Semua Bab My Wife is My Suspect: Bab 51 - Bab 60

149 Bab

CHAPTER 51

Pandangan terindah ketika Atlanta bangun tidur adalah mendapati sosok Dylan yang sedang terpejam. Atlanta menatap suaminya penuh kagum. Jari-jari lentik Atlanta perlahan menyentuh wajah Dylan secara lembut, mulai dari dahi, turun ke pipi, geser ke hidung lalu turun ke bibir.Ada banyak sekali yang ingin Atlanta katakan. Mulai dari identitas sebenarnya hingga hal-hal yang baru terjadi kepadanya. Atlanta juga ingin membagi kesehariannya dengan Dylan seperti pasutri pada umumnya.“Sedang mengagumi ketampanan suamimu?” suara Dylan membuyarkan lamunan Atlanta.“Selamat pagi,” sapa Atlanta.“Apakah jam sebelas siang masih pagi?” Dylan mengecup dahi Atlanta dengan lembut.Dylan menarik tangan Atlanta untuk membantu istrinya bangun tidur. “Ayo bangun, kita sarapan. Ah tidak, waktu sarapan sudah habis. Mari kita makan siang.”Atlanta menggelengkan kepala, enggan bangun dari kasur. Pekerjaannya selama sa
Baca selengkapnya

CHAPTER 52

Menu makan siang yang Dylan buat cukup sederhana tetapi berhasil menggugah selera makan. Ada ayam panggang, mashed potato, salad buah, kacang-kacangan dan air putih.   “Apa ini tidak berlebihan?” tanya Atlanta ragu begitu melihat Dylan menyajikan makanan dengan porsi lebih di atas meja makan.“Wajahmu terlihat sangat lelah. Kau membutuhkan asupan makan lebih banyak. Tidak masalah jika kau tidak bisa menghabiskannya,” jawab Dylan.Ketika Atlanta hendak menyupa makanan ke mulutnya, ponsel Atlanta bergetar, mengurungkan niat Atlanta makan. Refleks, Atlanta kembali menaruh garpunya ke piring karena kesal.Tanpa pikir panjang Atlanta langsung menolak panggilan nomro tidak di kenal yang sangat ia hapal dan memblokir nomor Leondra supaya tidak bisa lagi menghubunginya.“Kenapa tidak di angkat?” Dylan tampak bingung melihat reaksi Atlanta.“Hanya iklan tawaran asuransi. Aku sudah memblokir nomorny
Baca selengkapnya

CHAPTER 53

Atlanta menoleh pada Dylan. “Kenapa kau mengajakku ke hotel mewah ini?”Pasalnya hotel ini adalah hotel milik keluarga Adams. Hotel Adams, salah satu properti milik keluarga Adams. Menginjakkan kaki di rumah mewah Adams saja Atlanta sudah tidak ingin, apa lagi berkunjung ke hotel milik keluarganya.Mendadak perasaan Atlanta menjadi cemas. Menghadapi sesuatu yang berkaitan dengan Adams jauh lebih sulit dari pada Atlanta harus melumpuhkan seorang musuh yang sangat hebat. Berkaitan dengan keluarga membuat perasaan Atlanta menjadi tak tenang. Perasaan buruk masa kecil terkadang kembali menghantuinya.  “Kita sudah hampir satu tahun menikah, tapi kita tidak pernah pergi bulan madu karena aku terlalu sibuk. Maafkan aku.”Atlanta masih heran mendengar alasan yang Dylan berikan walau kaki mereka tak berhenti melangkah masuk ke dalam gedung mewah hotel Adams. Tangan Dylan setia merangkul Atlanta, ingin menunjukkan kepada dunia bahwa wa
Baca selengkapnya

CHAPTER 54

Atlanta terus melamun sepanjang koridor, membuntuti Dylan yang membawanya menuju kamar. Saat Dylan hendak membuka kunci kamar mereka, Atlanta membuka suara.“Sayang, aku ingin makanan penutup di restoran bawah lagi untuk aku bawa ke kamar. Makanan penutup mereka sangat lezat,” ungkap Atlanta.Dylan menoleh. “Tiba-tiba? Kalau begitu ayo kita turun.”Atlanta memegang lengan Dylan, menahan Dylan supaya tidak ikut dengannya. “Aku bisa sendiri. Hanya sebentar, tidak akan lama. Kau istirahat dulu saja di dalam kamar.”Dylan menatap Atlanta ragu. “Kau yakin? Sendirian? Tidak perlu aku temani?” tanyanya meyakinkan Atlanta.Wanita itu tersenyum. “Aku hanya sebentar, aku janji.”“Tapi—"Atlanta mendorong pelan punggung Dylan dan memaksanya segera masuk ke dalam kamar. “Hanya sebentar, aku bisa sendirian. Percaya padaku. Aku janji akan segera kembali.”&ld
Baca selengkapnya

CHAPTER 55

Dylan mengambil alih makanan penutup tersebut kemudian meletakkan ke atas meja yang tak jauh dari mereka. Belum selesai disitu, Dylan menarik pinggang Atlanta dan mulai mencium bibir Atlanta dengan lembut.“Kau pikir aku membawamu kemari hanya untuk makan?” bisik Dylan di tengah cumbuan mereka.Atlanta menahan senyuman dan membalas ciuman Dylan tak kalah panas. Tangan Dylan perlahan bergerak untuk menurunkan gaun Atlanta. Tapi ciuman mereka berhenti ketika Dylan merasakan sesuatu yang basah di punggung Atlanta.Mata Dylan sukses membulat sempurna melihat jari-jarinya yang terkena darah setelah menyentuh punggung Atlanta. Dylan langsung menyingkap rambut Atlanta dan melihat punggung istrinya.Benar saja, lagi-lagi tubuh Atlanta mendapatkan luka. Padahal mereka baru berpisah selama dua puluh menit.“Sayang, apa yang terjadi?” suara Dylan terdengar panik.“Hah?” Atlanta masih melongo karena Dylan yang mengakh
Baca selengkapnya

CHAPTER 56

Dylan selesai mengobati luka Atlanta dengan cekatan. Selama terdiam juga Atlanta baru bisa berpikir jernih. Atlanta tahu jika marahnya Dylan tadi adalah bentuk rasa khawatir kepadanya. Hal tersebut sangat wajar terjadi.Suami mana yang tidak khawatir setengah mati melihat istrinya tiba-tiba mendapatkan luka yang cukup parah? Hal itu adalah reaksi alamiah. Seharusnya Atlanta senang karena hanya Dylan yang satu-satunya peduli kepadanya di muka bumi ini.Walau Atlanta tidak bisa menebak apakah Dylan masih berpihak padanya atau tidak setelah identitas Atlanta terbongkar nanti.“Sayang,” panggil Atlanta dan Dylan secara serempak.“Kau dulu.” Dylan kembali mengalah dan memberikan Atlanta kesempatan untuk bicara duluan.Atlanta mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Dylan kemudian menundukkan kepala.“Maafkan aku. Aku salah. Aku sudah kelewatan padamu. Aku sungguh minta maaf. Kau pantas menghukumku,” ujar Atl
Baca selengkapnya

CHAPTER 57

Atlanta bangun dalam posisi tengkurap. Ternyata luka di punggungnya terasa jauh lebih perih saat terkena air sabun. Dalam hati Atlanta menyesal karena seharusnya ia membuat Jonathan terluka lebih parah darinya.Setelah bangun, Atlanta menggunakan bath robe kemudian duduk melamun di pinggir ranjang. Terlalu banyak hal di benaknya saat ini.“Sayang?” Atlanta tak bisa menemukan Dylan di kamar hotel setelah Atlanta memeriksa semua ruangan yang ada. Satu setel pakaian di atas meja makan enarik perhatian Atlanta, beserta sebuah kertas kecil di sampingnya.“Aku pergi ke restoran bawah untuk membeli makanan kesukaanmu. Menu sarapan pesan antar hotel bukan menu kesukaanmu, jadi aku memutuskan untuk membelinya lagi.” Atlanta membaca pesan singkat yang Dylan tinggalkan untuknya.Atlanta berdecak pelan. “Kenapa dia mau repot-repot karena aku tidak suka makanan itu?”Atlanta segera mengganti pakaiannya menjadi pa
Baca selengkapnya

CHAPTER 58

Dylan membuka pintu, mendapati Atlanta tengah berdiri menghadap jendela besar dan buru-buru menyimpan ponselnya.“Sayang, kau sudah kembali?” sambut Atlanta dengan seulas senyuman.Dylan menunjuk pintu di belakangnya menggunakan ibu jari. Raut wajahnya datar, tak membalas senyuman Atlanta.“Sayang, apa semalam kau terkena serpihan kaca di dekat restoran?”“Apa?” Atlanta tercengang, terkejut Dylan bisa mengetahui hal itu.Atlanta menghampiri Dylan. “Apakah sesuatu terjadi di dekat restoran?” tanyanya, pura-pura tak mengetahui hal itu.Dylan meletakkan makanan yang sudah ia beli di atas meja makan. “Toilet lantai bawah dekat restoran kacanya pecah. Lukamu hanya bisa di sebabkan oleh benda tajam.”Atlanta ber-oh ria pelan. “Karena itu kau mengira pecahnya kaca di toilet berhubungan dengan lukaku?” suara Atlanta masih tenang dan pelan.Dylan memegang lengan Atl
Baca selengkapnya

CHAPTER 59

Dylan mengetuk-ngetuk jemari di atas meja makan hotel. Memikirkan kembali reaksi Atlanta yang sangat aneh. Atlanta bisa mengubah reaksi manisnya menjadi asam dalam waktu sekejap.“Apa Atlanta bipolar? Ah tidak, emosinya tidak seburuk itu.”Menatap makanan yang tidak sempat Atlanta sentuh, Dylan memilih membuang makanan tersebut. Suasana hatinya sedang tak baik sejak ia kembali bertengkar dengan Atlanta.“Aku baru tahu jika Atlanta bisa semarah itu. Aku sampai mengira kepribadian sinis dan dinginnya sudah hilang semenjak menikah. Ah, benar. Manusia mana yang bisa berubah dalam semalam? Kau bodoh Dylan, seharusnya kau tidak perlu menyinggungnya lagi. Tapi aku tidak bisa menahan rasa penasaranku.”“Lupakan, aku akan memasan lagi untuk Atlanta ketika sudah di rumah.”Dylan mengambil kunci mobil dan memutuskan untuk segera pulang. Takut Atlanta sudah menunggunya di apartemen.***Kegiatan Atlanta hari in
Baca selengkapnya

CHAPTER 60

Atlanta membuka pintu kulkas, mengambil sereal kesukaannya. Kali ini Atlanta memakannya dengan susu.“Sayang, kemarilah.” Dylan menepuk sofa, menyuruh Atlanta segera duduk di sampingnya.Tanpa membantah Atlanta membawa makanan kesukaannya dan di letakkan di meja ruang tengah sebelum duduk di sebelah Dylan. Atlanta menuangkan sereal ke mangkuk susu.“Kau belum kenyang? Aku lihat tadi kau makan lebih banyak dari Valeria,” komentar Dylan.Tentu saja Atlanta masih merasa kelaparan karena seharian ini Atlanta tidak sempat makan saking sibuknya bekerja.“Aku hanya ingin mengemil. Tenang saja, aku tidak akan menjadi gendut,” balas Atlanta.Dylan mencubit pipi Atlanta gemas. “Aku tidak pernah khawatir kau gendut atau tidak. Aku hanya khawatir kau akan muntah karena terlalu kenyang.”“Tenanglah, tidak akan. Aku tahu batasanku.”Atlanta mulai melahap sereal. Selagi Atlanta makan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status