“Aku sudah memasang harga. Mari kita tunggu tanggal mainnya,” ujar Atlanta melalui telepon kepada atasannya, Oliver. “Aku selalu puas dengan kinerjamu. Aku akan menambahkan bonus bulan ini,” balas Oliver dari sebrang sana. “Baiklah, aku tunggu bonusku,” jawab Atlanta sebelum menutup panggilan tersebut. Atlanta menghela napas lega saat melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul dua siang. Ternyata waktu yang ia butuhkan lebih dari dua jam. Sesuai janji, Atlanta segera keluar dari ruang kerja dan menghubungi Dylan. “Hai sayang, kau dimana? Aku sudah selesai bekerja. Maaf, ternyata ini lebih lama dari yang aku perkirakan,” ujar Atlanta begitu panggilan terhubung. Atlanta menuang air dingin ke dalam gelasnya. “Sayang? Dylan?” panggil Atlanta karena Dylan tak kunjung menjawabnya dari sebrang sana. Lalu barulah terdengar suara Dylan dari kejauhan. “Siapa yang meneleponku? Istriku?” Meski samar-s
Read more