Marcus menatap Michael. Dia tersenyum dingin, “Beberapa orang memutuskan untuk berdiri sendiri. Pantas saja kamu menolak bergabung dengan kami dari sejak awal. Namun untuk menjadi mandiri, kamu harus melihat kemampuanmu terlebih dahulu karena melukis anjing tidak seperti melukis harimau!” "Marcus, apa gunanya bicara padanya? Sebagian orang pikir mereka hebat tapi sebenarnya mereka bodoh. Ngomong-ngomong, kamu melihat skor sementara hari ini?” ejek Guru Agung. Marcus tertawa seketika, “Tentu saja. Aku tahu seseorang telah mengatur skor hari ini. Menaikkan skor 10 kali. Aku belum pernah melihat seseorang mendapat skor setinggi itu sejak gerbang dibuka.” Guru Agung tersenyum dingin, “Oh tidak mungkin. Bukankah orang harus membayar ketidakpeduliannya?” Sindiran Guru Agung sangat jelas ditujukan pada Michael walaupun dia bicara pada Marcus. Michael ingin sekali menghajar Aron. Namun kemarahannya berubah mendengar ocehan orang-orang yang merasa mapan di hadapannya. Dia tertawa
Read more