Kanaya hanya mampu mengigit bibir saat tangan Eiden mencubit pinggangnya. Raut yang terlihat aneh membuat Anita penasaran, apalagi tingkah keduanya semakin mencurigakan. Jika keduanya benar-benar membohonginya, maka tidak akan ada ampunan sedikit pun."Kamu kenapa, Kanaya?" tanya Anita dengan tatapan mencurigakan, apalagi Kanaya tampak menahan sesuatu dan terlihat jelas dari wajahnya."Hah! Tidak, Tan, eh, Ma. Ada semut," ucapnya sambil menggosok pinggangnya yang terasa nyeri. "Semut? Mana semutnya?" tanya Angga sambil mengambil sebuah majalan untuk membunuh semut yang mengganggu Kanaya. "Papa mau ngapain?" Eiden bertanya heran. "Mau membunuh semutnya. Kanaya bilang ada semut," ucap Angga serius. Eiden menegak ludahnya kasar. Papanya ada-ada saja."Jadi, apa kalian pacaran?" "Tidak!""Ya!"Untuk kedua kali keduanya memberikan jawaban berbeda. Anita menatap putranya garang. "Apa ada yang kamu se
Baca selengkapnya