Beranda / Romansa / Adoration / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab Adoration: Bab 81 - Bab 90

108 Bab

Kesombongan Arya

“Oh, ternyata kamu, Sam. Sudah lama?” tanya Arya dengan sikap tak senang. Tatapannya menyala tajam dengan penuh keangkuhan.“Enggak juga,” jawab Sam ramah yang masih saja berdiri kaku karena keberadaan Soga yang terus memeluknya.“Oh ya, kamu kok bisa ....”“Iya, Soga yang menghubungiku. Dia minta aku datang ke sini,” jelas Sam sambil tersenyum ke arah Soga. Kedua tangannya bersanding penuh kasih pada punggung Soga. Membuat Soga merasa nyaman. Air mata masih saja mengalir dari mata Soga, kesedihannya pecah dan begitu sulit dibendung. Keadaan ini cukup membuat Arya tak nyaman. Mendengkus kesal dengan gigi yang tertutup rapat.“Soga kemarilah!” pujuknya berharap Soga mendekatinya. Namun, Soga menolak dan menggelengkan kepala. Sikapnya aneh, dia terlihat takut kepada Arya.Semakin kesal, Arya mencoba menahan emosinya. Terlihat tangannya mulai mengepal. Menyadari keberadaan si Mbo
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-10
Baca selengkapnya

Curahan Hati Soga

Sam terlihat termenung di sepanjang jalan. Matanya menatap kosong jalanan sepi kota Jakarta. Seakan menerima beban berat, Sam berulang kali menghembuskan napas berat dari mulutnya. Ia terus menggelengkan kepala seperti tengah berupaya meyakinkan dirinya sendiri. Semua ini terjadi setelah ia berbicara empat mata dengan Soga.Saat itu, Soga masih saja enggan mengatakan apapun pada si Mbok. Mereka berdua duduk di taman dan hanya menatap kosong rerumputan hijau.“Tuan Soga jangan bersedih. Bunda enggak kenapa-kenapa kok. Bunda hanya kelelahan. Tuan Soga enggak boleh merasa bersalah yah,” ucap si Mbok sambil terus membelai lembut punggung Soga.Bukannya tenang, air mata Soga justru terpancing untuk kembali mengalir. Berusaha tegar, Soga segera menyeka air matanya. “Tuan lagi mikiri apa? Cerita aja ke si Mbok,” pujuknya kembali, berharap mendapat titik terang akan apa yang terjadi pada Soga.Tetapi semua itu tidak berhasil.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-10
Baca selengkapnya

Kegelisahan Soga

“Baswara?” ucap Sam dengan nada seakan tak percaya. Baru saja ia berharap bisa berbicara dengan sahabatnya dan tiba-tiba panggilan darinya pun datang. “Bas, bisa enggak kita ketemu sebentar aja!” ucap Sam dengan nada memohon. Bukannya jawaban yang ia dengar, justru terbahak Baswara yang terdengar begitu bahagia. “Bas, aku serius!” ucapnya kembali dengan sedikit nada kesal mengikuti. “Oke, oke, apa kau segitunya rindu sama aku?” tanyanya yang masih saja menanggapi dengan candaan. “Bas!” teriak Sam yang tak lagi mampu menahan kekesalannya. “Kamu tau enggak, apa yang terjadi selama kamu pergi?” ucapnya diiringi suara gigi yang tengah beradu. “Ya aku tau, Sam. Aku tau semuanya. Tenang saja! Aku tetap akan memantau dan kau tak perlu tau caraku memantau semuanya,” jawab Baswara penu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-19
Baca selengkapnya

Rahasia Soga

Kana terlihat kaget akan apa yang Soga ucapkan, namun ia memilih menjaga sikap agar tidak membuat Soga tertekan. Sedangkan Soga kembali merundukkan kepala, ada rasa takut dan bimbang yang kini hadir. Membuat lidahnya kelu untuk mengatakan yang begitu ingin ia sampaikan. “Sayang ... kok diam?” pancing Kana yang berharap Soga melanjutkan ucapannya. “Bunda sayang sama teman Bunda itu ya? Bunda mau nikah dengan dia ya?” tanyanya yang seketika membuat Kana bingung sendiri. Hingga ia tak sadar akan sosok pria yang Soga maksud. “Dia? Dia siapa?” tanyanya tanpa rasa bersalah. Soga hanya bisa menghela napas kecewa. Bibirnya mendadak monyong, ini pertanda bahwa perasaannya sedang tak nyaman. “Coba sekarang Bunda yang tanya. Apa yang lagi Soga pikirin?” ucapnya berharap Soga terbawa permainannya. “Mikirin Bunda,&rdqu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-19
Baca selengkapnya

Bisik Hati Kana

Masih tak habis pikir akan pengakuan Soga, Kana menjadi sulit tidur. Ia terus saja terbaring dengan mata yang menyala. Pikirannya bercabang luas saat ini. “Enggak, enggak mungkin Arya tega melakukan itu? Tapi ... Soga tidak pernah berbohong. Apa mungkin dia salah dengar? Enggak, mungkin Soga yang salah paham. Arya hanya berniat membantu Soga. Tapi ... kenapa kok terasa ada yang mengganjal yah,” gerutu Kana dengan tatapan cemas. Hatinya terus bergejolak, diiringi badai kegelisahan. Kekecewaan yang datang begitu tebal seperti tiupan puting beliung. Sesak, hingga nyaris membuat akalnya mencekik dirinya sendiri. Kana terjerat dalam situasi yang cukup menyulitkan. Bak memakan buah simalakama, jika meninggalkan menyiksa Soga. Namun, jika menyanggupi sama saja menyiksa diri. Kesedihan dan gejolak besar itu berhasil membuat Kana meneteskan air mata. Mengalir begitu saja tanpa tahu apa penyebabnya. Sedih, pastinya sed
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-20
Baca selengkapnya

Taman Untuk Baswara

Langit terus mendung, semendung hati mereka yang tengah dilanda kegundahan. Tiupan angin pun tak mampu menyejukkan hati yang gelisah. Bahkan air mata pun enggan menyapa, mungkin karena hati yang sudah sangat terluka. Rindu akan sosok Baswara membuat mereka hanya bisa diam tanpa suara. Terlebih mereka tahu seperti apa seorang Baswara. “Mi, kamu enggak merasa dingin di sini terus?” tanya Ayah Baswara. Sebuah baju hangat pun diselimutkan pada tubuh istrinya, berharap sang istri mendapatkan kehangatan dari sana. “Enggak, Pi,” sahutnya dengan suara lembut, diikuti gelengan kepala. Meski wajah itu kini tengah tersenyum, namun terlihat jelas sebuah kegundahan terpancar dibalik wajahnya. “Mami masih mikirin Baswara?” tanyanya yang mencoba menerka akan apa yang menjadi penyebab kegelisahan istrinya. “Yah, ibu mana yang enggak rindu jika anaknya pergi tanpa kabar,&rdqu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-22
Baca selengkapnya

Tangisan Kana

Kana telah kembali pulang setelah dua malam menginap di rumah sakit. Meski dia telah pulih, namun keadaan tubuhnya tidak benar-benar baik. Lebih banyak mengurung diri di kamar dengan alasan beristirahat, Kana terus memikirkan akan keputusan yang akan ia ambil. Diam dan merenung sambil menatap jendela, Kana tenggelam dalam masa lalunya. Masa dimana ia menjalaninya bersama Baswara. Perpustakaan kampus menjadi tempat kedua Kana setelah ruang kelas. Ia menjadi asisten penanggung jawab hingga sore hari. Berbaur dengan buku sudah menjadi rutinitasnya. Namun, ada yang berbeda semenjak Baswara datang ke sana. Harinya terasa beda dengan keberadaan Baswara yang terus menggoda dirinya. Ada saja tindakan Baswara yang membuatnya senang. Terjatuh menabrak lemari buku karena terus memandanginya, sampai salah tingkah. Meski tahu ada yang berbeda dari sikap Baswara kepadanya, Kana tetap bersikap biasa. Tak dapat dibohongi jika ia kecarian jika sehari saja ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-27
Baca selengkapnya

Keputusan Bersama

Soga berlari-lari setelah keluar dari mobil. Ia terus berlari masuk ke dalam kantor. Begitu tergesa-gesa hingga ia berulang kali nyaris menabrak karyawan yang ada. Wajahnya terlihat cemas, bahkan ia mencampakkan begitu saja tas miliknya karena dianggap memperlambat larinya. Soga terus berlari, meski dadanya mulai terasa sesak karena lelah. Matanya mengitari sekitar dengan mulut yang tak henti mengatakan, “Bunda, Bunda dimana?” Menjadi penyebab kericuhan, dua orang petugas keamanan pun ikut berlari mengejar Soga. Bukan berniat menangkap, namun justru membantu dirinya. Karena mereka tahu siapa Soga sebenarnya. “Tuan Muda!” teriak salah satu petugas keamanan berharap Soga berhenti berlari. Namun, yang terjadi justru Soga mengencangkan langkah kakinya. Ia memasuki lift dan menekan angka 3, lantai di mana biasa ayahnya bekerja. Kembali berlari setelah keluar dari lift, Soga dengan penuh percaya diri be
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-27
Baca selengkapnya

Pilihan Soga

Tanggal dan tempat serta tamu undangan telah ditentukan. Begitu pula tempat pembelian gaun dan perhiasan. Meskipun begitu, Kana tetap diminta untuk datang dan memilih. Agar semua sesuai dengan keinginan Kana. “Kana, apa kamu ingin aku yang menemanimu ke galeri?” tanya Arya melalui gawainya. “Enggak apa, Arya. Kalau kamu sibuk, biar aku pergi bersama Soga,” ucap Kana dengan nada datar. “Okelah. Hati-hati ya sayang,” ucap Arya yang membuat Kana terdiam. Hanya bisa menghela napas berat seraya berucap, “Huh! Sepertinya aku harus mulai membiasakan diri mendengar ini.” Sepanjang perjalanan Soga hanya diam. Wajahnya cemberut dan terlihat kesal hingga enggan menatap Kana. Mencoba mengerti, Kana bersikap seperti biasa seakan tak terjadi apa-apa. Tetap ramah dan perhatian, Soga perlahan luluh. Ia pun mulai tersenyum dan banyak bicara ke Kana. Karena sesungguhnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-27
Baca selengkapnya

Perasaan Yang Aneh

Gaun telah dicoba, giliran Kana untuk memilihnya. Begitu pula model rambut dan kalung yang akan ia kenakan. Semua ini cukup membuat Kana bingung, karena ia tak terbiasa dengan semua ini. “Andai saja Baswara di sini,” gumam Kana yang seketika ia tebas. “Enggak, aku enggak boleh mikirin Baswara lagi. Mulai sekarang, aku harus membuka hati untuk Arya.” Menyadari Kana yang kerap termenung, membuat hati Soga bersedih. Ia hanya bisa memandangi wajah wanita yang begitu ia cintai. Wanita yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri. Namun, kali ini Soga tak lantas menangis. Malah ia tersenyum senang seakan melihat kebahagiaan Kana. “Nona ingin model rambut yang seperti apa?” tanya si pelayan. Kana terdiam, ada berbagai bentuk rambut. Mulai yang digerai, hingga disanggul. Namun, ia tak yakin apa pilihannya akan terlihat indah saat dikenakan. Terdiam cukup lama, Kana terus me
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status