"Cepat katakan! Apa kau yang menyembunyikan Geraku?" Roy menggoyang-goyang tubuh Dewi, melupakan rasa jijiknya akan menyentuh wanita itu. Dewi menggeleng santai. "Sama sekali tidak, Roy. Lagian siapa wanita itu hingga membuatmu sampai sekacau ini? Pasti hanya seorang wanita biasa, bukan?" "Kenapa kau berbuat kasar padaku, Roy?" Dewi menatap Roy nyalang sembari memegang pipi kirinya. "Kau pantas mendapatkan itu!" "Ya, karena apa? Kau main kasar saja. Orang tuaku saja tidak pernah seperti itu," Dewi meringis sambil mengelus lembut pipinya yang memerah. "Karena kau sudah dengan sangat berani mengatai Geraku! Sekali lagi kau katakan, aku tak akan segan-segan menyiksamu tanpa ampun," Roy benar-benar geram karena Dewi. Di tengah kondisinya yang sedang mabuk, emosinya menjadi sulit terkendali. Dewi tertawa sinis melihat Roy. "Hm, lalu Geramu suci. Begitu? Tahu darimana kau anak orang suci? Tak masuk akal!"
Last Updated : 2021-05-24 Read more