All Chapters of Terperangkap Gairah Suami Butaku: Chapter 91 - Chapter 100

352 Chapters

(S2)-Bab 04 • Pulang

Kediaman Roxanne "Ada apa?" tanya Risa Roxanne, sewaktu hendak melenggang ke dalam kamar tidurnya. "Sepertinya ada tamu, Nyonya," jawab salah seorang pelayan, membuat dahi perempuan separuh baya itu pun berkerut. Siapa yang datang bertamu malam-malam begini? "Kenapa, Risa?" tanya Heri Roxanne, yang baru saja datang dan langsung merangkulkan sebelah tangan ke bahu istrinya, membuat perempuan separuh baya itu sedikit berjengit karena terkejut. "Jangan mengagetkanku seperti itu, Her," protes Risa, memukul ringan lengan suaminya yang hanya menanggapi dengan senyuman. "Menyebalkan." "Memangnya, apa yang sedang kamu pikirkan? Sampai melamun seperti itu." "Ada tamu yang datang." "Malam-malam begini?" Heri Roxanne segera melirik arlojinya. Dahi lelaki itu pun seketika berkerut karena heran. Apakah ada se
Read more

(S2)-Bab 05 • Ayo kita bicara

"Akh! Nghn! Nghn!" Aila meraih kelambu tempat tidur kemudian mencengkeramnya, tapi dengan cepat lelaki bersurai hitam itu pun segera mengulurkan tangan dan menggenggam erat tangan istrinya. "Kills ... Nhgn! Akh! In—ini— kurasa ini sudah cuk—kuuph!" desah Aila, berusaha berbicara di sela napas yang terengah, sementara dari belakang Killian terus saja memacunya. Menahan pinggul Aila dengan sebelah tangan, sementara bibirnya asyik menjelajah dan meninggalkan entah berapa banyak jejak berupa bercak merah di leher yang jenjang itu, Killian dengan mantap terus menghujamkan miliknya. Meski saat ini mereka melakukannya dengan berdiri sekali pun, hal tersebut sepertinya bukan masalah bagi lelaki yang sudah sangat berpengalaman dalam bercinta semacam Killian. "Masih ... belum," erang Killian, kali ini memilin-milin bergantian kedua ujung bukit kembar yang begitu menantang itu. "Ini— Akh! Masih
Read more

(S2)-Bab 06 • Pulangnya Sang Nyonya Muda

"Bagaimana kabarmu?" "Ya? Apa?" "Sia, aku bertanya, bagaimana kabarmu?" Ansia terdiam. Otaknya seolah mengalami kesulitan untuk memahami pertanyaan yang semudah itu. Maksudnya, untuk macam pertanyaannya, sih, dia tahu, tapi yang dia tidak paham adalah kenapa Aila malah bertanya seperti itu? "Seriously? Kakak hanya memberiku pertanyaan semacam itu?" tanya Ansia yang semakin kesal dengan rasa gelisah yang terus menggerogoti hatinya saat ini. "Kita sedang berada di masalah seperti ini dan yang Kakak tanyakan hanya bagaimana kabarku?" Kali ini giliran Aila yang terdiam. Sepasang mata abunya terlihat kebingungan, masih tidak mengerti di mana letak kesalahan atas pertanyaan sederhana yang dia ajukan tadi. "Bukankah tadi Kakak yang sok-sokan mengajakku berbicara, tapi kenapa sekarang hanya bertanya soal omong kosong seperti ini?" "Apa tentang keadaanmu itu hanya omong kosong bagimu, Sia?" Terdiam, Ansia sontak berdiri
Read more

(S2)-Bab 07 • Menyusup masuk

Ada suasana bahagia yang tiba-tiba melingkupi kediaman Ardhana pada hari ini."Nyonya Muda, apakah Anda ingin makan sekarang? Saya bisa menyiapkan spaghetti kesukaan Nyonya Muda dengan segera," tawar sang kepala koki, yang sebelumnya jarang sekali bahkan nyaris tidak pernah keluar dari dapur hanya untuk menyambut seseorang seperti ini."Apa maksudmu? Siapa yang ingin langsung makan setelah baru sampai di rumah?" sela kepala pelayan, menyikut dan mendorong sang kepala koki sementara dia sendiri yang sekarang maju. "Nyonya Muda, bagaimana kalau Nyonya Muda beristirahat dulu? Mandi air hangat, sambil dipijat agar rileks, pasti menyenangkan, bukan?""Setelah dipijat, maka akan lebih pas kalau minum teh hangat dengan ditemani camilan yang manis dan gurih," kali ini istri dari kepala koki yang menyerobot. Perempuan dengan tubuh tambun itu tersenyum dengan ramah, sementara dengan bokong besarnya dia berhasil menyingkirkan kepala
Read more

(S2)-Bab 08 • Sang Tuan Muda

"Selamat pagi, Nyonya Muda. Bagaimana kabar Anda hari ini?"Ansia terdiam dan sedikit heran, saat ada tiga orang pelayan wanita yang datang menemuinya di pagi hari seperti ini.Perempuan berbadan dua itu bahkan masih berada di atas tempat tidur ketika ketiga orang pelayan tersebut mengetuk pintu kamar tidur tadi. Terburu-buru, Ansia bahkan nyaris melompat bangun untuk memakai lensa kontak, sebelum akhirnya mengijinkan mereka masuk."Apakah ini hanya perasaan saya? Rasanya, Nyonya Muda lebih terlihat berisi sekarang ini," celetuk salah satu pelayan wanita."Apa maksudmu?" tanya balik salah satu temannya."Maksudku, beliau sepertinya bertambah, ehm ... gendut? Pipinya juga terlihat lebih tembam?""Kenapa kamu masih bertanya?" sela salah satu pelayan, menyenggol rekannya menggunakan siku. "Tentu saja itu karena hati beliau bahagia. Makanya, jadi terlihat seperti itu. Apalagi
Read more

(S2)-Bab 09 • Sebuah Penawaran

Ansia baru saja menyelesaikan makan siangnya dan sedang bersantai, sewaktu seorang pelayan pria datang menghampiri. "Apa katamu?" tanyanya, mengangkat kedua alis. "Tuan Muda tadi mencari Anda, Nyonya Muda," jawab si pelayan dengan sopan. Ada seringai yang tercetak di wajah cantik Ansia. Kenyataan bahwa Killian berusaha mencarinya membuat perempuan berbadan dua itu merasa puas. "Benarkah?" tanyanya, mempertahankan lagak cuek seakan dia tidak terlalu tertarik. "Lalu, di mana dia sekarang?" "Beliau sekarang ada di ruang kerja, dan beliau mengatakan, kalau Anda tidak sedang sibuk, beliau menunggu Nyonya Muda di sana." "Menungguku?" "Betul, Nyonya Muda." Bisa dikata kalau senyuman di wajah Ansia pun melebar saat ini. Killian tadi mencarinya. Lelaki itu sekarang bahkan sengaja menunggunya. Bukankah itu merupakan pertanda yang bagus? "Baiklah, katakan saja kalau aku akan
Read more

(S2)-Bab 10 * Deal with The Devil

"Apa menurutmu aku akan percaya begitu saja?'"Tadi sudah kukatakan 'kan, terserah apakah kamu akan percaya atau nggak, tapi yang jelas, nggak akan ada penawaran lain yang lebih baik lagi dari ini, Ans."Ansia meneguk ludah. Perempuan cantik itu saat ini tengah berperang dengan dirinya sendiri.Satu sisi, bisa dikata dia sudah sedikit percaya dengan semua yang dikatakan oleh Killian, tapi di sisi lain, ingatan soal masa lalunya saat bersama lelaki tampan itu masih begitu membekas dan terasa menyakitkan.Sungguh, tidak ada sedikit pun lagi perasaan cinta Ansia yang tersisa untuk Killian. Dulu dia memang pernah benar-benar jatuh cinta terhadap lelaki tampan bersurai hitam itu, tapi semua hanya menjadi masa lalu. Semua tindakan yang Ansia lakukan saat ini benar-benar murni karena dia mengkhawatirkan kakak kembarnya."Bahkan aku sampai harus berbohong kepada Kakak," bisiknya, menggigit bibir dengan gelisah, teringat dengan saat dulu Aila menanyainya soal siapa sebenarnya
Read more

(S2)-Bab 11 * Kepulangan Sarah

Adelaide, Australia"Apa kamu nggak apa-apa?""Apa maksudmu? Bukankah kamu yang sedang sakit? Lalu kenapa malah bertanya seperti itu padaku?"Aila tersenyum, membelai lengan Sarah yang tidak diinfus. "Jangan terlalu banyak berpikir, Sarah. Fokus saja agar kondisimu segera membaik. Ya?"Ada ekspresi bersalah yang menghiasi wajah perempuan berambut pirang itu. Meremas kedua tangannya sendiri dengan kepala yang sedikit menunduk, Sarah beberapa kali menghela napas berat."Ma-maafkan aku ....""Sudah kukatakan 'kan, kita nggak perlu membahas itu lagi.""Tapi, Aila-""Sst," Aila menempelkan jari telunjuknya ke depan bibir Sarah yang pucat. "A friend never leaves, Sarah.""But I'm not a good friend, Aila.""So you can be it from now on. Hm?"Tidak ada lagi yang bisa Sarah ucapkan. Dengan perasaan penuh haru, dia memandang Aila. Sungguh, dalam hati perempuan bermata biru itu merasa begitu malu.Bagaimana bisa dia mengkhianati seora
Read more

(S2)-Bab 12 * Perceraian?

"Noah! Let me go!""We need to talk, Princess!""There's nothing more for us to talk about! Moreover, there's no 'us' anymore! It's you and me, not 'us'!!""Princess, please ....""Don't!" tukas Aila, menunjuk Noah dengan tegas. "Don't call me 'princess'. I'm not your princess anymore, Noah. So, don't!!"Mengeratkan rahang, Aila menatap Noah dengan tajam. Saat ini di dalam dirinya ada keinginan yang sangat besar untuk bisa memukul, atau menendang, atau menghajar lelaki yang ada di hadapannya ini. Entahlah, yang jelas dia sangat ingin mengamuk sekarang."Aku ... aku nggak tahu," bisik Noah sangat lirih, memecah kebisuan di antara mereka. "Aku nggak tahu kalau Sarah sedang mengandung. Sungguh, Prince-" Noah terdiam sesaat, menyadari sikap Aila yang langsung menarik napas tajam. "Mak-maksudku, A-Aila. Aku bersumpah kalau aku benar-benar nggak tahu soal itu."Noah mengakhiri kalimatnya dengan diam-diam menggigit lidah. Terasa aneh baginya untuk memanggil Aila langsu
Read more

(S2)-Bab13 • Menikah?

Kenapa Killian bercerai?"Tidak ada yang tahu mengenai penyebab perceraian antara pewaris utama keluarga Ardhana dengan putri keluarga Roxanne.""Pernikahan keduanya berlangsung baru-baru ini dan dilakukan secara tertutup, dengan alasan sebagai privasi keluarga.""Baik dari keluarga Ardhana maupun keluarga Roxanne, tidak ada yang bersedia untuk memberikan pernyataan secara jelas."Aila menggigit bibir, sementara kedua mata abunya sibuk membaca berbagai macam berita yang bergulir di beranda handphone. Sejak sepulangnya dari taman tadi siang, tidak ada yang perempuan cantik itu lakukan selain menatap benda pipih itu untuk berusaha mencari dan membaca berbagai berita dari banyak situs sekaligus."Sayang? Aila?" terdengar suara Lusi menembus pintu kamar, memanggilnya entah untuk yang ke berapa kali karena sudah berjam-jam Aila hanya mengurung diri di dalam kamarnya. "Aila, Mama memanggilmu, lho. Kenapa tidak menjawab, sih, Sayang?"Tidak sabar lagi karena k
Read more
PREV
1
...
89101112
...
36
DMCA.com Protection Status