Beranda / Romansa / Miss C / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Miss C: Bab 11 - Bab 20

93 Bab

Bersama Ramond

Menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Ramond hingga membuat Grace tidak bisa berkata apa pun bahkan menolak sekali pun saat Ramond memintanya untuk membeli apa yang dia inginkan, dengan terpaksa dan hati bahagia di dalamnya Grace memilih satu tas kecil yang langsung dibayar oleh Ramond. Setelah dari brand tersebut mereka memutuskan untuk makan di restoran luar mall dengan membawa barang belanjaan, Grace tetap menggenggam tangan Ramond dan tidak berniat untuk melepaskannya sama halnya dengan Ramond.Berada di dalam kamar setelah seharian mereka mengelilingi mall dan juga makan di tempat mewah memang menjadi impian dari Grace, setidaknya bersama ketiga pria tersebut Grace bisa memenuhi kebutuhan hidupnya yang penuh kemewahan. Bagi Grace tidak masalah rumah kecil karena itu hanya rumah orang tuanya namun untuk rumah pribadi maka harus lebih besar dibandingkan rumah orang tuanya dan sejauh ini dari uang – uang yang mereka berikan sangat mampu membeli rumah te
Baca selengkapnya

Bos Besar

Sarapan yang terlambat mereka lakukan berakhir di salah satu mall karena Grace ingin mencoba sesuatu di dalam mall, menggunakan kendaraan online mereka menuju mall yang berada di tengah kota. Ramond tidak ingin melepaskan tangannya dari genggaman tangan Grace di setiap langkah membuat Grace hanya bisa mengikuti sikapnya ini, sikap romantis Ramond tidak membuat Grace jatuh hati sekali lagi tujuannya adalah mendapatkan uang dari Ramond.“Ketemu sama nasabah?” Grace mengangguk “perlu diantar?.”“Jangan kamu di hotel aja karena aku gak akan lama paling cuman jelasin sebentar terus pulang.”“Kalau lama nanti aku jemput” Grace mengangguk.Tepat saat Grace mengangguk di mana ponselnya berbunyi terpampang nama Rachel dan langsung diangkatnya, Rachel mengatakan bahwa bos besar akan menemani dirinya bertemu dengan nasabah besar ini dan meminta Grace untuk bersiap menuju kediaman bos besar yang untungnya tidak terlalu
Baca selengkapnya

Godaan Sebastian

Grace menghembuskan nafas panjang mendengar perkataan Sebastian dengan hanya bisa mengangguk memutuskan untuk masuk ke dalam kamar yang sudah ditunjuk, menatap kamar yang akan ditempatnya untuk merias diri nantinya. Pakaian yang dikatakan Sebastian tergantung rapi di salah satu sudut ruangan, Grace mendekati gaun tersebut yang seketika langsung menelan salivanya kasar di mana harga dari pakaian ini tidak main-main. Menatap sekitar di mana tampaknya kamar ini merupakan milik seseorang tapi entah siapa karena Grace tidak peduli, tidak tahu harus melakukan apa karena jika tetap berada di dalam kamar rasanya tidak sopan tapi jika keluar tidak tahu harus melakukan apa. Grace terdiam memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap hal ini secara perlahan Grace membuka pintu menatap sekitar di mana tampak sepi membuat Grace bingung keberadaan Sebastian, keluar secara perlahan dengan melangkah menuju sofa sambil memainkan ponselnya.“Tidak istirahat?” suara Sebastian mengagetkan Grace di
Baca selengkapnya

Pertemuan

Perkataan Sebastian tidak salah karena mereka memang saling menikmati dan sudah sama-sama dewasa hanya saja melakukan itu dengan atasan sendiri hal yang tidak pernah ada dalam benak dan pikiran Grace, banyak yang menjadi ketakutannya terutama mengenai kinerja dirinya yang nantinya akan menjadi pembicaraan rekan yang lain. Grace mencoba menghilangkan pemikiran mengenai hal tersebut dengan memilih untuk fokus pada nasabah yang Rachel cari saat berada di sini, dulu Rachel bertemu seorang diri dan karena tidak ada jadwal ke pusat dengan bertepatan Grace berada di pusat maka memanfaatkan hal ini, meminta pada Sebastian untuk menemani Grace karena dasarnya posisinya bukan sebagai marketing melainkan customer service. Grace memang berada di posisi customer service meski begitu juga memiliki tanggung jawab untuk mencapai target meski tidak sebanyak yang lain, pria-pria yang memasukkan dananya jika tidak untuk dirinya maka akan diberikan pada Yusuf atau Devina yang diketahui langsung oleh Ra
Baca selengkapnya

Rencana Sebastian

Sesuatu yang aneh membuat Grace bertanya di dalam hati karena klien tidak kunjung datang sedangkan Sebastian tampak santai menikmati minuman yang dipesannya, Grace semakin tidak nyaman dengan keadaan saat ini karena hanya berdua dengan Sebastian ditambah perkataannya yang membuat rambut halusnya berdiri. Perkataan Sebastian bukan suatu hal biasa jika yang mengatakannya adalah salah satu dari ketiga pria biasa bersamanya, menjadi masalah yang mengatakan adalah sang atasan. Menatap wajah Sebastian yang masih menikmati minumannya semakin membuat Grace merasa tidak nyaman ditambah tatapannya yang mendalam kearahnya, berkali – kali Grace menelan salivanya kasar.“Klien datang jam berapa, Pak?.”“Minumlah dan setelah itu kita makan” Grace mengernyitkan dahinya “sepertinya tidak akan datang.”Grace membelalakkan matanya menatap Sebastian “tapi dia klien penting bagaimana saya bisa makan dengan tenang.”Sebastian menghembuskan nafas panjang meletakkan tangan di meja
Baca selengkapnya

Kerinduan Julius

Hidup Julius terasa hampa tanpa adanya Grace disisinya meski bisa menghubungi dengan saling bertukar pesan tetap saja rasanya berbeda, semangat untuk bekerja tidak pernah timbul semenjak Grace berangkat. Julius sendiri beberapa kali menghubungi Olla bertanya mengenai kondisinya saat ini tanpa sang bunda, meski Julius tahu jika orang tua Grace bisa merawat Olla dengan baik tapi tetap saja perasaan rindu pada bocah kecil ini sama dengan rindu pada bundanya dan bertemu Olla sedikit mengobati rasa kangennya.“Hidup tanpa gairah gara-gara cewek” Wilson menggelengkan kepala melihat Julius “kamu tu bisa dapatin yang masih segel daripada sudah bukaan begitu.”“Kalau mau sama Nathali silakan gak ada yang melarang” Wilson menggelengkan kepala “lagian kamu tahu aku cintanya sama Grace kenapa masih saja menyuruh aku ke Nathali, padahal sikap Nathali ke aku juga biasa saja dan kalian yang membuat semua berubah.”“Kamu yakin dia wanita baik-baik?” Wilson menatap Julius dengan ta
Baca selengkapnya

Penolakan Julius

Menatap Raymond tidak percaya dengan keputusan tinggal satu atap karena tidak mungkin mereka akan berada di dalam satu atap dengan kondisi yang seperti ini, Julius menolak perkataan Raymond secara langsung sedangkan Nathali hanya terdiam karena malas menanggapi dan cukup Julius yang mengatakannya.“Kamu juga keberatan?” Raymond menatap Nathali yang akhirnya mengangguk pelan “nanti aku bicarakan sama Ramond mengenai hal ini.”Julius sedikit bernafas lega karena setidaknya Raymond bisa membicarakan hal ini pada saudara kembarnya yang tidak pernah datang ke kantor ini, Julius tahu jika perusahaan ini dipegang oleh saudara kembar dengan peran yang berbeda. Gosip yang beredar adalah Ramond lebih dewasa dan setia pada pasangan dibandingkan dengan Raymond yang tergoda anak buahnya, Julius sendiri jarang bertemu dengan Ramond karena memang hanya mengawasi dari jauh. Ramond keluar terlebih dahulu meninggalkan Julius bersama Nathali di ruangan, Nathali memutuskan merapikan berkasn
Baca selengkapnya

Kantor Pusat

Grace bukan melupakan Julius atau kedua pria lainnya hanya saja pekerjaannya tidak bisa ditinggal begitu saja, malam bersama Sebastian membuat Grace lelah di mana Sebastian menyukai hubungan dengan sedikit kekerasan dan Grace menjalaninya dengan baik membuat Sebastian sangat puas. Kantor pusat bukan pertama kali berada di sana sebelumnya sudah pernah bersama Rachel atau Yusuf, jika bersama Yusuf sikap Grace tidak seperti saat ini karena Yusuf pria yang sangat lurus jadi membuat Grace terlindungi dari pria yang ingin mendekatinya.“Sudah paham?” Linda menatap Grace setelah menjelaskan materi untuk bagiannya yaitu customer service.Pekerjaan Grace merangkap selain berhubungan dengan nasabah juga harus menginput hasil kerja marketing sebelum dikirim ke pusat dan tanda tangan Rachel, tugas lainnya adalah inventaris kantor harus terpenuhi dan tidak tertinggal adalah target yang harus dicapai. Para pria yang dekat dengan Grace dan rela melakukan apa pun tidak selalu harus bera
Baca selengkapnya

Dinas Berdua

Rasa tidak suka Julius pada Nathali semakin menjadi karena seakan orang kantor menginginkan dia untuk bersama Nathali dan sampai sekarang belum menceritakan pada Grace bahwa akan keluar kota bersama Nathali, jarak mereka yang jauh membuat Julius harus bisa menahan rindu pada sang kekasih. Nathali sendiri memutuskan untuk tidak peduli dengan suasana hati orang yang dicintainya dan tahu bahwa tidak menyukai keberadaan dirinya saat ini dengan melakukan pekerjaan yang sama.Selama perjalanan tidak ada pembicaraan penting bahkan saat sampai di tempat tujuan, Nathali sendiri tidak ada niat untuk membuka pembicaraan sama sekali membiarkan kondisi mereka seperti saat ini. Orang yang menjemput mereka tampak persis dihadapan mereka saat keluar dari bandara, sekali lagi tidak ada pembicaraan di mana Julius lebih banyak berbicara dengan yang menjemput mereka dibandingkan berbicara dengan Nathali. Nathali melihat bagaimana cara Julius bercerita dan sedikit tersenyum saat melihatnya tertawa
Baca selengkapnya

Harta Berharga

Julius mengakui jika tubuh Nathali lebih sempurna dibandingkan Grace hanya saja saat milik mereka akan bersatu bayangan Grace muncul dalam pikirannya dengan cepat Julius berbaring disamping Nathali yang hanya terdiam karena sikap Julius, Julius sangat tahu jika Nathali saat ini menahan malu karena tidak menggunakan apa pun pada tubuhnya.“Gunakan pakaianmu kita akan pergi belanja” Julius beranjak dari ranjang.“Kenapa tidak diteruskan padahal sedikit lagi kita akan menyatu” Nathali memandang Julius yang akan menggunakan pakaian dan seketika berhenti.“Kamu ingin aku membayangkan kekasihku saat melakukan denganmu?” Nathali membeku “aku tahu jawabannya karena aku tidak bisa membayangkan wajah Grace dan itu sama artinya aku mengkhianati dirinya.”“Tidak masalah jika aku bisa memberikan harta berharga pada orang yang aku cintai.”Julius terkejut dengan perkataan Nathali “aku lapar sekarang terserah kamu akan di sini atau ikut.”“Ikut sekalian kita ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status