Beranda / Romansa / Behind Her Pride / Bab 91 - Bab 100

Semua Bab Behind Her Pride: Bab 91 - Bab 100

128 Bab

Bab 90

Hari Rabu, tepat pukul sepuluh, keluarga Angel dan teman-teman gadis itu sudah memasuki ruang persidangan. Mereka duduk berderet di kursi sebelah kanan, ada Axel yang juga menghadiri sidang tersebut. Sudah lama ia tidak melihat istrinya bekerja, karena persidangan ini sangat spesial makanya Axel menyempatkan waktu.Jeyasa sedang bersiap di mejanya sambil membereskan beberapa berkas yang diperlukan untuk pembelaan nanti. Wanita hamil itu menoleh ke arah keluarganya dan mendapati sang suami sedang tersenyum manis padanya. Seperti dengan cara itu Axel sedang memberikan dukungan penuh pada Jeya yang sebentar lagi akan berjuang.Kasus yang diperkarakan Jeya hari ini sebenarnya bukan kasus banding atas tuduhan pencucian uang yang dilakukan Adam Lee. Kasus itu tidak bisa digugat kembali karena terdakwa sudah meninggal dunia tapi dalam prosesnya Jeya mendapat kasus yang disinyalir masih ada kaitannya dengan kasus Adam Lee. Jeya ingin menuntut salah satu perusahaan yang menyuap
Baca selengkapnya

Bab 91

"Mari bersulang untuk kemenangan Angel sang Evil Queen yang mulai tobat, cheers!!!"Untuk merayakan kemenangan kasus mendiang ayah Angel, Karel mengajak teman-temannya untuk makan-makan di sebuah kafe yang masih satu kawasan dengan pengadilan. Axel dan Jeya memutuskan pulang duluan karena masih ada urusan yang harus mereka selesaikan begitu pun dengan keluarga paman Angel. Sekarang di kafe itu hanya ada empat serangkai yang mulai sulit dipisahkan dalam berbagai keadaan."Kau ini memang suka cari gara-gara ya, Galah?""Oh, jelas, aku satu-satunya orang yang selalu memberi masalah menyenangkan padamu. Hidupmu akan hambar kalau tidak punya masalah, jadi bersyukurlah karena semua masalah yang menimpamu, hidupmu jadi lebih berwarna dan menyenangkan. Bukan begitu, Jay?""Terserah kau saja.""Dih, kau itu bisa tidak sekali saja membelaku di hadapan kekasih angkuhmu itu?"Kau tidak pantas dibela," balas Jaydan kejam, Karel mengangguk denga
Baca selengkapnya

Bab 92

Berita mengenai penangkapan James Marion sudah tersebar ke seantero negeri, mulai dari media cetak, media online, televisi, dan radio meliput laporan tersebut dan semuanya kompak mengumumkan bahwa Adam Lee bebas dari segala tuduhan.Tentu saja masyarakat yang semula membenci Adam Lee berbalik menaruh simpati sekaligus menyesal karena sempat melayangkan tuduhan yang macam-macam pada orang yang salah. Begitu pun sebaliknya, mereka yang ada di pihak Adam Lee sejak awal mengucap syukur sedalam-dalamnya atas terkuaknya fakta yang selama ini ditenggelamkan.Kampus Nethern menjadi tempat paling utama untuk membahas kasus itu. Semua penilaian buruk sudah tersapu bersih dan kini mereka kembali memandang Angel sebagai orang yang penuh kuasa. Bagaimana tidak, semua aset dan harta yang semula disita pihak komisi anti korupsi kini sudah kembali pada pemiliknya. Pada sang pewaris tunggal kekayaan Adam Lee, siapa lagi kalau bukan Angel.Dua pekan setelah sidang terakhir, Angel
Baca selengkapnya

Bab 93

"Ada yang perlu aku diskusikan sama kakak.""Aku ada kelas sepuluh menit lagi.""Oh, bagaimana kalau setelah kuliah nanti?""Kenapa tidak sekarang saja?""Sepertinya waktunya tidak akan cukup, Kak. Agar lebih leluasa lebih baik kita bertemu nanti sore, bagaimana? Ada yang mau aku bicarakan, penting."Angel berpikir sebentar lalu ia mengangguk."Oke."Setelah mengatakan itu Angel langsung pergi tanpa membalas ucapan terima kasih dan senyuman lebar yang diperlihatkan Naina."Kak Karel, kak Jaydan, aku duluan ya.""Ya, ya, bye Nai."Hanya Karel yang membalas sedangkan Jaydan menatap penuh keheranan pada Naina yang kini sudah keluar dari sekre. Alhasil hanya ada Jaydan dan Karel di ruangan itu."Wahh, mau apa tuh si Naina? Kau curiga tidak sih, Jay?""Jangan menggiring opini yang aneh-aneh, Rel.""Ck, ini bukan menggiring opini tapi bagian dari investigasi. Orang suruhanku sudah mengirim bukti-buk
Baca selengkapnya

Bab 94

"Ah,  Karel sedang iri tuh, makanya dia menyebarkan hoaks tentang Bapak dan ibu presma, ha ha ha," kelakar Gerry disambut tawa yang lain."Heuhh, diberi tahu tidak percaya.""Ah, omong-omong selamat ya kak Angel karena ayahmu terbukti tidak bersalah," ungkap rekan anggota Angel yang duduk di sebelah gadis itu."Oh, iya, terima kasih.""Ck, untung ... aku tidak percaya kalau ayah Angel korupsi, jadi aku aman-aman saja, he he," celetuk Gerry lagi membuat Karel dan Jaydan saling pandang."Aman bagaimana maksudnya, Ger?""Ya itu, akhir-akhir ini kan anak-anak sering mendekati Angel untuk minta maaf. Bahkan sampai ke mana pun Angel melangkah maka akan selalu ada yang mengekorinya, ngeri kan. Hati-hati Jay, citra pacarmu sudah bersih lagi, pasti banyak yang mengincarnya.""Wahhh, Gerry jangan suka gitu, ah. Nanti Jaydan tidak bisa tidur, dia kan bucin akut, ha ha ha."Jaydan langsung menendang tulang kering sahabatnya itu sampai
Baca selengkapnya

Bab 95

Angin berembus dengan menenangkan sore ini, cuaca cukup cerah meski mentari hampir tenggelam di di balik gedung-gedung tinggi—yang menjadi pemandangan pertama ketika dilihat di atas Green Roof.Lima menit berlalu, Angel masih menunggu kedatangan Naina yang katanya ingin bertemu dengannya. Diliriknya arloji warna perak itu berulang kali, Naina masih belum menampakkan batang hidungnya. Angel mendesah tak sabar, baru ia akan beranjak dari tempat itu tiba-tiba sebuah tangan menahannya.“Kak!” panggil Naina masih memegang tangan Angel yang langsung dihempas.“Tidak usah membuat janji kalau tidak bisa datang tepat waktu.”“Maaf Kak, tadi tiba-tiba dosenku mengajak bertemu di prodi jadi aku telat menemui kakak. Aku tidak bermaksud membuat kakak menunggu lama.”Angel membeliak, tangannya melipat di atas perut. Mood untuk berbicara dengan Naina sudah berantakan, ia ingin pergi tapi juniornya itu terus
Baca selengkapnya

Bab 96

“Tidak penting, aku malas membahasnya.”            Bukan maksud Angel tidak mau terbuka lagi pada kekasihnya tapi sungguh ia tidak ingin membicarakan gadis menyebalkan itu bahkan menyebutkan namanya saja, Angel malas.            “Jangan begitu, lah, Evil Queen. Kau kan tahu kami sedang menyelidiki Naina atas kasus sianida itu, cobalah kooperatif dong.”            “Kalau pun harus bercerita, aku tidak akan cerita padamu.”            Karel mengepalkan tangan, ingin rasanya meremas mulut licin Angel agar berhenti membuatnya kesal. Gadis itu memang pandai memantik amarah Karel, bahkan saat dia diam pun masih tampak begitu mengesalkan di mata Karel, jauh berbeda dengan Alessa yang selalu berhasil
Baca selengkapnya

Bab 97

“Moca ... kau rindu aku tidak?”Angel sangat gembira dipertemukan kembali dengan si kucing tersayang yang menjalani LDR dengannya dalam waktu yang lumayan lama. Keluarga Jaydan benar-benar merawat kucing itu dengan sangat baik, terbukti bobot tubuh Moca bertambah signifikan dari yang terakhir Angel ingat.“Kau pasti selalu makan banyak di sini, kan?            Dasar kucing nakal, sudah kubilang hemat, jangan menyusahkan mama Jaydan!” omel Angel sepuasnya, ia bebas mengatakan apa pun yang ia mau karena saat ini Angel sedang duduk sendiri di kursi taman belakang kediaman rumah Jaydan.Kekasihnya sedang mengambil minuman, katanya sedang membuat cappucino untuknya dan Angel. kedua orang itu memang memiliki selera yang sama dalam hal makanan dan minuman, salah satunya cappucino ini. Angel menciumi Moca hampir di sekujur tubuh kucing itu. Jaydan yang baru datang sambil mem
Baca selengkapnya

Bab 98

Pesta Karel diadakan dengan meriah seperti yang sudah lelaki itu pamerkan pada teman-temannya. Lelaki jangkung itu menyewa satu kelab malam elite sebagai tempat pesta. Sengaja memilih tempat itu karena dirasa cocok dengan tema acara dan rata-rata teman Karel pun memang suka berkunjung ke sana. Hitung-hitung pesta sambil refreshing. Di antara semua orang yang senang dengan pemilihan tempat itu hanya Jaydan yang protes. Bahkan laki-laki itu sempat berniat untuk tidak datang ke acara ulang tahun Karel, untung Angel bersedia datang sehingga Karel tidak perlu mengeluarkan jurus 1001 rayuan untuk membujuk Jaydan datang.Pria itu mengangkat gelas minumannya dan bersulang bersama teman-temannya yang sedang asyik menari-nari mengikuti alunan musik sang DJ. Jaydan sudah duduk santai di sudut ruangan—menunggu sang kekasih yang belum muncul. Karel melipir dari kehebohan orang-orang di arena dansa, dia duduk di samping Jaydan sambil melentangkan tangannya. Tak lama kemudian
Baca selengkapnya

Bab 99

“Alessa, tunggu!” Karel terus memanggil nama itu selama pengejaran yang dilakukannya.Orang yang seharusnya menikmati pesta meriah itu justru tengah mengejar seorang gadis yang tak kunjung menghentikan langkah atau sekadar berbalik untuk menatapnya pun tidak dia lakukan. Alessa masih sakit atas penghinaan yang dia dapat, memang seharusnya sejak awal gadis itu tidak bergaul dengan Karel dan teman-temannya. Bahkan lelaki jangkung itu pun sudah menegaskan berulang kali bahwa dia dan Alessa berada di kasta yang berbeda.“Al!” sentak Karel sambil meraih tangan Alessa.Dilihatnya pipi gadis berambut sebahu itu sudah berair, ia memalingkan wajah agar kesedihannya tak terlihat oleh Karel.“Kamu sedang apa di sini, Rel? Kembalilah ke dalam, jangan biarkan tamu-tamu kamu menunggu di sana.”“Kita harus bicara.”Kedua orang itu pun akhirnya saling berhadapan tepat di depan area kelab. Malam semakin dingin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status