Michael tersenyum. Dia membelai tangan Bella dengan lembut dan memandang Danu, “Bagaimana caranya namaku bisa terbang di langit?” Danu tersenyum penuh percaya diri, “Aku pikir situasi dunia ini sangat rumit. Walaupun Dunia Bafang mengandalkan tiga dewa untuk tetap berdiri tegak tapi sejak dulu kala telah banyak perguruan yang bersatu membentuk kelompok. Apa yang terjadi sekarang ini juga tidak ada bedanya dengan jaman dulu. Hanya saja orang-orang sekarang mengatasnamakan moral dan keadilan dalam membentuk kelompoknya. Faktanya, dunia ini masih dalam kegelapan.” "Di hutan, mereka bersembunyi seperti pemenggal dan pembunuh kejam. Seseorang akan melompat ke luar dan berteriak saat kamu salah. Pedang-pedang pun bertebaran dari segala arah. Setelah itu, mereka akan mencemoohmu dengan sikap sebagai pemenang dan menumpahkan segala kesalahan padamu. Ini yang terjadi saat ini yang harus kita hadapi.” "Kamu tidak punya pilihan lain selain melawannya jika ingin keluar dari situasi ini
Gerbang raksasa setinggi seratus meter menjulang megah. Seorang pria tua berambut putih berjalan perlahan ke luar diiringi beberapa muridnya setelah gerbang terbuka sepenuhnya. Di bawah sinar matahari pagi, jenggot dan rambut panjang si pria tua terlihat memerah dan bercahaya. Bahkan wajahnya pun memerah dan berkilau. Kemunculannya membuat semua orang di luar aula Gunung Qishan terdiam. "Tuan-tuan dan nyonya-nyonya. Atas nama para murid Istana Qishan, aku menyambut kalian semua,” tangan besarnya mendorong sebuah perisai raksasa keluar dari Istana Gunung Qishan. "Dia adalah Rian, Wakil pemimpin Istana Gunung Qishan. Adik seperguruan Gustav dan ahli Buku Para Dewa,” bisik Danu di tengah kerumunan lautan manusia. Michael terkejut mendengar Buku Para Dewa. Rian adalah raja sekaligus dewa yang akan datang. Kekuatannya sangat luar biasa. Ini menjadi kali pertama Michael melihat jagoan master dengan level yang sangat tinggi. Michael terperangah. Rian tersenyum tenang, “Ak
Sebuah cahaya emas menghiasi langit setelah Michael bicara. Udara yang sangat kuat menutupi angkasa dan menekan ke bawah. Lutut mereka tidak bisa lagi diluruskan tanpa sempat bereaksi. Tekanan tidak masuk akal membuat mereka berlutut tanpa perlawanan. "Ini ... kekuatan macam apa ini?” "Bukankah ini hanya udara? Mengapa tekanan udaranya bisa sekuat ini?” "Sialan! Tidak mungkin ini terjadi. Apa mungkin diam-diam ada jagoan di antara kita?” "Kita semua akan mati pada akhirnya. Jangan takut untuk melawannya.” Mereka semua tidak tahu siapa yang meneriakkan peringatan di kerumunan. Sekelompok orang mulai beringas. Dengan mata merahnya, mereka mengibas-ibaskan pedangnya ke udara. "Lawan!” Mereka semua merasa pandangannya gelap dalam sekejap. Seorang pria yang berdiri di tengah kerumunan dan menggenggam tongkat api. Dia merasa matanya tiba-tiba dibutakan oleh angin. Saat dia membuka kembali matanya, tongkat api di tangannya sudah menghilang. Bayangan gelap menghilang
Matahari mulai tenggelam. Lembayung mulai menghilang. Gerbang Istana Gunung Qishan terbuka perlahan dengan menimbulkan suara yang memekakkan telinga. Keluarga istana kembali muncul di gerbang. Di perbatasan, para pemburu tongkat api yang selamat berdatangan secara perlahan dari segala penjuru. Sebagian senang, sebagian sedih. Ada yang mengangkat kepala tapi ada juga yang menunduk lesu. Dari arah timur, Kelompok Keadilan memenangkan tongkat api timur tanpa masalah. Kelompok Cahaya keluar sebagai pemenang dari arah barat setelah bertarung dengan beberapa kelompok kecil. Walaupun Tyson terluka akibat pertempurannya dengan Michael tapi dia berhasil membawa kelompoknya mendapatkan tongkat api dari barat. Unta kurus memang masih harus diperhitungkan daripada kuda. Dari arah selatan, sekelompok orang berpakaian hitam berjalan dengan cepat. Tubuhnya tertutup rapat dan hanya menyisakan matanya saja. Semua orang yang hadir mempertanyakan identitas mereka yang penampilannya hampi
Nama-nama kelompok terpampang jelas di dinding. Michael tergabung dalam kelompok pertama bersama-sama dengan 7 orang lainnya yang tidak mengenalnya. Hari ini, kelompok Michael akan berhadapan dengan monster dari kelompok 8. Michael tidak menyadari kekuatan lawannya yang kejam. Sementara Danu menelan ludah melihat kelompok yang akan berhadapan dengan Michael. Di sisi lain, wajah Bella yang tertutup masker tidak menunjukkan kecantikannya. "Keberuntungan macam apa ini? Mereka kelompok pencabut nyawa!” Danu mengeluarkan sumpah serapah karena marah. Danu menunjukkan jadwal pertandingan pada Michael saat melihat Michael kebingungan, “Lihat, orang pertama dari kelompok kita akan melawan Master Anres. Kemampuan yang dikuasainya memang masih tahap awal tapi tenaga manusia ini tak terhingga. Dia tidak pernah merasa menderita setiap kali kalah dari lawannya yang lebih jago.” "Meskipun kamu bisa mengalahkannya, tiga penantang selanjutnya adalah orang-orang terkenal di Dunia Baf
Marcus menatap Michael. Dia tersenyum dingin, “Beberapa orang memutuskan untuk berdiri sendiri. Pantas saja kamu menolak bergabung dengan kami dari sejak awal. Namun untuk menjadi mandiri, kamu harus melihat kemampuanmu terlebih dahulu karena melukis anjing tidak seperti melukis harimau!” "Marcus, apa gunanya bicara padanya? Sebagian orang pikir mereka hebat tapi sebenarnya mereka bodoh. Ngomong-ngomong, kamu melihat skor sementara hari ini?” ejek Guru Agung. Marcus tertawa seketika, “Tentu saja. Aku tahu seseorang telah mengatur skor hari ini. Menaikkan skor 10 kali. Aku belum pernah melihat seseorang mendapat skor setinggi itu sejak gerbang dibuka.” Guru Agung tersenyum dingin, “Oh tidak mungkin. Bukankah orang harus membayar ketidakpeduliannya?” Sindiran Guru Agung sangat jelas ditujukan pada Michael walaupun dia bicara pada Marcus. Michael ingin sekali menghajar Aron. Namun kemarahannya berubah mendengar ocehan orang-orang yang merasa mapan di hadapannya. Dia tertawa
Michael mendorong pintu lalu berjalan ke luar kamarnya. Hari masih sangat pagi tapi penonton bukannya berkurang, malah bertambah. Pertandingan yang akan dijalani Michael bukanlah pertandingan favorit. Namun bagi para penjudi, pertandingan ini menjadi pilihan yang paling menyenangkan dan mudah. Mereka yakin akan mendapatkan uang banyak dari pertaruhan pertandingan kali ini. Di antara mereka yang bertaruh dengan perhitungan, ada sebagian orang yang selalu mencari peruntungan. Orang-orang ini bertaruh untuk Michael dan berharap Michael bisa memberi kejutan menyenangkan. Mereka akan membalikkan meja dan hidup mereka akan makmur jika Michael menang. Semua orang mencemooh saat Michael pertama kali naik ke panggung. "Lihat! Kelompok Misterius tak berguna datang. Dia benar-benar bikin malu ibunya. Dia berani membawa nama kelompoknya sendiri tanpa kekuatan dan juga pendukung. Apa mungkin dia memilih nama Kelompok Misterius karena dia takut kehilangan muka setelah dihajar habis-habisa
Master Anres menutup matanya menahan kekuatan tekanan besar yang tak terlihat. Fitur wajahnya menyatu. Tubuh raksasanya perlahan turun hingga akhirnya dia berlutut di lantai arena. "Ini... apa yang sebenarnya terjadi?” "Bagus, tekanan udara.” "Serangan... serangan dahsyat ini dikirim oleh pria tadi?” "Tidak, tidak mungkin.” Para penonton di bagian tribun juga merasakan tekanan yang kuat dari langit. Mereka bahkan saling berdempetan seperti para penggemar yang menonton konser di panggung. Wajah mereka juga terdistorsi saat menatap ke atas. Rambut mereka berantakan. Pakaian dan kakinya terombang ambing. Marcus menggenggam erat pagar di depannya. Dia tidak percaya dengan kejadian yang terjadi di hadapannya. Sorot matanya terkejut sekaligus marah, “Apa? tidak disangka pria itu... pria itu ...” Guru Agung yang terus mempermalukan Michael sedari tadi, mengernyit. Namun sebagai jagoan dari Dunia Iblis, dia masih berusaha berpikir jernih, “Oh jangan khawatir. Walaupun pr
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua