Home / CEO / Mr. Gynophobia / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Mr. Gynophobia: Chapter 81 - Chapter 90

101 Chapters

BANGUNLAH

Happy reading!------ "Apa tidak sebaiknya kita bawa Dave ke rumah sakit?" seru Callie begitu melihat Sam menuju ke arahnya.Sam baru saja menengok Dave yang masih terlelap, padahal hari sudah berganti pagi dan semua orang di rumah ini tetap terjaga, hanya pemilik penthouse ini saja yang masih enggan membuka mata. Mungkin, Dave terlalu senang dan betah bisa bersembunyi di alam bawah sadarnya."Dulu, Dave pernah bilang agar jangan membawa dirinya ke rumah sakit jika hal ini terjadi," jelas Sam seraya mendekat pada Callie."Apa karena Louis?"Untuk beberapa saat Sam membisu, berpikir kenapa wajah Callie berubah dingin. "Entahlah. Biar Dave sendiri yang mengatakan alasannya," ujarnya seraya mendudukan diri pada sofa single.Jawaban yang membuat Callie mendengus pelan. "Louis ... dia sedang mempersiapkan perceraian kami."Mata Sam sontak membulat terkejut, punggung yang baru disandarkan kembali menegak. "Apa?"
Read more

BUNUH AKU

Happy reading!------ "Maaf, aku tidak bisa."Dave mendengus, tatapan memohon kembali berubah menjadi penuh kebencian. "Kalau begitu, bunuh aku.""Apa?" kata Estelle mengerjap tidak percaya pada apa yang ia dengar.Ternyata benar kata Sam. Beruntung ia tidak menuruti permintaan Dave. Pria itu sedang merasa berada di dasar jurang keputusasaan, tidak ada yang bisa mengobati rasa frustasi dirinya kecuali kematian ... sama seperti Noel dulu. Hanya dengan kematian, jiwanya bisa tenang."Bunuh, aku El!"Estelle berdiri seraya mengepalkan kedua tangan. Meninggalkan handuk lembap di samping perut Dave. Jemarinya langsung mengusap cepat air mata yang terlanjur meluruh terjun di pipi. Dadanya bergemuruh, ia kesal mendengar Dave mengatakan hal bodoh seperti itu."Sadarlah, Dave! Ini belum berakhir!""Ini sudah berakhir! Jadi lepaskan ini atau cepat bunuh aku!" balas Dave tidak kalah kencang, wajah pucatnya berubah mer
Read more

BERTUKAR TEMPAT?

Happy reading!------ Gelap dan dingin. Dave berdiri tegak dengan pandangan takut. Tempat yang terasa familiar dan menakutkan. Suara jeritan dan tangis serta tawa mengisi samar di sana. Dave merasa bingung dari mana suara-suara itu berasal, suara yang kian lama membuat bulu romanya meremang."Kenapa aku bisa berada di sini lagi, bukankah aku cukup bisa mengendalikan diri?" pikir Dave. Setiap terpuruk, alam bawah sadarnya akan membawa dirinya ke tempat ini. Menyeramkan bertemu dengan sosok dirinya ketika masih kecil.Tempat aneh yang lebih tepatnya disebut sebagai ruang sindiran untuknya. Mengingatkan ia atas segala ketidakberdayaan dirinya.Dave menoleh ke segala arah, seperti biasa mencari secercah cahaya di sana, tidak lama kemudian pria itu melangkahkan kaki yang entah sedang menjejak apa. Dave hanya bisa merasakan hawa dingin dan ketakutan dalam dirinya."Masih tetap lemah?"Suara kecil yang menggema, mengagetkan Dav
Read more

KARENA DIRIMU

Happy reading!------ "Iya, tolong bilang pada Padre aku akan pulang telat dan makan malam di luar," ucap Estelle pada ponsel yang melekat di telinga. Kakinya berjalan santai menuju kamar rawat, sesekali dirinya melempar senyum ramah pada orang yang berpapasan dengannya di sana. Langit masih cukup terang, meski yang terlihat hanyalah sekumpulan awan mendung di sore hari.Usai jam kerja selesai, Estelle langsung pergi untuk menjenguk Dave yang berada di klinik Rain. Awalnya, Sam mengajak pergi bersama, tetapi Estelle menolak."El, Padre sudah memasakkan makanan kesukaanmu. Tadi siang aku mengirimkan pesan, kalau kita akan merayakan hari pertamamu bekerja. Apa kamu tidak membacanya? Ya Tuhan, aku pikir kamu membaca pesan itu meski aku tidak menerima balasan, tetapi ternyata karena kamu benar-benar tidak membacanya?"Estelle memejamkan mata dua detik bersamaan dengan hela napas berat yang ia hembuskan lewat mulut. Tangan kirinya kia
Read more

DOSA YANG TERUNGKAP

Happy reading!------ Lemparan map cokelat dihempaskan keras ke atas meja kaca yang penuh dengan hidangan makanan.Sepasang suami istri yang sedang menikmati makan malamnya pun menoleh pada orang yang sudah bertindak tidak sopan pada mereka.Louis memicing sinis, memandang tidak suka pada putranya. “Apa yang kamu lakukan?” serunya dengan suara rendah yang terdengar tegas.“Joe, kenapa diam saja? Cepat minta maaf pada Daddymu,” sambar Caroline yang juga memandang tidak suka pada putranya. Setelah seminggu lebih sulit dihubungi dan ditemui, sekarang malah muncul dan memulai keributan seperti ini.“Akulah yang seharusnya bertanya, sebenarnya apa yang sudah kalian lakukan?!” seru Joe mengabaikan ucapan kedua orang tuanya. Selama ini ia tidak pulang dan sering absen dari pekerjaannya hanya untuk menyelidiki apa yang sedang terjadi dengan keluarganya.“Joe! Aku tidak pernah mengajarkan
Read more

BUKAN CEMBURU

Happy reading!------ Memacu pelan laju mobil dengan iringan suara merdu dari musik klasik menemani pria bermanik emerald di sana. Fokusnya tetap terjaga meski telinga kirinya di sumbat dengan earphone bluetooth kecil. Menembus jalan malam yang masih nampak ramai, semua lampu di sana turut serta melengkapi keindahan malam kota New York.Saat ini, Dave sedang berbincang dengan Andrew. Meski siang tadi pria itu diizinkan untuk pulang. Namun, tetap saja sang dokter harus memantau pasiennya walau dengan cara seperti ini. Setiap lima atau delapan jam, Andrew akan menanyakan bagaimana dan apa yang dirasakan Dave.“Dulu aku memang memintamu untuk jangan mengkonsumsi obat jika ingin bertemu dia, tapi sekarang keadaannya berbeda, Dave.”“Jangan cemas,” singkat Dave. Mereka sedang membicarakan tentang dirinya yang ingin menjemput Estelle sendirian.Sejujurnya ... Dave juga ragu, meski begitu dirinya harus tetap me
Read more

RUMAH BARU

Happy reading!------ "Di mana ini?" tutur Estelle bingung, akhirnya kembali mengeluarkan suara setelah kurang lebih lima belas menit dirinya membisu karena kesal."Sudah mau bicara denganku?" sarkas Dave seraya memarkirkan mobilnya ke garasi.Dua mata yang sedang memindai keadaan di luar mobil langsung beralih sinis untuk pria di sampingnya. Estelle membatin, apa Dave benar-benar ingin bertengkar dengannya?Tarikan napas pun segera dilakukan dengan cepat, Estelle membiarkan dadanya mengembang puas agar ia bisa segera meredupkan amarah yang tiba-tiba kembali memuncak hanya karena mendengar satu kalimat sarkas tadi. Namun rasanya sia-sia, saat ini tangannya sudah begitu gatal ingin memukul ketika melihat senyum menantang dari pria di sampingnya itu.Estelle meyugar rambut ke belakang sambil mengembuskan napasnya. "Haah ... jangan menguji kesabaranku, oke?" tegasnya memperingatkan. Memandang berani pada Dave yang masih melempar s
Read more

BENTAKAN

Happy reading!------ Dua pria duduk saling berhadapan. Kebisuan di antara mereka menambah sunyi rumah baru di sana. Sudah lebih dari setengah jam, Joe Alexander berada di kediaman Dave Alexander.Membicarakan tentang Joe yang sudah mengetahui semua masa lalu Dave dan apa yang Dave alami, juga tentang Louis dan bagaimana ia mendapatkan sebagian informasi semua ini dari Bertha."Jangan mengulur waktu dengan cerita basi itu. Katakan saja apa maumu setelah mengetahui itu semua?" tukas Dave, muak berlama-lama dengan anak Louis.Joe menundukkan pandangan, dengan cepat mengumpulkan udara ke dalam rongga dada dan mengembuskannya perlahan. Aksinya ini bukan untuk menghilangkan rasa gugup, melainkan hanya untuk menghilangkan sesak dan mengganti rasa lega saat melihat Dave yang terlihat baik-baik saja. Joe berpikir, mungkin fobianya sudah sembuh? Benar, buktinya Dave bisa datang ke pesta pertunangan sialannya waktu itu.Joe menengadahkan
Read more

PERTENGKARAN TERAKHIR

Happy reading!------ Dengan napas memburu, dua pasang mata yang memiliki warna berbeda itu saling melempar tatapan benci di tengah ruang kamar tidur mereka. Suara tamparan yang menggema membuat sepasang suami istri di sana membisu. Kebisuan yang tetap tidak bisa mengusir amarah dari dalam hati mereka. Bahkan rasa bersalah telah saling melukai juga tidak muncul sedikit pun di hati mereka."Benar-benar sudah gila! Apa yang kamu lakukan, hah?!" seru Callie.Tangan gemetarnya memegang pipi kiri yang mulai memerah. Perdebatan di antara mereka membuat Louis kehilangan kendali dan berakhir menampar Callie. Bukan hanya Louis, tetapi Callie juga kehilangan kendali dengan melemparkan vas antik yang berada di samping meja riasnya ke arah Louis."Katakan padaku, siapa yang membantumu!""Itu bukan urusanmu!" tandas langsung Callie suaranya tidak kalah tinggi dari suami yang beberapa hari lagi mungkin akan secara sah menjadi mantan suami.
Read more

JANGAN MENGELAK

Happy reading!------ Ramainya jalan membuat semua suara di sana bercampur. Memandang diam roda-roda yang berputar cepat dan lambat. Rutinitas yang selalu Estelle lakukan setiap kali pulang kerja. Duduk di halte, mendengarkan musik lewat satu headset sambil memandangi jalan seraya menunggu bus yang akan mengantarkannya pulang.Sekedar informasi, setelah peristiwa Dave yang marah-marah di halte ini, sekarang Estelle hanya memakai satu handsetnya agar ketika ada yang memanggil, ia bisa segera merespon dengan cepat.Meliarkan pikiran pada kejadian kemarin. Estelle menghela samar, membuat dua bahunya turun merileks. Duduk di sudut membuat sisi kepalanya bisa bersandar pada tepi kerangka papan iklan di sana.Sejak pagi, Estelle sibuk menelaah perasaannya di tengah tumpukan pekerjaan. Memikirkan apa yang sebenarnya hatinya inginkan dan memastikan kalau dirinya sudah siap untuk melepaskan Joe. Benar, ia benar-benar sudah siap melepaskan Joe,
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status