All Chapters of Terperangkap Gairah Suami Butaku: Chapter 111 - Chapter 120

352 Chapters

(S2)-Bab 24 • Runtuhnya Sebuah Pertahanan

Suara robekan kain bergema di tengah keheningan.Lelaki itu menarik pinggul perempuan muda di depannya dengan kasar, dia mengangkatnya ke atas meja kerja yang sudah berantakan dan merentangkan kaki sang perempuan muda di depannya.Suara erangan tidak dapat dicegah untuk keluar dari sepasang bibir yang semerah buah ceri ketika jemari sang lelaki meluncur di antara kedua kaki dan mendesak masuk ke dalam dirinya. "Ngh! Ngh! Ngh!" erang sang perempuan muda yang sebenarnya baru akan beranjak sembilan belas tahun itu. Kepalanya menggeleng ke kanan dan ke kiri secara tidak beraturan, bukan karena menolak perbuatan sang lelaki, tapi karena gelombang kenikmatan yang dia rasakan.Kepalanya terkulai ke samping sementara perempuan muda itu menyangga tubuhnya dengan kedua siku, merasakan ledakan gairah yang semakin mendekat dengan cepat.Ada rintihan protes yang terdengar kala sang lelaki justru berhenti bergerak dan menarik jemarinya. Rasanya sangat membuat frustasi ke
Read more

(S2)-Bab 25 • The Devil

Killian tidak menyangka bahwa akan ada banyak kejutan yang akan dia terima hari ini.Kejutan pertama dia terima ketika tiba di kediaman keluarga Reynault.Ini masih pukul tujuh pagi, waktu yang terlalu pagi untuk datang berkunjung ke kediaman seseorang, tapi Killian tidak peduli. Toh, baginya Aiden bukan orang lain. Hubungan mereka akhir-akhir ini memang sempat renggang dan memburuk, tapi bagaimana pun juga mereka sudah tumbuh bersama sejak kecil.Oleh karena itulah, pagi ini bahkan saat si penjaga gerbang pun masih terlihat begitu mengantuk, Killian dengan cuek masuk begitu saja. Pintu rumah sudah dipastikan terkunci, tapi itu bukan masalah karena lelaki bersurai hitam itu masih menyimpan kunci cadangan yang dia miliki saat terakhir kali masuk tanpa ijin dulu.Ada kernyit di dahi Killian saat merasakan betapa sepi kediaman yang tidak bisa dikata kecil ini. Walau tidak sebesar kediaman utama keluarga Ardhana, tapi kediaman keluarga Reynault ini juga terbilang cuk
Read more

(S2)-Bab 26 • Bertemu Musuh Lama

Kejutan yang kedua untuk hari ini pun, sudah menunggu Killian."Apa yang dia lakukan di sini?""Bagaimana kalau kamu tanyakan saja langsung padaku? Alih-alih menganggapku hanya sebagai pajangan dinding semata."Rahang Killian terlihat menegang, dengan tubuh kaku dia memandang lurus, sama sekali tidak menghiraukan ucapan terakhir yang dia dengar.Hari ini dia ada rencana untuk bertemu dengan rekanan bisnis yang juga adalah teman semasa kuliahnya dulu, Ayik Yuwendi, yang merupakan CEO sekaligus anak dari pemilik Yuwendi Corporations.Ada proposal kerja sama yang perlu mereka bicarakan dengan lebih mendalam dan Ayik pun mengundang Killian untuk datang ke ruang kantornya satu jam sebelum waktu makan siang.Namun sewaktu dia diantar ke ruang kerja Ayik, di sana sudah ada kejutan yang menyambut.Di dalam ruangan yang elegan itu, Ayik Yuwendi tidak seorang diri, tapi ada Andreas Rezef Callisto beserta asisten pribadinya, Ronald, yang sudah menunggu.
Read more

(S2)-Bab 27 • Pernyataan Bunuh Diri Aiden

Di kediaman Ardhana.Waktu menunjukkan pukul tujuh malam, dan di ruang keluarga saat ini tengah terjadi situasi yang menegangkan."Apa katamu tadi?" Menggeram dengan sepasang alis yang mencuram dan tubuh yang menegang, Gallahan Ardhana terlihat murka. "Coba ulangi ucapanmu tadi, Aiden!"Menarik napas dengan susah payah, sekarang Aiden merasa seolah ingin menggali tanah lalu mengubur dirinya sendiri. Setidaknya, dia tidak perlu menghadapi Gallahan yang auranya semakin menggelap saja.Ah, sial! Kalau saja Killian tidak ikut campur. Yang dia lakukan saat ini tidak ada bedanya dengan sebuah pernyataan bunuh diri."Aku pasti nggak akan kesulitan seperti sekarang," gerutunya dengan hati merasa nelangsa, tapi juga kesal. "Si Cowok Iblis itu ... benar-benar merepotkan saja!"Ada gerakan kecil dan Aiden merasakan ada yang meremas samping kemejanya. Melirik, dokter muda itu bisa melihat Aisa yang juga sama pucat. Menghela napas berat, Aiden lalu mencoba unt
Read more

(S2)-Bab 28 • Killian Selingkuh?

Dahi Aila berkerut. Sepasang mata abunya menatap tidak percaya atas apa yang dia lihat sekarang."Ibu?" tanyanya, merasa kaget karena Risa yang menghambur berlari dan langsung memeluknya setelah turun dari mobil. "Sayang. Aila. Nak. Bagaimana keadaanmu? Apa kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka? Mana yang sakit, Nak? Mana?" Aila hanya sanggup mengerjap-ngerjap, merasa bingung dengan rentetan pertanyaan Risa."Satu-satu, Sayang," tegur Heri, yang sudah menyusul turun dari mobil dan menghampiri mereka. "Putrimu itu pasti kebingungan kalau kamu memberondongnya dengan pertanyaan seperti itu. Lagi pula, ayo kita masuk dulu. Jangan berdiri di depan pintu seperti ini."Masih juga merasa kebingungan dengan kedatangan Heri dan Risa yang tiba-tiba, Aila menurut saja ketika digandeng ibunya masuk."Bagaimana kabarmu?" tanya Risa lagi, menarik agar Aila duduk di sebelahnya. "Lalu, di mana Lusi? Apakah dia sedang tidur siang?"Belum sempat Aila berhasil m
Read more

(S2)-Bab 29 • Sebuah Pertemuan

Kediaman ArdhanaSeperti biasa Gallahan sedang menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam ruang kerja, berkutat di antara begitu banyak pekerjaan yang ada. Absennya Killian sejak beberapa bulan lalu benar-benar membuat pria yang sudah tidak lagi muda itu nyaris terkubur dalam kesibukan. Bahkan demi lebih mempermudah dan mempercepat Gallahan untuk menyelesaikan semua urusan, dia pun sudah belajar mempergunakan sistem yang sebelumnya sudah dipakai oleh Killian, termasuk tiga orang sekretaris yang dia pekerjakan sekaligus, khusus untuk membantunya."Tapi kenapa semua pekerjaan ini seperti tidak ada habis-habisnya?" tanyanya, entah kepada siapa dengan nada menggerutu. "Bagaimana Killian dulu bisa menangani semua ini sendirian, ya? Tugas sebagai kepala keluarga ternyata ternyata begitu banyak, yang satu belum selesai, sudah datang lagi yang lainnya. Haish!"Meletakkaan semua laporan yang ada, Gallahan memilih untuk meregangkan badan. Dalam hati dia mengakui, bahwa
Read more

(S2)-Bab 30 • Sebuah Berita Besar

Setelah sekian lama, akhirnya wajah Gallahan terlihat cerah juga."Nak, apakah kamu baik-baik saja?" tanyanya, benar-benar merasa khawatir. "Lelaki brengsek itu tadi tidak melukaimu 'kan?""Tuan Bes— ehm, maksud saya, Tuan Gal, kalau Anda ingin, kami masih bisa mengejarnya sekarang," tawar salah satu pengawal, sedikit berkeringat dingin saat mendapat lirikan tajam dari Gallahan."Saya tidak apa-apa kok, Kek," sahut perempuan berambut hitam yang tidak lain adalah Aila itu. "Sungguh. Jadi jangan repot-repot."Tersenyum, Gallahan pun mengangguk. "Baiklah, tapi sebagai gantinya, biar Kakek yang mengantarmu, ya? Ah, atau sudah ada keluarga yang akan menjemputmu?"Aila tersenyum. Tentu saja jawabannya adalah tidak ada.Dia saja saat ini sedang kabur. Jadi, mana mungkin ada orang dari keluarga Roxanne yang akan datang menjemputnya?"Sayangnya, tidak ada, Kek," ujarnya sambil menggeleng, menurut saja ketika salah seorang pengawal Gallahan meminta dengan sopan untuk memb
Read more

(S2)-Bab 31 • Mati Aku

"Apakah tidak akan ada masalah, Tuan Besar?""Apa maksudmu, Raf?""Bukankah rencana semula kita pergi ke bandara adalah untuk mengejar jejak Tuan Muda?" tanya Rafael, sekaligus mengingatkan Gallahan. "Menurut informasi yang kita terima, bukankah Tuan Muda hari ini mengambil penerbangan dengan tujuan Adelaide, dan kemungkinan besar beliau akan bertemu dengan perempuan tersebut. Bukankah Tuan Besar sendiri yang mengatakan ingin menemui langsung perempuan perusak rumah tangga itu?"Gallahan diam, berlagak seolah sibuk mengamati kesibukan jalan raya di luar jendela mobilnya. "Oh, entahlah, Raf," ujarnya kemudian, setelah sepuluh menit penuh Rafael bersikeras memandanginya, menuntut sebuah penjelasan. "Seperti yang kamu tahu sendiri, bagaimana mungkin aku diam saja ketika melihat Aila sedang diganggu oleh seorang lelaki asing seperti itu?""Apakah itu yang menjadi alasan utama bagi Tuan Besar untuk membatalkan secara mendadak penerbangan yang sudah susah payah saya atur,
Read more

(S2)-Bab 32 • Kebingungan yang Membuat Galau

Heri Roxanne memijat pangkal hidungnya dan terlihat begitu pusing.Sementara itu, duduk di sofa yang berseberangan, sudah ada Ansia, yang memasang wajah masa bodoh yang khas, dan juga Risa, yang sekarang sedang bertampang garang, persis seperti induk kucing yang waspada dan berusaha melindungi anaknya."Ans, sekarang jawab pertanyaan Ayah dengan jujur. Apakah kamu ada sangkut pautnya dengan peristiwa ini?" tanya Heri, memandang tajam ke arah putrinya yang tengah mengandung itu."Peristiwa yang mana, Ayah?" tanya balik Ansia, sekarang malah terlihat begitu asyik membuka-buka majalah ibu dan anak. "Kalau yang Ayah maksud adalah kedatangan Ian yang tiba-tiba semalam dan langsung mengamuk tidak jelas itu, bukankah akan lebih baik bila Ayah bertanya langsung kepadanya, jangan kepadaku. Dia yang marah-marah, tapi kenapa malah aku yang ditanyai?"Menghela napas putus asa, lagi-lagi Heri menyadari bahwa dia membutuhkan tambahan asupan kesabaran saat ini."Yang Ansia
Read more

(S2)-Bab 33 • Saat yang Sudah Dinanti

Dahi Ayik mengernyit, memandang heran ke arah sosok bersurai hitam yang saat ini terlihat begitu suram seolah diselimuti aura gelap."Ada apa? Apakah ada masalah?" tanyanya dengan nada hati-hati. "Sebentar lagi pestanya akan dimulai, tapi kenapa kamu masih belum juga bersiap-siap, Ian?""Handle saja pesta itu sendirian, Yik," sahut Killian dengan gusar. "Aku mungkin tidak akan bisa hadir.""Apa maksudmu kamu tidak akan bisa hadir?" Terkejut, Ayik pun bertanya dengan nada yang tidak kalah gusarnya. "Bukankah ini adalah acara yang sudah kamu tunggu-tunggu? Kamu sendiri yang mengatakannya bukan, bahwa kamu ingin memperlihatkan kesuksesan yang berhasil kamu raih dengan usahamu sendiri ini kepada kakekmu?"Killian terdiam, wajah tampannya pun tampak semakin muram sekarang."Kalau hanya untuk menyambut para tamu undangan, kamu sendiri 'kan bisa, Yik?" ujarnya lagi, masih berusaha keras menyabarkan diri. "Jangan membuatku repot hanya untuk hal yang tidak terlalu pe
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
36
DMCA.com Protection Status