Home / Urban / Suami Dibuang Sayang / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Suami Dibuang Sayang: Chapter 141 - Chapter 150

3330 Chapters

Bab 141

Petinju itu melihat Michael yang memakai topeng di wajahnya dan tersenyum. "Hati-hati Bung. Tinjuku bukan sekedar tinju. Jika kamu sampai mati, titipkan salamku pada raja neraka."Michael balas tersenyum dan mengacungkan jari tengahnya. Wajah petinju itu berubah cemberut. Dia menguatkan kaki-kakinya dan menyerbu maju. Michael mengelak ke samping.Tenaga petinju itu terlalu besar. Dia tidak bisa menarik kembali tangan yang sudah keburu maju ke arahnya, jadi dia melewati Michael.Michael menangkap momen kelemahannya dan menendangnya dengan secepat kilat. Petinju itu merasakan kekuatan tendangan Michael. Punggungnya terkena sasaran tendangan. Tubuhnya terhuyung-huyung hendak jatuh ke depan. Bahkan tali ring tidak bisa menampung beban tubuhnya dan seketika dia jatuh dari ring. Kepalanya menyentuh lantai. Petinju itu pingsan.Hanya dengan satu gerakan!Seketika ruangan itu langsung terasa hening.Sesi pertandingan ini sebetulnya hanya sesi selingan untuk menenangkan penonton dar
Read more

Bab 142

"Pertandingan ini sangat luar biasa.""Dia sepertinya bukan orang sembarangan. Namaku bisa saja keluar berikutnya. Pasti sengaja diatur oleh petugas.""Padahal dia orang biasa, bagaimana dia bisa begitu kuat."Hanya Mark dan Boris yang tahu bahwa Michael tidak punya latar belakang olah raga tinju. Tapi mereka tidak bisa menggambarkan dengan kata-kata tentang kemampuan fisik Michael.“Dia tidak berencana untuk mengambil semua pertandingan, kan?” Mark berkata sambil tersenyum masam.Boris menyeka keringatnya di dahi. "Mungkin saja. Tapi anak buah Victor sangat kuat. Bisakah dia menghentikannya?""Apa kamu pikir dia bakalan puas? Kedua petinju itu saja tidak punya kesempatan untuk melawan. Bagaimana mungkin orang sekuat dia mau menikah dengan keluarga Su dan diperlakukan seperti sampah di Kota Yuncheng?" Mark berkata dengan bingung. Jika dia sendiri orang kaya dan punya kemampuan fisik prima, pasti dia tidak mau tunduk pada siapapun. Benarkah motivasinya untuk seorang wanita? Ek
Read more

Bab 143"

Apakah Spence ini lawan tangguh?" Mark bertanya penasaran. Boris bergidik. "Catatan pertandingannya sih sedikit. Tapi akhir-akhir ini, dia selalu menang. Gaya tandingnya dikenal ganas tanpa ampun. Minimal lawan tandingnya pasti masuk rumah sakit.""Apa ada cara untuk menghentikannya? Aku tidak ingin melihat Michael terluka," ujar Mark khawatir.Boris menggelengkan kepalanya. Untuk urusan ring tinju, mereka tidak bisa berbuat banyak. Hal ini juga terkait dengan nama baik. "Kita hanya bisa bergantung pada kekuatan Michael. Kalau ikut campur tangan, Raymond bakalan tahu. Masalahnya akan lebih serius," kata Boris.Di atas ring, Spence berkata kepada Michael. "Bro, aku sarankan kau nanti pergi ke Rumah Sakit Kota saja. Para dokter ortopedi di sana baik-baik semuanya."Ketika Michael melihat Spence, dia tahu lawannya tidak semudah seperti sebelumnya. Dia bisa langsung melihat kalau Spence adalah orang yang kejam. Kemampuan bertinjunya pasti luar biasa. Victor, guru bela dirinya dulu,
Read more

Bab 144

Spence berpikir bahwa dia tidak akan kesulitan menahan serangan Michael, tetapi ketika dia merasakannya, ekspresi Spence berubah. Ternyata, serangan Michael tidak bisa dianggap remeh. Michael menendang lagi.Spence mundur terhuyung-huyung sampai ke tepi ring. Seluruh penonton terdiam.Petinju lain yang berdiri di samping ring melihat pemandangan ini. Mata mereka melebar seolah-olah mereka melihat hal yang tidak mungkin terjadi. Spence mundur sampai tepi ring!Orang ini memukul mundur Spence.Spence belum pernah bertemu lawan yang seimbang. Meskipun dia tidak kalah, tapi dia mundur sampai sejauh tepi ring. Itu saja sudah merupakan hal yang luar biasaMichael berjalan ke arah Spence."Apa kamu masih ingat dengan yang kamu katakan sebelumnya?" kata Michael dengan nada ringan.Spence mengatakan sebelumnya bahwa selama dia bisa dipaksa mundur, dia akan mengakui kekalahannya. Sekarang, perkataannya terbukti.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia melangkah lunglai keluar dari
Read more

Bab 145

Begitu dia berbaring di tempat tidur, Michael mendengar Bella berkata, "Posisimu tidak boleh keluar dari garis merah."Awalnya Michael bingung sampai dia melihat benang merah dijahit di sprei. Hal ini membuatnya tertawa.Bella-lah yang menjahit benang merah tersebut. Meskipun miring, tapi jelas kasur itu terbagi dua.“Kapan garis merah ini akan dihapus?” Michael bertanya sambil menggoda. “Itu tergantung pada kinerjamu.” Wajah Bella memerah. Dia gugup. Telapak tangannya bahkan berkeringat.Meskipun dia menempati kamar yang sama dengan Michael selama tiga tahun, ini pertama kalinya dia tidur begitu dekat dengan Michael."Bagaimana jika kamu melewati batas?" tanya Michael.“Tidak akan terjadi. Kamu terlalu banyak menghayal,” jawab Bella dengan tegas.Michael tertawa dalam hati. Siapa yang bisa mengontrol tubuhnya ketika tidur. Segala sesuatu bisa saja terjadi dan ini di luar kendalinya.Tapi bagi Michael, selama dia tidak melewati batas, dia tidak peduli dengan postur Bella set
Read more

Bab 146

Sebelumnya Michael selalu bisa menahan hal-hal yang membuatnya tidak nyaman. Tapi lain halnya dengan mengemudikan kendaraan. Jika Bella sampai kenapa-kenapa, Michael tidak akan memaafkan dirinya sendiri.Melihat sikap ragu-ragu Michael, Bella merasa cemas. “Apa ada sesuatu yang tidak bisa kamu katakan padaku?"Michael terkejut. Akhir-akhir ini hubungannya dengan Bella membaik. Jika Bella salah paham, semua usahanya akan terasa sia-sia.“Sebenarnya, tanganku terluka, jadi aku tidak bisa mengemudi,” Michael berkata jujur.“Terluka?” Bella memandang Michael dengan curiga. Dia tidak melihat adanya perbedaan yang mencolok di tangan Michael. Bukankah tadi pagi dia memegang tangannya? Memang benar tangan Michael gemetar, tapi Bella mengira Michael bersikap gugup sama sepertinya.Bella memegang tangan Michael kembali. "Apa tanganmu sakit? Ada luka serius?""Tidak ada luka serius. Tapi jika aku mengemudi dan terjadi kecelakaan, tentu akan merepotkan," kata Michael. “Ayo pergi ke rumah
Read more

Bab 147

Di toilet, dia bahkan tidak bisa menggunakan tangannya. Bagaimana Michael bisa membuka celananya? Dia bisa mati lemas karena tidak bisa buang air kecil!Setelah mencobanya di bilik toilet, Michael pasrah. Dia tidak bisa membuka celananya.Sambil berjalan keluar dari toilet, Michael melihat Bella berdiri di pintu. “Apa kamu …?" Bella tidak berani menatap langsung mata Michael. Dia lalu menatap lantai. "Hahaha … sebenarnya, tidak masalah jika kamu tidak bisa membantu. Toh, tidak terlalu mendesak," kata Michael malu-malu.Bella melangkah maju dan menarik Michael ke pintu toilet wanita. "Tunggu sebentar."Bella memeriksa ke dalam toilet. Setelah memastikan tidak ada siapa-siapa, dia berkata pada Michael. "Tidak ada orang, cepat masuk."“Ini bukan ide yang bagus!” Michael tersenyum canggung. Dia belum pernah masuk ke toilet wanita seumur hidupnya.Bella meletakkan plang “toilet sedang dibersihkan”. "Apa kamu mau mati berdiri? "Michael diseret secara paksa masuk ke toilet wanita.
Read more

Bab 148

Mark langsung menarik Michael ke bank. Michael juga merasa senang, bisa membantu Mark dengan dua ratus juta yuan.Melihat Mark memegang ATM di tangannya dan tersenyum di hadapannya, Michael tiba-tiba merasa tidak bisa berkata-kata.Bagaimanapun, sebelumnya Mark adalah orang penting di Yuncheng. Bagaimana dia bisa seperti orang yang belum pernah melihat dunia."Mark, aku penasaran apakah kamu dulu memakai nama palsu? Kenapa kamu bisa terlihat sangat bahagia saat melihat jumlah uang seperti ini?" tanya Michael.Mark cemberut. "Bagaimana orang kaya sepertimu bisa mengetahui penderitaan orang lain? Berapa banyak orang yang pernah melihat uang dua ratus juta selama hidup mereka? Mereka pasti juga tidak bisa berkata-kata juga."Mark benar. Michael juga tidak bisa membantahnya."Omong-omong, aku dengar Raymond mengirim seseorang untuk mencari tahu tentangmu. Sebaiknya, kamu tidak usah menarik banyak perhatian. Jika identitasmu terungkap, kamu bisa dibunuh," Mark mengingatkan. “Jangan
Read more

Bab 149

Setelah bekerja, Bella menyetir kendaraan dengan Michael duduk tenang di kursi penumpang. Mereka langsung pergi ke vila keluarga Su.Nenek sudah menunggu di ruang tamu.Setelah semua hadir, nenek berkata, "Perusahaan telah mengosongkan buku untuk menangani proyek Chengxi. Aku mengundang kalian hari ini karena aku ingin mendengar saran kalian."Berbicara tentang masalah uang, semua terdiam. Hal yang biasa bagi mereka menghasilkan uang dari perusahaan. Tapi mustahil bagi mereka merogoh kocek sendiri untuk membiayai kebutuhan perusahaan."Nenek, untuk proyek Chengxi, kita bisa menggunakan pinjaman bank," saran Edward.Nenek menggelengkan kepalanya. "Aku sudah mencoba, tapi tidak ada bank yang mau meminjamkan. Aku curiga ada campur tangan seseorang dalam masalah ini."Proyek Chengxi ibarat daging segar yang dihidangkan di atas piring. Di Kota Yuncheng banyak yang lebih memenuhi syarat daripada keluarga Su untuk bekerja sama dengan Weak Water Property. Sudah biasa jika ada pihak yang
Read more

Bab 150

Ketika semua orang menatapnya, Bella sangat marah. Tapi Michael membisikkan beberapa kata di telinganya.Bella memandang Michael dengan kaget. Dia menggelengkan kepalanya. Sekarang semua orang ingin menyalahkannya. Jika dia mengambil inisiatif, bukankah itu hanya memberi mereka kesempatan?Michael tersenyum dan mengangguk. "Percayalah padaku."Bella tercengang. Setiap kali Michael mengucapkan sesuatu, dia akan memilih untuk mempercayainya tanpa ragu-ragu. Keyakinan ini hampir menjadi ketergantungan.“Nenek, aku bisa memikirkan cara untuk mendapatkan pinjaman bank,” ujar Bella sambil berdiri.Begitu Bella mengatakan ini, Edward mencibir. Nenek saja itu tidak bisa memperoleh pinjaman, bagaimana mungkin Bella bisa? “Jangan mengada-ngada. Bagaimana kamu bisa melakukan hal yang tidak tidak bisa dilakukan nenek?” Edward berkata."Edward, biarkan saja Bella melakukannya. Tapi Bella, bagaimana jika kamu tidak bisa melakukannya?" Amanda tersenyum."Jika aku tidak bisa melakukannya, aku
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
333
DMCA.com Protection Status