakan semua mau Allard.
last updateLast Updated : 2021-05-26
Read more

5. Malam minggu yang menikam

‘Lard, mau malam mingguan sama aku?’Luna menunggu balasan pesan yang ia kirimkan pada Allard, semoga saja Allard mengiyakan permintaannya. Sudah dua pekan ini Luna tidak menghabiskan hari-hari libur dengan Allard, karena pria itu selalu beralasan sibuk.‘Mau ke mana?’Luna segera membalas pesan masuk dari Allard, ia tidak menuntut pacarnya itu untuk bermalam mingguan di mana. Luna yang ingin Allard ada waktu untuknya, itu saja.‘Terserah kamu aja.’Tak lama, Allard membalas pesan teks Luna.‘Ya udah, nanti gue jemput, ya.’Luna tersenyum cerah ketika Allard mengiyakan permintaannya, ia jingkrak-jingkrak saat itu juga. Hari masih sore, masih ada banyak waktu untuk Luna bersiap-siap. Ia berjalan riang menuju lemari pakaiannya, dia akan memberikan penampilan terbaiknya malam nanti.Hati Luna begitu berbunga-bunga, akhirnya ia ada waktu untuk bersama dengan Allard. Ia akan mengabadikan momen malam nanti
last updateLast Updated : 2021-05-26
Read more

6. Sarapan dengan beling

“Pelan-pelan, Na. Gue gak bakal lepas tangan lo.”Luna memegang tangan Allard yang sedang menuntunnya untuk berjalan, langkah demi langkah menjadi saksi bertapa bahagianya gadis itu. Akhirnya ia memiliki waktu berdua dengan Allard, tanpa gangguan gadis lain, dan Nora tentu saja.Allard tersenyum hangat pada Luna, karena pacarnya itu terus menatapnya dengan tatapan berbunga-bunga.“Kenapa senyum terus?” “Gak pa pa.” Luna menggelengkan kepalanya dengan senyum yang masih bertahan.“Lo jatuh cinta, ya, sama gue?” tuduh Allard.Senyum salting Luna menjadi-jadi, ia masih mengikuti Allard yang terus menuntunnya.“Kan udah jadi pacar, masa gak boleh jatuh cinta?” Luna menampilkan wajah yang sangat ingin Allard gigit pipinya saking gemasnya.“Masa udah jadi pacar? Kapan?”“Ih, kamu mah.” Luna memukul tangan Allard dengan kekuatan penuh dan membuat pria itu meringis sakit.“Kok KDRT? Gue laporin ke pihak berwenang, ya, lo!”
last updateLast Updated : 2021-05-29
Read more

7. Cinta tak seindah cocotmu

“Pake bedak merk apa lo bisa jadi cantik gini?” tanya Arshaka yang melihat Luna terlihat lebih cantik malam ini.“Kalo udah cantik diapain mah tetap cantik, gak usah sinis gitu kamu!” balas Luna mengibaskan rambutnya percaya diri dan membuka pintu mobil Arshaka.Arshaka menggelengkan kepala melihat tingkah Luna, ia kemudian ikut keluar setelah memarkirkan mobilnya. Ia mendekati gadis yang sudah menyiapkan tongkatnya.“Gak usah pake tongkat coba, Na.”“Terus kamu nyuruh aku jalan gimana? Merangkak?” bingung Luna.Arshaka meraih tongkat gadis itu dan melipatnya kembali lalu ditaruh di dalam mobil. “Gue gandeng aja, biar tangannya gak pegel pake tongkat terus.”“Modus gak, nih?”“Lo sok tau banget, ya. Mana ada gue modus sama lo, gak selera gue sama cewek narsis kayak lo. Bisa-bisa gue yang nahan malu tiap hari kalo sama lo.”Luna tertawa mendengar
last updateLast Updated : 2021-05-29
Read more

8. Cidera hati

Seandainya cinta tidak ada di dunia ini, dipastikan Luna adalah orang yang akan menyandang predikat manusia dengan bibir paling kaku. Hanya saja cinta sudah mencuci hatinya, ia selalu memaksa bibirnya untuk tersenyum walaupun hati terus ditikam.Luna seakan seperti manusia yang berjalan di tengah hutan dengan badai yang tidak bisa ia toleran, jika maju akan terkena petir, dan jika mundur pohon tumbang akan menerpanya. Hari semakin gelap, sedang ia tidak memiliki lilin untuk menerangi jalannya. Jadinya, kaki telanjang itu semakin terluka karena duri dan beling yang tidak bisa diraba oleh mata.Karena cinta sialan yang Luna miliki, dia menjadi gadis bodoh yang terbodoh di antara yang paling bodoh. Mampu untuk terus memaafkan kesalahan Allard yang sudah diluar batas, padahal sakit yang dia rasakan sudah sangat teratas.Di depan sana, kekasihnya sedang bercanda ria dengan gadis lain yang katanya hanya seorang sahabat. Tapi yang Luna lihat dari cara dua insan itu beraks
last updateLast Updated : 2021-05-30
Read more

9. Seandainya aku bisa berjalan

“Shaka, aku gak mau ke UKS!”Arshaka mengabaikan penolakan Luna, gadis itu butuh pengobatan sekarang. Kakinya tergores dan terluka.“Lo mau kaki lo gak sembuh-sembuh, hah? Kaki lo keluar nanah!!”Luna terdiam, ia pasrah saja pria itu membawanya. Ia tidak akan menolak lagi. Kakinya memang sangat sakit, ia menahan dua rasa sakit yang menyerangnya di saat yang bersamaan.Baru memasuki UKS, suara pria lain terdengar begitu khawatir dan menuntut.“Luna kenapa?!!”Allard berdiri dari duduknya yang semula di samping Nora yang sedang di periksa oleh perawat UKS, ia terlihat begitu khawatir saat pria yang tidak ia kenali membaringkan Luna di atas brankar.“Lo kenapa, Na?!”Luna menggeleng pelan dengan air mata yang terus mengalir, ia memegang erat tangan Arshaka yang masih berada di genggamannya.“Lo masih tanya Luna kenapa?!” Arshaka terlihat murka, “harusnya lo tanya sama diri lo sendiri!!”“Gak usah sok peduli!! Urus aja selingku
last updateLast Updated : 2021-05-31
Read more

10. Perhatian kecil

Malam petang diisi ribuan cahaya indah menemani Luna, gadis itu termenung menatap rerumputan yang bergoyang karena udara seenaknya meniupkan anginnya. Namun bukan itu perhatian Luna, pikirannya melayang jauh menerawang entah ke mana. Gadis itu seakan tuli, padahal nyanyian jangkrik terdengar begitu jelas.Luna si gadis tangguh yang tidak pernah mengeluh, terlihat tidak baik-baik saja sekarang. Ini seperti Luna mempunyai liontin perak yang indah, dan juga memiliki dua pilihan. Pertama, ada amplop berisi cek yang harganya jauh di atas liontin. Yang kedua, hanya ada sekantong udara yang berisi lebah.Pilihan mana yang akan Luna tukarkan dengan Liontin miliknya?Sesuatu yang berharga, harusnya ditukar dengan yang berharga pula. Namun bodohnya, Luna malah membuang amplop jauh-jauh, dan memilih untuk merawat lebah itu. Untuk banyak orang, mungkin mereka berpikiran jika Luna melepaskan sesuatu yang begitu besar. Tapi bagi Luna, ia sedang merawat madu. Walaupun harus meras
last updateLast Updated : 2021-06-01
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status