Mila berusaha untuk menuruti intruksi dokter dan perawat agar tidak berteriak, tapi tetap saja saat rasa sakit mendera, ia tidak tahan. "Bu, napasnya diatur ya. Kalau teriak-teriak terus nanti lemes, lho," bujuk suster di samping Khanza yang bersiap melahirkan, kakinya sudah dibentang lebar. "Sakit, Sus," rintih Mila. "Iya, Bu. Memang sakit. Sabar, ya. Kalau Ibu dengar arahan kita, percaya deh, bisa lebih cepat beres. Ibu nggak sakit lagi." Dokter meyakinkan Mila. Mila akhirnya mengangguk berusaha sabar. Saat sakit kontraksi muncul lagi, ia hanya bisa meremas kuat pegangan ranjang. Air matanya mengalir deras. Sudah lemas, tapi tidak boleh menyerah. Ada bayi tidak bersalah yang berhak untuk hidup. "Kepalanya sudah kelihatan, Bu. Tetap atur napas. Insya Allah nggak lama lagi dede lahir lancar," kata suster. "Semangat ya, Bu Camila," kata dokter. "Apa perlu suaminya kita panggil ke dalam?" Mila t
Read more