Home / Urban / Suami Dibuang Sayang / Chapter 731 - Chapter 740

All Chapters of Suami Dibuang Sayang: Chapter 731 - Chapter 740

3330 Chapters

Bab 731

Di dalam ring tinju, Michael meminta seseorang untuk memeriksa kamera pengawas. Ucapan Kale membuat Michael penasaran. Dia ingin tahu siapa orang yang berdiri di tengah-tengah penonton sebelumnya. Tapi saat menonton kamera pengawas, Michael tidak menemukan orang yang mencurigakan. Hal ini membuatnya bingung. Pasti ada alasan mengapa Brian tiba-tiba pergi. Siapa orang itu sebenarnya?"Michael, beberapa orang memang punya aura sendiri dan mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa. Bukan hal yang aneh kalau mereka juga terlihat seperti orang biasa. Karena dia berhasil membuat Brian takut, seharusnya dia tidak berbuat jahat pada kita. Kamu tidak perlu khawatir," kata Spence mencoba menenangkan Michael.Meskipun dia terluka serius dan Michael memintanya untuk pergi ke rumah sakit, tapi dia tidak pergi. Dia tidak tahu apakah itu dilakukan untuk menghemat uang atau karena kondisi tubuhnya memang tidak memungkinkan untuk bisa pergi ke rumah sakit. Michael menghela napas panjang lalu b
Read more

Bab 732

Di villa lereng gunung, ada yang sedang merindukan seseorang. Bella juga sedang memegang foto pernikahan mereka. Dia melihat Michael dalam foto dan bergumam sendiri. Saat dia kesepian di malam hari, perasaan rindu pada Michael membuat Bella menangis. Selama bekerja, dia bisa menyibukkan dirinya dengan pekerjaan dan tidak memikirkan Michael. Tapi pada malam hari, situasi ini tidak bisa dihindari. Melihat ke samping tempat tidurnya, seharusnya ada sosok Michael. Dia adalah suaminya. "Suamiku, aku rindu padamu." Air mata Bella terus berjatuhan. Keesokan paginya, Bella bersiap untuk pergi kerja setelah lari pagi. Suzy berkata padanya, "Pulanglah lebih awal. Bakal ada tamu."Bella mengernyitkan dahi. Sejak kapan keluarga mereka menerima tamu?"Apa itu kakek? Mereka akan datang?" tanya Bella."Bukan mereka, ini temanku. Pulanglah lebih awal," pinta Suzy.Bella terkejut. Hal ini jarang terjadi. Apakah Suzy ingin pamer villa ini pada teman-temannya?Dengan karakter Suzy, mungk
Read more

Bab 733

Saat Michael lari pagi, dia tidak bertemu Helen. Mungkin dia sengaja menghindar. Hal ini menguntungkan Michael, dan dia merasa lebih baik. Tapi saat selesai lari, mereka bertemu di lift. Helen berkata dengan nada tidak senang, "Kamu tidak sengaja menungguku, kan?"Michael malas berkomentar. Terkadang dia ingin memukul kepala Helen, karena dia ingin tahu dari mana dia mendapatkan ide aneh ini. "Apakah kamu merasa sangat percaya diri karena penampilanmu?" tanya Michael. Helen sangat percaya diri. Dia pikir dirinya tidak ada cacat sama sekali. "Aku tidak sudi mengomentari orang sepertimu," ujar Helen ketus."Memangnya menurutmu, orang seperti apa aku?" tanya Michael."Pecundang, pengecut, semua karakter jelek ada padamu. Jika digambarkan, kamu adalah orang yang sangat menyedihkan," ejek Helen. Helen sangat jarang berkomentar seperti itu. Tapi karena Michael pantas mendapatkannya, dia berkata seperti itu. "Kamu ingin tahu bagaimana pandanganku terhadapmu?" tanya Michael.
Read more

Bab 734

"Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkannya," kata Chaterine sambil menggertakkan gigi. "Demi mencapai ambisimu, nyawa putramu sendiri tidak kamu anggap penting. Kamu dan Florence tidak ada bedanya," kata Victor. Dia tahu siapa Michael. Michael ingin lebih baik dari orang lain. Pertolongannya pada Michael tidak akan membuat Michael lengah. Michael sudah terbiasa mengandalkan dirinya sendiri sejak umur dua belas tahun. Tidak ada yang bisa membayangkan apa yang telah dia lalui. Hasilnya ini terbukti jelas sekarang. "Bagaimana dengan Bella?" Chaterine mengernyitkan dahi. Sorot matanya penuh dengan kebencian. Siapapun yang menghalangi jalan Michael akan menjadi ancaman bagi Chaterine."Aku sarankan kamu singkirkan ide bodoh itu. Membunuhnya tidak akan membuat Michael kuat. Bella yang selama ini menjadi motivasinya. Dia akan melakukan apa saja demi melindungi Bella. Jika motivasinya hilang, bagaimana dia bisa bangkit lagi?" kata Victor."Perempuan beruntung. Seorang perempuan yang
Read more

Bab 735

Chaterine terdiam untuk waktu yang lama. Perkataan Victor melukai harga dirinya. Sejenak dia seperti tersadar, Tapi sorot mata Chaterine menunjukkan makna lain. "Sebagai Keluarga Han, inilah yang harus dia lakukan. Aku jadi egois seperti ini demi Keluarga Han," Chaterine berkata pada dirinya sendiri. Dia tidak bisa menyalahkan dirinya, jadi dia mencari pembenaran lain. Keluarga Han!Jika dia tidak bertanggung jawab pada Keluarga Han, lalu siapa lagi? Bukankah nama keluarganya adalah Han?"Ayah, tidak peduli kamu sudah mati atau masih hidup, aku harap kamu bisa merestui Michael. Masa depan keluarga kita sangat bergantung padanya," kata Chaterine seraya meninggalkan halaman.Dia tahu kedatangannya ke sini tidak bisa merubah keputusan Victor. Sekarang dia berharap Victor tidak ikut campur terlalu banyak. Saat Chaterine muncul di bandara dan hendak kembali Yanjing, seketika dia dihentikan sekelompok orang. "Siapa kalian?" tanya Chaterine. "Nona ingin bertemu denganmu. Sila
Read more

Bab 736

"Aku belum bertemu Michael. Seharusnya kamu tahu Michael adalah putra yang dibuang oleh Keluarga Han," kata Chaterine dengan marah. "Aku tahu kamu sudah menelantarkannya, tapi Matthew sekarang lumpuh dan dia di penjara. Hanya Michael yang berpotensi meneruskan Keluarga Han. Bagaimana aku bisa tahu kamu tidak bertemu dengannya sekarang?" tanya Teresa. "Apa yang dia lakukan, tidak ada hubungannya dengan Keluarga Han," ujar Chaterine.Teresa tersenyum lebar. Dia menyaksikan langsung bagaimana si pecundang ini diabaikan oleh keluarganya sendiri. "Aku tidak mengerti kenapa ayah begitu peduli dengan si pecundang ini. Pergilah," perintah Teresa dengan nada benci. Saat Chaterine meninggalkan hotel, bekas tamparan di wajahnya terlihat jelas. Tapi itu tidak sebanding dengan kemarahan yang dia rasakan. Kesombongan Keluarga Han dari Amerika ini benar-benar sangat menyebalkan. Padahal dia jauh lebih muda, tapi Teresa tidak peduli. Bahkan seorang pembantu juga ikut menamparnya! "Mich
Read more

Bab 737

Helen dan Sally belum resmi diterima menjadi pegawai, jadi mereka masih memiliki libur dua hari. Bagi perempuan, saat libur seperti itu pasti dimanfaatkan untuk berbelanja. Perempuan memang makhluk aneh, sering kali mereka tidak membeli barang saat pergi ke mall. Mereka bergandengan tangan, masuk ke beberapa toko, kemudian mencoba beberapa baju tapi mereka tidak membeli. Pada saat itu, mereka tidak menyadari ada seseorang yang mengikuti mereka. Laki-laki di klub malam itu sudah diusir Tommy. Kemudian dia bertanya kepada kenalannya di perusahaan Keluarga Tian. Tommy hanya memegang posisi rendah di salah satu departemen. Dia hanya pegawai biasa di perusahaan Keluarga Tian. Laki-laki itu kemudian naik pitam, jadi dia berencana membalas dendam pada Helen. Jika tidak membalas dendam, dia akan ditertawakan orang-orang. "Bobby, kedua perempuan itu memang cantik. Setelah kamu menangkap mereka, biarkan yang lain menikmati kehadiran mereka," kata seseorang pada Bobby."Jangan cemas,
Read more

Bab 738

"Apa yang kamu inginkan? Temanku bekerja di perusahaan Keluarga Tian. Apa kamu lupa?" ancam Helen. Bobby tersenyum dan berkata, "Saat itu aku mengalah, tapi aku sudah mencari tahu. Ternyata dia hanya memegang jabatan kecil. Dasar pembohong."Mendengarnya membuat Helen gugup. Jika Tommy gagal menakut-nakutinya, apalagi Helen? "Apa yang akan kamu lakukan? Jangan macam-macam," teriak Helen. "Cantik, lihat aku. Aku ini preman. Sudah jadi keseharianku untuk melakukan kejahatan. Apa kamu sedang bercanda?" Bobby tertawa terbahak-bahak, diikuti oleh anak buahnya. Mobil itu menuju pinggir kota, tempat di mana dulu Miriam tinggal. Setelah mobil itu berhenti, Helen dan Sally keluar dari mobil. Dalam keadaan takut, mereka melihat sekeliling mereka. Pinggiran Yuncheng ini sangat padat. Ada banyak orang di sini. Bahkan tempat ini sempat muncul beberapa kali di berita. Kedua anak buah Bobby menggiring Helen dan Sally ke ruangan yang penuh barang. Ada kecoa yang melintas, membuat kedua
Read more

Bab 739

Melihat sikap Sally, Helen merasa tidak berdaya ketimbang marah. Karena menurutnya Sally tidak tahu orang seperti apa Michael. Merupakan kesalahan besar jika berharap Michael akan menolong mereka. Dia pengecut. Tidak mungkin dia berani datang ke pinggiran kota seperti ini. Bagaimana dia bisa menyelamatkan mereka?"Kak Helen, benarkah si tua Han tidak akan datang?" tanya Sally. Dia takut. Padahal dia sudah berharap besar pada Michael. Jika perkataan Helen benar, dia merasa putus asa.Bobby bukanlah pria baik dan dia sangat berterus terang. Sally tidak ingin terlibat dengan orang seperti itu. "Kamu berdoa saja pada Tuhan dan jangan berharap si tua Han akan datang menyelamatkan kita," kata Helen. Setelah melewati dua kejadian, dia mengerti karakter Michael, dan Michael pasti tidak akan datang."Kenapa?" tanya Sally.Melihat Sally yang masih terus berharap, Helen menghela napas panjang dan berkata, "Terakhir kali aku berlari di sekitar apartemen, aku sempat bertengkar dengan seoran
Read more

Bab 740

"Pergilah dulu. Aku harus bertemu seseorang," kata Smith sambil terburu-buru. "Kenapa orang sialan itu datang lagi?" tanya Smith pada dirinya sendiri. "Aku juga tidak tahu. Apa dia ingin memberi kita pelajaran lagi? Terakhir kali, beberapa orang kita dihajar habis sampai masuk rumah sakit," kata anak buahnya dengan cemas. Smith merinding saat mengingat kejadian terakhir itu. Dia tidak takut dengan kejadian di wilayahnya, tapi sejak insiden itu, dia selalu bermimpi buruk. Kemampuan orang itu begitu kuat. Semua anak buah Smith sudah kalah dihajar olehnya. Smith belum pernah bertemu orang sekuat itu. Smith melihat wajah yang dia kenal dari kejauhan. Badannya menggigil sambil mendekati orang itu. "Michael, ada apa kamu datang ke sini?" tanya Smith dengan hati-hati. Setelah Michael menerima informasi dari Sally, dia segera pergi. Sally mengirim lokasi tempat ini. Sudah pasti terjadi sesuatu. Jika itu adalah Helen, Michael tidak akan mau ikut campur. "Smith, apa kamu membua
Read more
PREV
1
...
7273747576
...
333
DMCA.com Protection Status