Reyna membuka matanya, dia mengerjap sesaat lalu memperhatikan detail ruangan dimana dia terbaring. Ah, aku terbaring di kamar," benak Reyna berkata. "Kau sudah bangun, Sayang," sapa laki-laki yang terasa membelai puncak kepalanya. Reyna menatap laki,-laki yang penuh dengan perban tebal di kepalanya. Wajahnya terlihat pucat, namun bibirnya selalu saja tersenyum. "Kak Farel, apa yang terjadi? Kau tidak apa-apa, kan? Lukamu ini bagaimana? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Reyna khawatir. Dia akan beranjak dari tempat tidurnya namun, pria di depan nya menahan tubuh nya. Pria yang saat ini duduk di pinggir tempat tidurnya membelai kepalanya lembut, menatapnya tanpa kedip dan sesekali mencium hidung dan bibirnya dengan gemas. "Kakak kok ngeliatin aku seperti itu, sih?" tanya Reyna dengan wajah merona. Farel menggel
Read more