"Ge, kau sudah bangun?" Roy membuka matanya menyesuaikan cahaya yang masuk. Gera mengangguk. Ia tersenyum sembari memainkan rambut Roy. "Maafkan aku, sayang," ujar Roy untuk yang kesekian kalinya. "Lupakanlah, Roy. Aku yang salah," timpal Gera. "Roy, kau bisa terluka lagi nanti," lirih Gera saat Roy berusaha menggapai wajahnya. "Aku janji, tidak akan kelepasan. Aku akan mengontrol diriku, Ge. Tapi tolong, jangan menjauhiku," pinta Roy lirih. Gera mengangguk. "Aku mencintaimu, Gera." Mendengar itu, entah darimana datangnya perasaan Gera yang bergemuruh. Jantungnya berdegup kencang nan gaduh. Entah, air mata Gera menetes begitu saja. Ia terharu. Juga tak menyangka bagaimana bisa seorang Aroy mengatakan itu padanya. "Jangan bercanda, Roy! Ini
Last Updated : 2021-07-03 Read more