"Bagaimana kau bisa pulih secepat ini?" selidik Leona.
Gadis itu menyamankan dirinya di atas batuan besar, menghadap air terjun dengan segaris pelangi melintasi kedua tepi.Dalam perjalanan pulang, Ash memilih memisahkan diri –membawa Leona ke tempat persembunyian favoritnya, tanpa Gabe dan Archie.Ia tahu, hubungan antara ia dan ibunya sedang memburuk. Mungkin lebih buruk dari yang pernah ada. Tapi sayangnya, ia enggan untuk menyegerakan diri menemui Erin hanya untuk sekedar kembali meminta maaf atau memeluknya karena telah membantah dengan sangat berani.Ash justru memilih untuk menghabiskan sisa malam itu bersama gadis favoritnya, Leona. Membawanya ke tempat tersebut adalah satu-satunya hal yang terlintas dalam pikiran sang Alpha selama dalam perjalanan pulang.Tak ada yang Ash rencanakan. Ia hanya ingin bersama Leona, melihat cahaya matahari terbit melintasi kedua tepi air terjun bersama dengan segaris pelangi, seperti yang tengah dipandanginya be"Stop talking, Ash!"Dengan sebelah alis terangkat naik, Ash menjawab, "And...? What should i do?""Kiss me..."Gadis itu buru-buru menarik tengkuk sang Alpha, mengecup singkat katup mulutnya lantas tersenyum ketika netra bulat mereka bertemu —saling menatap, dengan kedua sudut bibir masing-masing terangkat naik."But strangers don't kiss each other." sang Alpha mengubah senyumnya –meledek.Jelas sekali ingin memutar balik kalimat yang Leona singgung beberapa saat lalu. Gadis itu mengatakan, bahwa orang asing saja bisa saling berpelukan, lantas kenapa ia harus merasa spesial ketika bisa saling merengkuh tubuh satu sama lain.Saat ini, beberapa menit lalu, sang gadis memintanya untuk memberikan sebuah ciuman. Jika dideskripsikan, tindakan itu bukanlah hal lumrah yang bisa dilakukan siapa saja, di mana saja. Bagi Ash, ciuman adalah hal intim, langkah awal –gerbang menuju ke kemesraan lainnya. Jelas tidak bisa dilakukan sembarangan, meski melakukannya dengan orang
Lyla pun mulai melakukan flashback, menceritakan semuanya dari awal.***Malam itu Lyla, Ash, Gabe dan Archie tengah berkutat dengan setumpuk buku dan alat tulis masing-masing. Mereka sedang berada di tengah-tengah kegiatan belajar kelompok.Semua orang benar-benar fokus pada pekerjaannya masing-masing, dan Archie menjadi satu-satunya orang yang mulai terlihat bosan dengan keheningan yang mereka ciptakan sejak empat puluh lima menit yang lalu. Archie sudah berusaha keras menahan kantuk dan rasa bosannya. Tapi, sepertinya usahanya telah kalah dengan rahangnya yang berusaha keras mengajaknya untuk mengeluarkan sebuah uapan keras.Namun tiba-tiba saja Archie menguap, lantas menyerukan suara baritonenya dengan intonasi tinggi, membuat Ash, Gabe dan Lyla terperanjat kaget saat rungu mereka mendengar seruan tersebut."Truth or dare!" Seru Archie sembari mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi.Karena tak mendapat jawaban, Archie menguap sembari merentang
"Bangunlah, Malia. Dunia butuh gadis baik sepertimu." bisik Lyla sebelum akhirnya beranjak menuju pintu.Namun sekali lagi, Lyla membilak. Kaget luar biasa ketika dirinya berpapasan dengan Gabe dan Archie, yang entah sejak kapan berada di balik pintu putih itu.Malia mengangkat sebelah tangannya dengan gerakan patah-patah, senyumnya tampak begitu kikuk, serta tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya melihat keberadaan Archie dan Gabe di sana."O– oh? Ha– hai, guys!"Archie dan Gabe saling bertukar pandang, dengan sepasang pangkal alis masing-masing yang tampak menyatu."A– aku hanya ingin menjenguk Malia." jelas Lyla terbata.Gadis itu mengarahkan telunjuk kanannya ke arah pintu yang baru ia tutup beberapa menit lalu. Ia kembali memasang senyumnya, berusaha menyakinkan kedua sahabatnya –menjauhkan mereka dari segala macam perasaan curiga.Bagaimana pun, Lyla memang menjenguk Malia. Menemuinya, dan mengajaknya berbicara meski
Moonwood sudah memasuki musim gugur. Dedaunan kering berserakan di beberapa sisi bahu jalan. Kehangatan musim panas telah memudar, berganti dengan semilir angin yang terasa dingin ketika bersentuhan dengan permukaan kulit.Satu bulan lebih Malia masih terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang panjang, di salah satu ruangan VVIP Moonwood Premier Hospital.Semua anggota Keluarga Argent menunggu kesembuhan Malia dengan sabar, setiap hari mereka bergantian menjaga Malia, kecuali Loui. Sejak hari itu, si sulung tak lagi menginjakkan kedua kakinya di ruangan tersebut. Ia benar-benar menuruti perintah sang adik, untuk tidak menemani Malia.Dari sudut pandang Luca, Loui tak pantas untuk memberikan segala macam perhatian bahkan bersikap baik pada Malia.Segala kebaikan Loui hanya akan menyakiti —melukai perasaan Malia. Sebab, Malia selalu dipandang salah mengartikan segala macam kebaikan dan perhatian yang diberikan sulung Argent. Meski faktanya, secara prib
"Kau menyetujui penawaran Lyla, untuk mengawetkan, bahkan membuatnya tampak utuh seperti saat mereka masih hidup." Loui menyeringai tipis, netranya berhasil menangkap keterkejutan yang nampak di wajah Lyla."Sang Alpha, akan sangat marah jika tahu tentang hal ini. Dan hubungan dekat kalian adalah taruhannya." jelas Loui provokatif.Lyla menggeleng sembari mengangkat telapak tangan kanannya ke hadapan Loui, meminta pemuda tersebut untuk berhenti mengatakan apa yang bisa dilihatnya saat itu tentang kejadian yang akan datang."Baiklah, Argent. Aku akan membantumu." tutur Lyla setuju.Tanpa bertanya tentang bantuan apa yang Loui inginkan darinya, ia langsung menyetujuinya, seperti yang dilakukannya dulu pada Irina. Bedanya, ia tak merasakan aura gelap saat Loui berbicara padanya, sejak di dalam Rumah Sakit tadi."Apa yang bisa kulakukan untukmu, Argent?" tanya Lyla sekali lagi.Loui sedikit membungkuk, lantas mengunci tatapannya pada gadis di hadapannya. "S
Tak jauh dari tempat di mana Lyla dan Loui berdiskusi, juga Leona dan Luca mengobrol dengan begitu seru, Skarsgard bersaudara memperhatikan dua kubu tersebut dengan tatapan menyelidik. Mencari tahu apa yang tengah mereka berempat bicarakan.Tak ada yang berbicara, ketiganya sibuk memasang mata dan telinga masing-masing, memperhatikan juga mendengarkan segala percakapan yang tengah berjalan di depan sana.Damien menggeleng lalu berdecak setelah berhasil menangkap seluruh isi percakapan antara Leona dan saudara kecilnya, Luca. Ia menjadi satu-satunya yang bereaksi saat sebelumnya bergabung dalam keheningan yang memang sengaja mereka ciptakan."Mendatangi sang Alpha katanya? Kau benar-benar sesuai dugaanku, Leo. Masih menempel pada makhluk bau itu." monolog Damien geram.Ia mengakhiri rentetan kalimatnya dengan tawa getir, kesal sebab gadis yang masih dicintainya tetap berinteraksi bahkan berhubungan dekat dengan musuh terbesarnya. Werewolf, terutama Keluarga Cooper
"Seberapa parah luka para tetua?" tanya Archie pada para serigala yang mengelilinginya.Semuanya tampak bingung melihat wujud baru pada Archie. Bulunya tampak begitu kontras, berbeda dengan serigala lain, termasuk Gabe. Hanya Archie yang memiliki bulu putih bersih, sementara yang lain memiliki warna bulu yang gelap seperti serigala hutan pada umumnya."Kau benar-benar berevolusi menjadi Hybrid, Adams." ucap si serigala berbulu hitam legam saat manik kuningnya berhasil memindai semua aspek yang ada pada tubuh sang Hybrid."Ya... Meski menyebalkan karena berbeda dari kalian semua, aku merasa sedikit senang karena buluku terlihat jauh lebih bersih dari sang Alpha." Archie berbangga diri; menutupi rasa sesak yang hampir menyelemutinya setiap waktu.Memang benar yang Archie katakan, bulunya kini berwarna putih seperti salju, terlihat jauh lebih bersih dari bulu abu-abu milik sang Alpha yang terkadang tampak seperti warna silver.Konon katanya, bulu milik sang Alp
Setelah mendapat persetujuan dari para werewolf termasuk Archie dan Gabe, Luca mengekori para serigala berbulu legam, sementara Leona bersama sang Beta dan Hybrid memilih untuk pergi ke tempat Leona biasa menghabiskan waktunya setelah berburu bersama sang Alpha. Selain berniat mengawal kepulangan Leona, mereka ingin bermain sebentar sebelum kembali bertugas di perbatasan."Jadi, kabin inilah yang menjadi saksi bisu segala kemesraan yang kau dan Ash buat setiap kali selesai berburu?" ledek Archie sarkas.Tawa Gabe meledak mendengar ejekan sarkas yang dibuat Archie, serta manik ruby Leona yang kembali menyala karena kesal diledek seperti itu oleh sang Hybrid."Kau benar-benar tak bisa membiarkanku bernapas lega, huh?" Leona mengunci leher Archie dengan sebelah tangan sembari menatapnya nyalang. Archie terkekeh mendengar Leona menggerutu —memprotes ledekannya. "Wah! Jika Ash di sini, dia pasti senang melihatmu banyak bicara seperti ini." kilahnya.Leona