Semua Bab Godaan Memikat Lelaki Penguasa: Bab 21 - Bab 30

247 Bab

21.Kemelut

    Mereka semua terdiam tanpa kata, entah apa pun alasannya. Pernikahan adalah sebuah hal yang sangat sakral bagi Edzard. Meski hanya nikah siri, akan tetapi Edzard tetap tidak ingin melakukannya. Walau dalam hatinya terselip nama Rere, semua itu tidaklah benar. Rere adalah kekasih Kenzo dan juga teman dari sang adik. Secinta apa pun ia, tidaklah mungkin membiarkan mereka mengambil tindakan di luar nalar. Harusnya Kenzo memahami itu semua, bukan malah mendorong Edzard ke dalam pusaran masalah yang seharusnya ia pilih sendiri.    "Saya tidak setuju Pak, pernikahan bukanlah sesuatu yang dapat dipermainkan. Semua itu akan kita pertanggung jawabkan kelak, bukan," tukas Edzard menatap tegas mereka.     "Lalu harus bagaimana, coba Nak Edzard pikirkan bila mana yang berada di posisi ibu saya adalah ib
Baca selengkapnya

22.Pening

     Sampai di rumah sakit Edzard memberikan bekal kepada kedua orang tua Rere. Senyuman mereka mengembang, seolah tidak terjadi sesuatu kemarin. Kenzo duduk di kursi tunggu menenangkan Rere yang menangis sesegukan. Edzard menatap dengan sayu, rasa kasihan menyergap hati nurani. Nayla berjalan ke arah mereka dan ikut duduk di kursi samping Rere yang kosong. Gadis itu langsung menghambur ke pelukan sahabatnya. Kenzo kemudian menengok ke arah kedua orang tua Rere. Mereka duduk di kursi seberang tengah berbincang. Wajah ayah Rere nampak serius, sedangkan wajah ibunya tidak jauh beda dengan Rere, wanita tersebut  nampak kusut dan matanya bengkak.     Pandangan Kenzo menjelajah kembali, kali ini ke arah Edzard. Sahabatnya itu tengah menyandarkan punggung di dinding. Kenzo bangkit dari duduk, berjalan ke arah Edzard. Kedua lelaki gagah tersebut kini saling
Baca selengkapnya

23.Masalah Lagi

    Nayla menutup mulutnya dengan kedua tangan, ia benar-benar tidak paham akan jalan pikiran Rere. Matanya melebar seketika, dia menatap ke arah sang kakak. Ekspresinya tidak jauh berbeda dari dirinya. Netra kakak beradik itu bertemu ketika Edzard menoleh ke arahnya. Pemuda gagah itu kebingungan.     Bukan hal mudah untuk memutuskan sebuah pernikahan. Rere juga seharusnya demikian namun, entah mengapa gadis itu berpikir beda sekarang. Semua orang menunduk tidak dengan Nayla dan Rere.     "Nenek, biarkan kami pikirkan terlebih dahulu. Pernikahan adalah sesuatu yang sakral," ucap Edzard kemudian.     "Kau tidak mencintai cucuku?" tanya sang nenek parau, wajahnya tersemat kekecewaan.
Baca selengkapnya

24.Pilihan Sulit

    Terluka sudah pasti, hati mana yang tidak akan luka mendengar kekasih tercintanya dinikahkan dengan yang lain. Sakit hati tidak memandang gender, baik wanita maupun perempuan. Kenzo menatap kedua orang tua Edzard yang. Nyonya Devan menangis dalam pelukan sang suami. Devan sendiri menepuk-nepuk punggung istrinya. Yah, kedua orang tua tersebut pastinya juga terluka. Melihat banyak foto tidak pantas putra tercinta yang mereka banggakan. Kenzo mendengkus, salah satu tangannya masih memegang ponsel. Benda pipih itu masih melekat di telinga. Ia kemudian berdiri, berjalan keluar rumah.    "Zard," ucap Kenzo terjeda, "kau nikahi Rere," tutur Kenzo, suaranya terdengar berat.     "Kau waras?" pekik Edzard dari seberang telepon.    &nbs
Baca selengkapnya

25.Persiapan Pernikahan

    Bau obat-obatan khas terasa pekat tercium hidung. Siklus udara bercampur ac yang menyala. Lalu lalang orang berjalan di lorong-lorong, hari sudah menjelang siang, suara hiruk pikuk terdengar menggema di setiap koridor. Bangsal rumah sakit juga terlihat orang berlalu lalang, keluar masuk. Cukup bising di luar ruangan, aku duduk lemas, sesekali menunduk, tertegun, setelah mengungkapkan segalanya kepada kedua orang tua lewat sambungan ponsel, mereka nampak terkejut pastinya. Masalah demi masalah hadir dalam waktu bersamaan. Mereka akhirnya di sini sekarang, memandangku penuh intimidasi. Depan kamar ruang rawat inap nenek Rere. Wajah ayah maupun ibu sama-sama nanar memperhatikanku. Namun, aku tidak gentar, aku pandang sendu keduanya sembari berulang kali mengatakan kata 'maaf'. Tampak gurat kekecewaan di hati kedua orang tuaku tersebut. Terutama ibu, wanita itu dalam diamnya menitihkan air mata. Berulang kali menyeka linangan air d
Baca selengkapnya

26.Sah

   Apa yang kalian pikirkan tentang sebuah pernikahan? Pernikahan bukan hanya sesuatu untuk menghalalkan kita dari perbuatan zina, ada tanggung jawab yang besar terkandung di dalamnya. Aku menerima pernikahan ini karena keadaan. Sebagian hati kecil memberontak merasa bersalah, ingin menyudahi sebelum semua terlambat. Namun, di lain sisi, rasa cinta yang aku pendam tiba-tiba menghambur, keluar dari sarang yang telah aku kunci rapat. Cinta pada seseorang yang tidak seharusnya. Aku menggenggam pasti tangan berotot seorang lelaki di hadapanku. Setelah sebelumnya mereka menanyakan kesiapan kepada aku dan calon istriku. Tatapan pria itu mantap, kata yang keluar dari mulutnya tegas dan lugas. Aku mengambil napas panjang sebelum mengucap ijab dengan bahasa arab. Semua saksi mengucap kata 'sah' serentak. Kata 'alhamdulillah' juga terdengar setelahnya. Rere, gadis cantik yang aku kagumi itu kini telah sah menjadi istriku. Aku menguatkan hati mena
Baca selengkapnya

27.Sakit Hati Rere

   Sakit hati yang bertumpuk, luka masih menganga, begitulah yang Rere rasa. Gadis itu menyimpan kesedihannya sendiri. Rere pernah secara tidak sengaja berkunjung ke kantor Kenzo. Dia datang membawa bekal makan siang yang ia coba masak sendiri. Gadis tersebut dengan girang berjalan ke arah  ruangan Kenzo. Ia beberapa kali sempat datang ke sana bersama Nayla. Sehingga asistennya membiarkan saja Rere masuk. Dengan senyum ramah mereka mempersilahkan Rere melanjutkan langkahnya. Rere membalas dengan senyum dan menganggukkan kepala. Betapa terkejutnya Rere ketika ia mendengar suara teriakan seorang wanita di dalam sana. Jantungnya berdegup kencang, Rere gemetar membuka sedikit pintu ruangan. Hati Rere hancur berkeping-keping, nampak di dalam sana Kenzo tengah bergumul dengan seorang wanita. Suara lenguhan keduanya memekik bersahutan. Wanita itu duduk di atas meja Kenzo, sedang Kenzo berdiri membelakangi pintu masuk sehingga ia tidak men
Baca selengkapnya

28.Guling Bernyawa

Angin berembus masuk ke dalam ruang kamar. Adzan subuh berkumandang membangunkan tidur lelap Edzard. Dia tidak pernah menyangka akan menghabiskan malam di kamar Rere. Gadis muda itu terus menangis dalam pelukannya sepanjang malam. Menumpahkan segala keluh kesahnya. Ketika hendak pergi Rere juga mencegahnya. Gadis itu berpendapat agar pergi setelah ia tertidur pulas. Akhir-akhir ini Rere berkata tidak dapat tidur dan selalu bermimpi buruk. Edzard terpaksa berbaring di samping Rere, dia sedikit menjauh, mepet ke arah pojok ranjang. Tangan berototnya di genggam erat kedua tangan Rere. Itu yang terjadi semalam, sebelum akhirnya Edzard ikut tertidur pulas.      Pagi ini ia terbangun dengan keadaan memeluk guling hangat, lebih tepatnya guling bernyawa. Entah sejak kapan keduanya tidur dengan berpelukan. Jelas Edzard merasa syok, jantung berdegup kencang, meletup-letup hendak loncat dari
Baca selengkapnya

29.Sekretaris Baru

     Sudah hampir dua minggu Evelyn, gadis manis dengan rambut sepunggung itu bekerja. Hasilnya cukup memuaskan bagi pemula, begitulah yang terpikir Edzard. Ia takjub kala mendengar cerita anak panti itu. Dengan susah payah, Eve mulai hidup mandiri ketika masuk SMP. Bekerja pontang-panting sebagai buruh cuci para tetangga. Terkadang ia dan kawan-kawan panti juga menjajakan kue yang dibuat ibu panti berkeliling, tidak peduli kulitnya terpapar sinar mentari. Hidup membuat sebagian anak di bawah umur memutar otak demi sesuap nasi. Edzard dapat merasa telapak tangan Eve yang sedikit kasar, yah, maklum sangat untuk hal tersebut. Sejak ia bekerja hingga kuliah. Evelyn wanita berusia dua puluh lima tahun, wajahnya terlihat lebih muda dari usia yang sebenarnya. *****     Malam hari, ketika rintik-rintik air berjatuhan dala
Baca selengkapnya

30.Suami Istri Kocak

    Evelyn yang tidak tahu-menahu hubungan Edzard dan Rere merasa terkejut seketika. Wanita itu telah menganggap atasannya sebagai idola. Namun, ternyata sang idola telah menikah. Evelyn mendadak risih sendiri. Dia tidak berharap dekat dengan atasannya tersebut. Namun, kabar tidak terduga tersebut sangat membuatnya seperti kehilangan idola mendadak. Eve seakan disadarkan oleh takdir, agar menjauh sebelum rasa itu berkembang menjadi perasaan lain.    Rere tersenyum, menampilkan gigi putih bersihnya. Evelyn melihatnya sangat cantik, meski hanya mengenakan mantel tidur, tanpa make up, wajah istri atasannya tersebut masih terlihat cantik. Terlebih bibirnya yang merah merekah tanpa polesan lipstik. Bak langit dan bumi jika ia membandingkan diri sendiri dengan wanita muda bernama Rere tersebut.     Re
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
25
DMCA.com Protection Status