Di dalam lift, Aksa terus menggenggam tangan Era erat. Dia tidak berniat melepaskannya walau hanya sedetik. Aksa tidak mau Era lari atau yang lebih parahnya dia takut jika semuanya hanyalah mimpi. Aksa sadar jika dia bisa gila setiap harinya hanya karena memikirkan Era, kekasih hatinya. Pintu lift terbuka, baik Aksa dan Era terdiam di tempat saat melihat ada Bayu, karyawan yang dipercaya Aksa untuk membantunya akhir-akhir ini mulai memasuki lift. "Loh, Pak Aksa?" Bayu terlihat terkejut, "Kamu udah dateng, Ra?" tanyanya pada Era.“Sudah, Mas.” Era menunduk."Saya baru mau ke atas. Pak Aksa sudah kenal sama Era?" tanya Bayu lagi."Iya, saya sudah ketemu Era tadi. Kamu terlambat,” ucap Aksa.Bayu menggaruk lehernya pelan, "Maaf, Pak. Saya harus ketemu manager keuangan tadi."Era tersenyum kaku dan berusaha melepaskan tangan Aksa yang masih menggenggam tanga
Read more