“Kita menyingkir, Ma. Sepertinya akan tidak sehat untuk berada di sini.” Aku harus pergi dari sini. Tidak, jangan sekarang. Orang yang aku sebut papa, yang sudah melukai mama dan aku begitu dalam. “Baiklah, tapi kamu tidak akan bilang pun, Keano punya sejuta cara untuk tahu. Hmmm, setidaknya kamu katakana siapa yang melakukannya?” Hafiza menoleh ke arah sahabatnya itu. “Siska.” Gilang dan Rani saling menoleh. Mereka seakan saling memberi kode, sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang SIska incar. Rani atau Hafiza? ***Meyyis*** Gilang dan Rani akhirnya menemaninya malam itu. Hafiza merasa lebih tenang. Malam kian beranjak hingga angin bertiup lebih kencang dari biasanya. Rani seperti ibunya Hafiza membelai wanita itu. "Fiz, selma ini kamu sudah sangat susah. Kurang baik apa sama orang lain? Tapi tetap saja mereka jahat padamu." Rani berbicara sendiri karena Hafiza sudah terlelap. terdengar burung malam berlalu menghampiri taman yang
Last Updated : 2022-02-23 Read more