Sara meregangkan jemari kakinya yang terasa kebas setelah terikat berjam-jam. Ia menyisir kamar perawatan tempatnya, Nenek juga Juna dirawat, mencari keberadaan Aruna. Dua jam lalu, Aruna minta ijin keluar sebentar untuk berbicara dengan dokter kandungannya. Tapi hingga sekarang, anak itu belum juga kembali. Rasa was-was mulai menjalari Sara. Namun tak begitu lama, karena detik itu pula pintu bergeser memperlihatkan Aruna yang masih sama pucat seperti sebelumnya. “Bibi, sudah bangun?” Aruna berlari kecil menghampiri Sara, “Aku tak begitu mudah tidur di tempat asing, berbeda dengan paman dan Nenekmu. Lihat, mereka seperti batu.” Aruna mengikuti pandangan Sara. Juna dan Nenek kini tidur pulas seperti bayi. “Bibi, apa yang kulakukan salah?” Sara tak segera menjawab, ia merapikan rambut Aruna dengan jemarinya, “Sekarang bukan saatnya memilah antara benar atau salah, tanyakan pada hatim
Baca selengkapnya