Home / Romansa / First Love / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of First Love: Chapter 21 - Chapter 30

52 Chapters

21—She's Mine

Besoknya, Clara dikejutkan dengan kedatangan Joy di kantornya. Bermula sejak pagi tadi dia mengeluh ingin ngemil macaronnya dari La Maison di GI kepada Sang kekasih tapi apa daya, kantor kedua sama-sama jauh dari GI membuat Clara hanya bisa misuh-misuh pada sang kekasih. Lalu tak lama, Clara ingin makan ramen dari Sugakiya Ramen yang kuahnya tak terlalu pedas itu tapi anehnya selalu nagih.Lalu ketika siang ini Yudith yang berencana untuk makan di kantor dan memesan makanan lewat aplikasi online harus batal karena tiba-tiba ada dua kiriman makanan dan tak lama, disusul oleh satu orang yang memesan makanan tersebut.Yudith yang melihat itu dari kubikelnya hanya bisa cemberut karena iri melihat kekasihnya temannya yang sangat romantis, beda dengan kekasihnya, dan juga senang karena akhirnya ada seseorang yang memperlakukan Clara dengan baik.
Read more

22—Ada Apa Dengan Hari Ini?

Setelah aksi pengakuan dari Joy, kekasihnya itu pamit dan pergi tanpa dirinya karena drama yang Rendy lakukan sudah memakan waktu cukup lama dan benar, temannya Prili memanggil mereka berdua untuk menghadiri rapat yang rupanya sudah dimulai beberapa menit yang lalu. “Lo bener-bener aneh ya, Ren. Udah cukup mempermalukan gue dan menjadikan kita tontonan gratis di kantor?” “Bukan gitu maksud gue, cuma—” “Udah lah, alasan lo nggak berguna.” Clara menggerakkan tangannya di udara. “Minggir, gue mau rapat.” Melihat Rendy yang belum menyingkir dari akses jalan. Dengan nafas memburu, Clara melewati Rendy dan tak lupa menyenggolkan bahunya kuat-kuat ke lelaki itu. “Clara.” Panggil Rendy yang tidak diindahkan Clara. “Dengerin gue
Read more

23—Bahagiakan Dia Ya

“Yang, aku udah sampai di depan rumah kamu.” Clara yang baru bangun tidur sontak langsung bangkit dan seketika memegang keningnya. “Pasti kamu baru bangun dan kaget, terus kepala kamu pusing?” “Nghhh…” Geram gadis itu. “Apa sih yang sekarang kamu nggak tau. Kayaknya semua tentang aku udah kamu ketahui deh.” “That’s right, Baby.” “Udah sana masuk aja. Nggak ada orang yang mau bukain pager untuk kamu.” “Kamu nggak mau bukain, Yang?” Clara terkekeh. “Nggak, aku mau mandi kilat. Meanwhile, you can open the damn door yourself and please, make yourself at home like you always do.” “Okey,
Read more

24—Doain Aja

“Jadi kalian ngomongin apa aja tentang aku?”“Dih, geer banget kamu.”Clara berdecak. “Kuping aku panas dan berdengung. Kalian kelewatin nih ngomoginnya sampe kayak gitu.”Joy yang duduk menyamping di teras depan rumah kekasihnya tertawa. Joy amati, hari ini kekasihnya tidak menggunakan make up untuk meriasi wajah imutnya, juga tidak memakai pakaian feminim yang biasa gadis itu kenakan.Clara hanya memakai kaos kebesaran dan yoga pants yang kebesaran. Rambutnya pun sudah tidak serapih tadi.“Sini.”“Hm.” Clara masih fokus memainkan ponselnya ketika bergumam.
Read more

25— Ketakutan dari Kebenaran

Seharian ini, Clara uring-uringan tidak jelas. Sudah seminggu sejak terakhir dia bertemu kekasihnya dan hampir tiap malam juga tidak pernah absen untuk bertemu via online tapi tetap saja, rindu menggebu untuk bertemu secara fisik tak terelakkan. Clara mengambil ponselnya dan kemudian meringis saat melihat jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang. "Mati gue... mati." Rutuknya. Ya, Clara memang malas keluar kamar kalau weekend karena pasti selalu saja ada bahan untuk Ibunya tersebut mengomelinya. Tapi kasur yang sekarang berada di bawahnya juga selimut yang melilit tubuhnya membuatnya semakin nyaman. Apalagi tidak ada cahaya matahari yang masuk ke kamarnya, suara gemuruh dari langit pun, menandakan bahwa cuaca di luar pastinya mendung menjelang hujan. Setengah satu siang Clara baru keluar kamar. Terbangun karena lapar. Suasana di rumahnya begitu sepi membuat bulu kuduknya meremang. Dari dulu Clara memang selalu penakut, makanya dia jadi
Read more

26—Ternyata Mimpi

Clara diangkat dan sontak kakinya melingkar erat pada kekasihnya seperti ulang mengikat erat sang mangsa juga lengannya yang sudah terjerat di leher Joy. Kedunya saling sibuk memagut satu sama lain dan ketika gravitasi membuatnya terkejut saat dengan perlahan Joy menurunkan badannya di ranjang. Clara mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri saat menyadari dirinya sudah berada di dalam kamarnya. "I love you."  Mata Clara kembali fokus pada wajah sang kekasih. Tangannya terulur pada bibir tebal favoritnya. "I want to kiss you." "Kiss me then." Sahutnya dengan berani. Bibir keduanya pun saling bertemu. Tangan lelaki itu dengan sangat lembut menyentuh kening yang kemudian turun ke pipi, rahang hingga tulang selangkanya dan terhenti di atas kancing bajunya. Ketika keduanya memberi jarak untuk bernapas karena keduanya tersengal sehabis ciuman dahsyat itu. Pandangan keduanya pun kembali menyatu. Satu
Read more

27—Sempurnanya Hidupmu, Ra

Senin adalah hari yang dibenci Friska, mungkin banyak orang juga karena setelah libur yang hanya dua hari, mereka harus memulai kerja di hari Senin. Selain karena alasan 'malas', entah sejak kapan Friska jadi merasakan hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya ketika melihat Clara.  Setiap pagi dan hampir setiap hari Friska melihat kemesraan yang ditunjukkan oleh Clara dan pacarnya. Diantar dan dijemput hampir setiap hari. Kadang sang pacar akan datang ke kantor mereka untuk makan bersama dengan Clara dan sesekali akan men-traktir teman-teman Clara juga. Friska pun beberapa kali melihat Clara dipuji oleh teman satu timnya atau dari tim lain karena kinerjanya yang bagus dan cekatan. Semua kesempurnaan itu membuat Friska yang tadinya tidak punya 'masalah' pada Clara, jadi 'punya masalah'. Contohnya seperti siang ini, disaat Friska tengah memendam jengkel pada Rendy—sang Kekasih, karena seperti yang terjadi beberapa bulan belakang
Read more

28—Bohong (1)

"Sebentar, Dit."Clara yang sore ini dijemput oleh adiknya dan sedang berada di parkiran PIM mengernyitkan dahi. Alasannya tidak dijemput oleh Joy karena Joy sudah ada janji dengan temannya dan memang seminggu ini mereka selalu bertemu, Clara pikir inilah saatnya untuk mereka punya 'me time'.Makanya Clara sedikit terkejut ketika tadi mereka sedang mencari parkiran yang kosong dan secara tak sengaja mendapati mobil Joy sudah bertengger di parkiran yang sama dengannya dan sedang membukakan pintu penumpang dan seorang perempuan turun. Perempuan itu kemudian membelit tangannya pada lengan Joy."Mba, ayok." "Eh iya, iya."Masih sedikit bingung dan penasaran, Clara menyanyakan keberadaan kekasihnya.Voldemort: Aku lagi di kantor, Yang.Jawaban yang sama sekali tidak Clara duga akan diutarakan oleh Joy. Perasaan ini timbul lagi. Perasaan terancam, cemas, dan sakit hati saat beberapa waktu lalu Clara memergoki san
Read more

29—Bohong (2)

Pagi itu Clara bangun dengan kepala berat, linglung, dan hidung tersumbat juga tenggorokkan yang sakit. Mungkin efek dari baru tidur pukul setengah empat pagi dini hari yang menyebabkan hal itu. Clara bangun tiga jam kemudian. Pantas ya dia merasakan sakit disekujur tubuhnya. Clara memang mudah sakit jika begadang atau tidak cukup istirahat. Siangnya, Clara mengajak bertemu sahabatnya, Ghiffary untuk bercerita mengenai kejadian kemarin yang membuat hatinya masih ngilu setiap mengingat hal itu. "Ghif." "Yow." "Gimana rasanya dibohongi sih?" Clara termenung dengan Choco Milkshake-nya yang diaduk-aduk. "Kayak lo bohongin gue katanya mau ngajak makan berat tapi malah ngajak minum susu cokelat di kafe favorit lo?" Clara memajukan bibirnya sebal. "Ah, lo mah ngga bisa diajak bahas beginian." Dengusnya kesal dan menambahkan. "Harusnya gue ajak Ica, bukan elu." Harusnya dia mengajak Ica tapi sayangnya sang Sahab
Read more

30—Cemburunya Seorang Joy

Apa ini yang dirasakan Clara ketika mendapati dirinya berbohong? Saat Joy membuka ponselnya pukul setengah tujuh kurang lima menit, sebenarnya dia sudah berada di parkiran kantor sang Kekasih. Mau menghubungi tapi takut mengganggu karena dia tahu, Clara benci diganggu ketika jam pulang, beberapa kali dia kena amarah dari sang Kekasih karena memborbardir ponsel perempuan itu karena sudah sampai duluan di kantor. Pukul setelah tujuh lewat, ketika Joy membuka pesannya dan melihat sang kekasih sedang online, dengan cepat dia mengetik dan memberi tahu kalau dirinya sudah akan sampai. Dia tidak ingin membuat Clara merasa dikejar-kejar jadi sengaja dia berbohong kalau dirinya baru saja berangkat dari kantor. Belum selesai dia mengetik apa yang ingin dia sampaikan, statusnya kembali offline. Tak lama, dia melihat Clara keluar dari dalam lobi kantornya dan sedang bersama... Rio? Teman kerja Clara yang sempat
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status