Semua Bab MEZZALUNA [Indonesia]: Bab 71 - Bab 80

103 Bab

HYPOCRITICAL

Siang itu, demi mengisi kekosongan, Ash dan Archie mengisi jam kosong mereka dengan menemani Gabe berlatih seorang diri di lapangan basket indoor milik Universitas. Namun tiba-tiba sekelompok remaja puteri menghampiri ketiganya –bersikap sok akrab pada mereka, bahkan di berbagai kesempatan mereka menggoda Ash.Sayangnya aksi mereka tak mampu bertahan lama, sebab Leona tiba di lokasi tersebut beberapa menit setelahnya.Gadis Argent itu menghampiri mereka, bahkan terang-terangan memberi kecupan hangat di pipi kanan Ash sebagai sapaan. Tindakan tersebut berhasil membuat sekelompok gadis itu menundukkan kepala secara serempak –berpamitan dan lari tunggang langgang saat itu juga.Gabe tak bisa menyembunyikan tawanya melihat kejadian langka tersebut, sementara Archie, seperti biasanya ia melemparkan tatapan menggoda –mengejek tindakan spontan yang telah dilakukan satu-satunya gadis vampire yang ada di sana."Wooo hooo! Sepertinya ada yang ketakutan barang kesayangannya diambil
Baca selengkapnya

FIRST BLOOD

Damien mengangguk sigap, lantas terkekeh mendengar kalimat bernada ancaman milik Leona, lalu berkata, "Baiklah. Tapi aku punya satu permintaan lain, Leo." ucap Damien basa-basi.Dengan raut kesal, Leona merotasikan bola matanya lantas berdecak dan menyuarakan perasaan jengkelnya."Permintaan macam apalagi yang ingin kau ajukan padamu, Damien?" Leona hampir memekik kesal melihat Damien yang tak henti-hentinya mengulas senyum."Kembalilah padaku." sahut Damien sigap. "Tak akan ada lagi ancaman apapun di hidupmu, juga semua anggota keluargamu, jika kau mau kembali padaku."Damien bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Ia benar-benar menginginkan Leona kembali padanya. Terdengar kesungguhan dan ketulusan dalam caranya mengucapkan rentetan kalimat tersebut.Sayangnya, Leona tak lagi memiliki belas kasih dan perhatian yang tersisa untuk Damien. Hanya rasa benci dan amarah yang hampir membuncah setiap ia melihat wajah licik Damien. Memuakkan.Maka, tanpa menunggu
Baca selengkapnya

BROKE

Siapapun, kumohon, tolong kami.Suara itu terus menerus terngiang –terdengar jelas dalam telinga Archie, sayangnya hanya ia yang mendengar suara tersebut. Suara yang tak begitu asing dalam rungunya.Anehnya, sejak ia bertemu dan melakukan diskusi tertutup dengan semua anggota Keluarga Argent hari itu, satu persatu kemampuan aneh yang dimilikinya bermunculan. Seperti bisa membaca pikiran terdalam dari siapa saja yang tanpa sengaja bersentuhan dengannya, dan sekarang, ia bisa mendengar suara Leona yang entah berasal dari mana.Archie terus menggaruk kepalanya yang tidak gatal setiap kali rungunya mendengar kalimat permintaan tolong dari seorang Leona.Sesekali ia bangkit dari tempat duduknya, menyapu pandangannya ke sekitar, bahkan beberapa kali ia berjalan ke sana ke mari –mencari sosok yang suaranya terdengar begitu jelas dalam pendengarannya. Mungkin saja gadis itu tengah bersembunyi dan ingin bermainnya. Pikir Archie.Gabe yang mulai merasa pusing ketika melihat Arc
Baca selengkapnya

VOICES

Siapapun, kumohon, tolong kami.Suara itu terus menerus terngiang –terdengar jelas dalam telinga Archie, sayangnya hanya ia yang mendengar suara tersebut. Suara yang tak begitu asing dalam rungunya.Anehnya, sejak ia bertemu dan melakukan diskusi tertutup dengan semua anggota Keluarga Argent hari itu, satu persatu kemampuan aneh yang dimilikinya bermunculan. Seperti bisa membaca pikiran terdalam dari siapa saja yang tanpa sengaja bersentuhan dengannya, dan sekarang, ia bisa mendengar suara Leona yang entah berasal dari mana.Archie terus menggaruk kepalanya yang tidak gatal setiap kali rungunya mendengar kalimat permintaan tolong dari seorang Leona.Sesekali ia bangkit dari tempat duduknya, menyapu pandangannya ke sekitar, bahkan beberapa kali ia berjalan ke sana ke mari –mencari sosok yang suaranya terdengar begitu jelas dalam pendengarannya. Mungkin saja gadis itu tengah bersembunyi dan ingin bermainnya. Pikir Archie.Gabe yang mulai merasa pus
Baca selengkapnya

FIRST VICTIMS

"KELUARKAN AKU DARI SINI, SIALAN!" pekik Leona.Gadis itu menendangi dinding sempit yang mengilinginya. Ia tak bisa bergerak leluasa, bahkan penerangan di dalam ruangan itu benar-benar gelap. Terlalu gelap. Ia tahu, ia dimasukan ke dalam ruangan penyiksaan yang dimiliki Keluarga Skarsgard. Hanya saja, ia tidak menyangka akan dimasukan ke dalam ruangan sesempit itu.Ruangan tersebut benar-benar sempit. Luas dan tinggi ruangan tersebut tak lebih dari seukuran tubuh juga tinggi badan Leona. Seolah ruangan tersebut telah disiapkan jauh-jauh hari, khusus untuknya.Gadis itu hanya bisa mengguncang tubuh, juga kedua kakinya sebagai usaha untuk menghancurkan ruangan sempit tersebut. Bahkan ia tak memiliki kuasa atas kedua tangannya, dari siku sampai jari terjulur keluar dan diikat kencang oleh logam pipih berwarna silver. "DAMIEN! LEPASKAN AKU!" sekali lagi, Leona meraung meminta untuk dilepaskan dari ruangan sempit tersebut.Gadis itu benar-benar membenci tempat s
Baca selengkapnya

BRAVERY - I

"Terima kasih banyak, Lyla." ucap Erin pada Lyla.Kedua perempuan itu saling menggenggam, lalu berpelukan dengan penuh rasa syukur. Pria yang sama-sama mereka cintai pulih dengan begitu cepat. Erin, sebagai seorang ibu, merasa lega melihat putranya bisa kembali menggerakkan tubuhnya dengan bebas. Sementara Lyla, sebagai seorang sahabat, tampak senang melihat Ash kembali tersenyum dalam keadaan sehat."Syukurlah. Kau bisa kembali pulih tanpa perlu menunggu waktu lama," ujar Gabe.Gabe ikut bergabung –memeluk Erin dan Lyla yang kemudian disusul Archie tanpa ragu. Sang Hybrid menyempatkan diri menoleh, lantas melambaikan tangannya pada sang Alpha."Hey! Kemarilah bocah sok tampan!" tegur Archie dengan raut mengejek.Ash terkekeh pelan, lalu menjawab, "Aku memang tampan!" balas Ash percaya diri.Ya, Ash memanglah tampan. Dilihat dari sudut mana pun, ia tampak seperti makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna –salah satu di antara sekian banyak
Baca selengkapnya

BRAVERY - II

Meski kesal dan tak ingin membiarkan Ash lari ke dalam pelukan Leona, Lyla akhirnya angkat bicara, mengusulkan sesuatu –menengahi perdebatan yang hampir diciptakan Archie."Jangan gegabah, Ash." ucap Lyla.Suara feminim itu mengucap kalimatnya dengan lembut dan penuh kehati-hatian."Aku tahu, kau ingin segera menyelamatkannya. Tapi, setidaknya, demi keselamatan kita semua. Kita harus perhatikan dulu situasi di dalam sana seperti apa." ucap Lyla tulus.Ash mengangguk, diikuti Archie setelahnya. Keduanya tampak setuju dengan apa yang baru saja Lyla katakan. Maka Lyla mengulas senyum hangatnya ketika mendapatkan kesepakatan dari keduanya."Jika situasinya tidak genting, saranku, datanglah ketika ia membutuhkan bantuan. Setuju?" usul Lyla dengan intonasi penuh kehati-hatian.Dengan sigap Archie mengangguk, setuju dengan usul Lyla. Bahkan sang Hybrid tak memberikan bantahan apapun pada kalimat yang diucapkan Lyla."Selain itu... Kau akan tampak se
Baca selengkapnya

INTERNAL CONFLICT

"Harus kuapakan kau agar diam dan menuruti keinginanku, Argent?" bisik Damien dengan intonasi dan sorot dingin mengintimidasi.Leona menyunggingkan senyum manisnya, lantas menjawab, "Lakukan sesukamu, Damien." lirih Leona.Senyuman juga nada bicara Leon berhasil menurunkan tensi amarah Damien, meski sebenarnya ia memang tengah berada di puncak kemarahannya, senyum sang gadis berhasil memudarkan segalanya. Ia memberikan pengampunan.Damien melepaskan cengkramannya dari leher jenjang Leona, lalu berbalik dan beranjak menuju pintu.Pemilik surai hitam dan ikal itu menyempatkan diri menoleh, menatap Leona dan Ash melalui sudut matanya."Pergilah!" titah Damien. "Ini pengampunan terakhirku untuk kalian."Pria itu melanjutkan kembali langkahnya menuju pintu, lalu melesat meninggalkan saudara dan saudarinya yang masih berada di puncak emosinya."Apa kau tidak mendengar apa yang baru saja saudaramu katakan, Nona?"Archie menatap Irina yang tengah menc
Baca selengkapnya

SPENDING TIME TOGETHER

"Malia, bangunlah. Kumohon," ujar Loui lirih.Pemuda itu menempelkan pipi kanannya pada punggung tangan gadis yang tengah terbaring di atas tempat tidur pasien. Ia tampak begitu nyenyak –tenang. Sejak hari itu, Malia belum menunjukkan tanda-tanda akan terbangun dari tidur panjangnya.Gadis itu sudah berhasil melewati masa kritisnya, tekanan darahnya pun sudah jauh lebih stabil, bahkan dokter sendiri mengatakan, bahwa Malia sudah kembali pada kondisi terbaiknya. Hanya saja, entah kapan gadis itu akan membuka mata, dan membagi keceriaannya pada yang lain seperti sedia kala.Loui memandangi sekelilingnya. Tembok kokoh berwarna putih, lantai dengan warna senada dengan sprei juga selimut yang dipakai Malia, dan beberapa alat medis yang menimbulkan berbagai macam bunyian —mengisi keheningan di ruangan pasien super besar itu.Hidup Loui kembali terasa begitu sepi sejak Malia tak di sana —tak kunjung bangun dari tidur panjangnya. Dunianya yang sempat be
Baca selengkapnya

THE BEST RELATIONSHIPS ARE COMPLICATED

"Bagaimana kau bisa pulih secepat ini?" selidik Leona.Gadis itu menyamankan dirinya di atas batuan besar, menghadap air terjun dengan segaris pelangi melintasi kedua tepi.Dalam perjalanan pulang, Ash memilih memisahkan diri –membawa Leona ke tempat persembunyian favoritnya, tanpa Gabe dan Archie.Ia tahu, hubungan antara ia dan ibunya sedang memburuk. Mungkin lebih buruk dari yang pernah ada. Tapi sayangnya, ia enggan untuk menyegerakan diri menemui Erin hanya untuk sekedar kembali meminta maaf atau memeluknya karena telah membantah dengan sangat berani. Ash justru memilih untuk menghabiskan sisa malam itu bersama gadis favoritnya, Leona. Membawanya ke tempat tersebut adalah satu-satunya hal yang terlintas dalam pikiran sang Alpha selama dalam perjalanan pulang.Tak ada yang Ash rencanakan. Ia hanya ingin bersama Leona, melihat cahaya matahari terbit melintasi kedua tepi air terjun bersama dengan segaris pelangi, seperti yang tengah dipandanginya be
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status