Sesuai kesepakatan pagi tadi, Anggita bersedia ikut makan siang bersama Mahesa. Awalnya dia pikir laki-laki beralis tebal itu akan membawanya ke restoran atau kafe, tetapi tebakannya salah. Mahesa menepikan mobilnya di halaman sebuah bangunan rumah yang cukup luas.Mahesa turun dari mobilnya kemudian membantu Anggita memebukakan pintu mobil. Wanita itu ke luar dengan ekspresi bingung. Dia tidak tahu mereka sedang berada di mana sekarang."Kenapa kita ke sini? Bukannya kamu bilang mau makan siang?" Setelah cukup lama hanyut dalam kebingungannya, Anggita pun mengutarakan isi dalam pikirannnya."Ya, kita akan makan siang di rumahku," ucap Mahesa dengan tenang.Anggita mengejapkan matanya dua kali setelah mendengar perkataan laki-laki yang ada di hadapannya. "Ke–kenapa makan siangnya di rumahmu?" tanyanya gugup.Belum sempat Mahesa menjelaskan, seorang gadis kecil ke luar dari rumahnya dan berlari menghampiri mereka.
Baca selengkapnya