"Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkannya," kata Chaterine sambil menggertakkan gigi. "Demi mencapai ambisimu, nyawa putramu sendiri tidak kamu anggap penting. Kamu dan Florence tidak ada bedanya," kata Victor. Dia tahu siapa Michael. Michael ingin lebih baik dari orang lain. Pertolongannya pada Michael tidak akan membuat Michael lengah. Michael sudah terbiasa mengandalkan dirinya sendiri sejak umur dua belas tahun. Tidak ada yang bisa membayangkan apa yang telah dia lalui. Hasilnya ini terbukti jelas sekarang. "Bagaimana dengan Bella?" Chaterine mengernyitkan dahi. Sorot matanya penuh dengan kebencian. Siapapun yang menghalangi jalan Michael akan menjadi ancaman bagi Chaterine."Aku sarankan kamu singkirkan ide bodoh itu. Membunuhnya tidak akan membuat Michael kuat. Bella yang selama ini menjadi motivasinya. Dia akan melakukan apa saja demi melindungi Bella. Jika motivasinya hilang, bagaimana dia bisa bangkit lagi?" kata Victor."Perempuan beruntung. Seorang perempuan yang
Chaterine terdiam untuk waktu yang lama. Perkataan Victor melukai harga dirinya. Sejenak dia seperti tersadar, Tapi sorot mata Chaterine menunjukkan makna lain. "Sebagai Keluarga Han, inilah yang harus dia lakukan. Aku jadi egois seperti ini demi Keluarga Han," Chaterine berkata pada dirinya sendiri. Dia tidak bisa menyalahkan dirinya, jadi dia mencari pembenaran lain. Keluarga Han!Jika dia tidak bertanggung jawab pada Keluarga Han, lalu siapa lagi? Bukankah nama keluarganya adalah Han?"Ayah, tidak peduli kamu sudah mati atau masih hidup, aku harap kamu bisa merestui Michael. Masa depan keluarga kita sangat bergantung padanya," kata Chaterine seraya meninggalkan halaman.Dia tahu kedatangannya ke sini tidak bisa merubah keputusan Victor. Sekarang dia berharap Victor tidak ikut campur terlalu banyak. Saat Chaterine muncul di bandara dan hendak kembali Yanjing, seketika dia dihentikan sekelompok orang. "Siapa kalian?" tanya Chaterine. "Nona ingin bertemu denganmu. Sila
"Aku belum bertemu Michael. Seharusnya kamu tahu Michael adalah putra yang dibuang oleh Keluarga Han," kata Chaterine dengan marah. "Aku tahu kamu sudah menelantarkannya, tapi Matthew sekarang lumpuh dan dia di penjara. Hanya Michael yang berpotensi meneruskan Keluarga Han. Bagaimana aku bisa tahu kamu tidak bertemu dengannya sekarang?" tanya Teresa. "Apa yang dia lakukan, tidak ada hubungannya dengan Keluarga Han," ujar Chaterine.Teresa tersenyum lebar. Dia menyaksikan langsung bagaimana si pecundang ini diabaikan oleh keluarganya sendiri. "Aku tidak mengerti kenapa ayah begitu peduli dengan si pecundang ini. Pergilah," perintah Teresa dengan nada benci. Saat Chaterine meninggalkan hotel, bekas tamparan di wajahnya terlihat jelas. Tapi itu tidak sebanding dengan kemarahan yang dia rasakan. Kesombongan Keluarga Han dari Amerika ini benar-benar sangat menyebalkan. Padahal dia jauh lebih muda, tapi Teresa tidak peduli. Bahkan seorang pembantu juga ikut menamparnya! "Mich
Helen dan Sally belum resmi diterima menjadi pegawai, jadi mereka masih memiliki libur dua hari. Bagi perempuan, saat libur seperti itu pasti dimanfaatkan untuk berbelanja. Perempuan memang makhluk aneh, sering kali mereka tidak membeli barang saat pergi ke mall. Mereka bergandengan tangan, masuk ke beberapa toko, kemudian mencoba beberapa baju tapi mereka tidak membeli. Pada saat itu, mereka tidak menyadari ada seseorang yang mengikuti mereka. Laki-laki di klub malam itu sudah diusir Tommy. Kemudian dia bertanya kepada kenalannya di perusahaan Keluarga Tian. Tommy hanya memegang posisi rendah di salah satu departemen. Dia hanya pegawai biasa di perusahaan Keluarga Tian. Laki-laki itu kemudian naik pitam, jadi dia berencana membalas dendam pada Helen. Jika tidak membalas dendam, dia akan ditertawakan orang-orang. "Bobby, kedua perempuan itu memang cantik. Setelah kamu menangkap mereka, biarkan yang lain menikmati kehadiran mereka," kata seseorang pada Bobby."Jangan cemas,
"Apa yang kamu inginkan? Temanku bekerja di perusahaan Keluarga Tian. Apa kamu lupa?" ancam Helen. Bobby tersenyum dan berkata, "Saat itu aku mengalah, tapi aku sudah mencari tahu. Ternyata dia hanya memegang jabatan kecil. Dasar pembohong."Mendengarnya membuat Helen gugup. Jika Tommy gagal menakut-nakutinya, apalagi Helen? "Apa yang akan kamu lakukan? Jangan macam-macam," teriak Helen. "Cantik, lihat aku. Aku ini preman. Sudah jadi keseharianku untuk melakukan kejahatan. Apa kamu sedang bercanda?" Bobby tertawa terbahak-bahak, diikuti oleh anak buahnya. Mobil itu menuju pinggir kota, tempat di mana dulu Miriam tinggal. Setelah mobil itu berhenti, Helen dan Sally keluar dari mobil. Dalam keadaan takut, mereka melihat sekeliling mereka. Pinggiran Yuncheng ini sangat padat. Ada banyak orang di sini. Bahkan tempat ini sempat muncul beberapa kali di berita. Kedua anak buah Bobby menggiring Helen dan Sally ke ruangan yang penuh barang. Ada kecoa yang melintas, membuat kedua
Melihat sikap Sally, Helen merasa tidak berdaya ketimbang marah. Karena menurutnya Sally tidak tahu orang seperti apa Michael. Merupakan kesalahan besar jika berharap Michael akan menolong mereka. Dia pengecut. Tidak mungkin dia berani datang ke pinggiran kota seperti ini. Bagaimana dia bisa menyelamatkan mereka?"Kak Helen, benarkah si tua Han tidak akan datang?" tanya Sally. Dia takut. Padahal dia sudah berharap besar pada Michael. Jika perkataan Helen benar, dia merasa putus asa.Bobby bukanlah pria baik dan dia sangat berterus terang. Sally tidak ingin terlibat dengan orang seperti itu. "Kamu berdoa saja pada Tuhan dan jangan berharap si tua Han akan datang menyelamatkan kita," kata Helen. Setelah melewati dua kejadian, dia mengerti karakter Michael, dan Michael pasti tidak akan datang."Kenapa?" tanya Sally.Melihat Sally yang masih terus berharap, Helen menghela napas panjang dan berkata, "Terakhir kali aku berlari di sekitar apartemen, aku sempat bertengkar dengan seoran
"Pergilah dulu. Aku harus bertemu seseorang," kata Smith sambil terburu-buru. "Kenapa orang sialan itu datang lagi?" tanya Smith pada dirinya sendiri. "Aku juga tidak tahu. Apa dia ingin memberi kita pelajaran lagi? Terakhir kali, beberapa orang kita dihajar habis sampai masuk rumah sakit," kata anak buahnya dengan cemas. Smith merinding saat mengingat kejadian terakhir itu. Dia tidak takut dengan kejadian di wilayahnya, tapi sejak insiden itu, dia selalu bermimpi buruk. Kemampuan orang itu begitu kuat. Semua anak buah Smith sudah kalah dihajar olehnya. Smith belum pernah bertemu orang sekuat itu. Smith melihat wajah yang dia kenal dari kejauhan. Badannya menggigil sambil mendekati orang itu. "Michael, ada apa kamu datang ke sini?" tanya Smith dengan hati-hati. Setelah Michael menerima informasi dari Sally, dia segera pergi. Sally mengirim lokasi tempat ini. Sudah pasti terjadi sesuatu. Jika itu adalah Helen, Michael tidak akan mau ikut campur. "Smith, apa kamu membua
Melihat punggung Michael, Smith mengelap keringat yang mulai muncul di wajahnya. Dia langsung teringat kejadian sebelumnya. Bisakah orang seperti Michael meminta tolong?"Bos Smith, apakah nasib Bobby akan berakhir?" tanya anak buah Smith."Ah." Smith menghela napas dan berkata, "Benar-benar tidak beruntung kalau sampai dia berurusan dengan Michael. Sepertinya aku harus mencari orang lain untuk membantuku."Setelah Bobby pulang ke rumah, dia tidak sabar untuk mandi. Dia menggerutu. Kalau saja Smith tidak memanggilnya, mungkin dia bisa bersenang-senang lebih cepat. "Hai, cantik, aku sudah mandi. Apa kalian siap?" ujar Bobby pada Helen dan Sally sambil tersenyum. Helen mencoba melindungi Sally dan berkata, "Aku peringatkan kamu, jika kamu berbuat macam-macam, aku akan memasukkanmu ke penjara.""Cantik, kurasa aku harus memberitahumu. Aku ini sudah bolak-balik masuk penjara. Ancamanmu itu tidak ada gunanya." Saat ini, Bobby melupakan konsekuensinya. Dia tidak peduli hukuman ya
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua