“Aku mencintai Kirani,” tegas Jevyan.“Jevyan, apa kamu sadar apa yang baru kamu katakan?” tanya Genta, urat-urat di pelipisnya bermunculan bahkan telinganya kini memerah menahan amarah.“Sepenuhnya aku sadar atas apa yang aku katakan. Aku mencintai Kirani, sejak dulu hingga kini, dan aku mohon, kamu jangan ikut campur.”Jevyan menaruh kaleng bir ke atas meja, ia menegakan duduknya dan mencoba tak menatap langsung mata Genta, bagaimanapun aura Genta cukup memperngaruhi nyalinya sekarang.“Aku tak akan ikut campur jika ini tak ada kaitannya dengan adikku. Ingat kau dan Serena—““Aku tahu, aku akan segera menyelesaikan semuanya dengan Serena.” Tandas Jevyan, “Kau berhak menyebutku brengsek, tapi sejak awal aku tak pernah menginginkan perjodohan ini, juga Serena. Kau juga tahu itu. Selain itu, saat meninggalkan negeri ini aku sangat menyesal telah melepaskan Kirani, dan kali ini aku tak akan mengulangi kesalahan yang sama.”Genta mengurut cuping hidungnya, memang mudah jika semua sesuai
Baca selengkapnya