Julius mengakui jika tubuh Nathali lebih sempurna dibandingkan Grace hanya saja saat milik mereka akan bersatu bayangan Grace muncul dalam pikirannya dengan cepat Julius berbaring disamping Nathali yang hanya terdiam karena sikap Julius, Julius sangat tahu jika Nathali saat ini menahan malu karena tidak menggunakan apa pun pada tubuhnya.
“Gunakan pakaianmu kita akan pergi belanja” Julius beranjak dari ranjang.
“Kenapa tidak diteruskan padahal sedikit lagi kita akan menyatu” Nathali memandang Julius yang akan menggunakan pakaian dan seketika berhenti.
“Kamu ingin aku membayangkan kekasihku saat melakukan denganmu?” Nathali membeku “aku tahu jawabannya karena aku tidak bisa membayangkan wajah Grace dan itu sama artinya aku mengkhianati dirinya.”
“Tidak masalah jika aku bisa memberikan harta berharga pada orang yang aku cintai.”
Julius terkejut dengan perkataan Nathali “aku lapar sekarang terserah kamu akan di sini atau ikut.”
“Ikut sekalian kita ke
Ruangan yang ditempati oleh Nathali dipenuhi beberapa orang diantaranya adalah Laura dan Raymond yang rela datang hanya untuk melihat kondisinya, tidak ketinggalan Wilson di mana saat ini menatap Julius tajam sedangkan yang ditatap menunjukkan wajah datarnya seakan tidak bersalah sama sekali.“Seharusnya kamu gak melakukan ini sama Nathali, aku tidak menyangka perbuatanmu sampai melukai wanita polos ini” Laura membelai rambut Nathali pelan.Julius tersenyum mendengar perkataan Laura “polos” Julius mengangguk “kamu mengajarinya sangat baik..”“Julius hentikan dan jangan menghina wanita,” potong Raymond menatap tajam pada Julius.Julius masih memandang datar pada pria yang merupakan atasannya “baiklah percuma juga membela diri karena semua adalah permainan kalian, karena anda sudah berada di sini maka saya rasa tidak memiliki fungsi lagi berada di kota ini.”“Melangkah keluar dari kamar ini maka kamu akan dipecat.”Julius menatap datar pada Raymond
Mengikuti permainan Sebastian tidak ada habisnya membuat Grace kelelahan sedangkan Sebastian masih menggerakkan miliknya tanpa henti hingga Grace tertidur. Menatap sekitar di mana Sebastian tampak tidur dengan nyenyak setelah permainan mereka tanpa henti dari pulang kerja hingga dini hari, melepaskan diri dari pelukan Sebastian perlahan agar tidak mengganggu atau membangunkannya. Melangkah ke kamar mandi dengan mengambil ponsel untuk membersihkan diri serta membalas pesan dari ketiga pria yang memghubunginya, membalas mereka satu persatu meski sudah tengah malam.“Aku mencarimu” saat Grace keluar dari kamar mandi “bagaimana berada di pusat apa kamu senang?.”Grace mengangguk “tapi tetap enak di tempat semula karena ada anak dan orang tuaku.”“Bawa mereka tinggal disini” Grace menggelengkan kepala “mereka lebih senang berada di kota kelahirannya, apa kamu lelah?.”“Kamu yang pertama membuat aku puas” membelai wajah Grace pelan “kamu sangat luar biasa dan bisa
Menyanggupi permintaan Julius untuk bertemu saat itu juga tapi nyatanya di mana Julius menjemput dirinya di kantor saat jam pulang kerja, Grace menatap tidak percaya dengan kehadiran Julius saat ini disampingnya. Menatap berkali-kali keberadaan Julius yang sedang menyetir membuat orang tersebut tersenyum dan menggenggam tangan Grace menandakan bahwa semua nyata, Julius sangat merindukan wanita yang ada disampingnya saat ini dan mobil yang saat ini dibawanya adalah milik kantor entah bagaimana caranya pengunduran diri Julius ditolak dan diminta Ramond untuk berlibur beberapa hari sebelum memulai aktivitas barunya nanti dengan posisi baru.FlashbackJulius menatap ponselnya di mana nama Ramond muncul membuat dirinya mau tidak mau mengangkatnya, Ramond meminta Julius untuk tidak keluar dari pekerjaan dengan menempatkan Julius di perusahaan lain dengan posisi lebih tinggi dibandingkan yang lama dan gaji pastinya lebih tinggi. Tawaran tidak serta merta diterima Julius tapi ak
Perjalanan mereka pulang hanya diisi dengan keheningan di mana sibuk dengan pemikiran masing-masing, Grace dengan ketidak siapannya kehilangan salah satu sumber uangnya sedangkan Julius tidak akan tergoda lagi pada Nathali setelah semua yang terjadi. Julius tidak menyangka jika Nathali berani mengatakan itu dihadapan Grace dan ternyata reaksi yang dirinya terima pada kenyataan adalah Grace hanya tersenyum langsung menggenggam tangan Julius keluar dari restoran. Julius menjadi serba salah niatnya untuk menemui mereka dengan Grace untuk menghentikan semua dan juga agar mereka tahu seberapa besar cinta Julius pada Grace begitu juga sebaliknya.“Gak perlu khawatir kalau kita berjodoh gak akan ke mana” menggenggam tangan Julius pelan untuk menenangkan meski perasaan Grace tetap tidak enak “aku menjawab seperti tadi karena ingin dia menghentikan semua tapi nyatanya” Grace menunduk “maaf.”Julius menggenggam erat tangan Grace “kamu gak salah apa-apa semua jawaban kamu benar ada
Mengingat cerita Julius semalam membuat tubuh Grace membeku bagaimana bisa dunia sesempit ini dan lagi Julius mengenal baik Ramond, perasaan Grace menjadi tidak menentu setelah semua yang terjadi. Ketakutan mendominasi perasaan Grace saat ini di mana kedua pria ini adalah sumber uangnya yang berarti jika salah satu hilang maka akan berpengaruh besar pada kehidupannya nanti ke depan terutama kehidupan keluarganya, Grace sangat sadar jika uang dari pekerjaannya ini tidak akan mencukupi semuanya.“Kamu hanya perlu bawa barang-barang itu ya” Linda membuyarkan lamunan Grace menunjuk ke arah kardus yang hanya diangguki Grace sekilas ketemu kekasih kenapa gak senang sama sekali?.”Grace tersenyum “senang lah tapi bedanya sekarang dia yang di sini sedangkan aku harus kembali pulang.”Linda mencibir jawaban Grace “bos besar tadi bilang kalau kamu harus bersiap karena nasabah besar Rachel ingin bertemu malam ini” Grace menatap bingung yang diangguki Linda.Grace membuk
Mengerjakan pekerjaan kantor yang berantakan membuat Julius tidak memiliki waktu bertemu dengan sang kekasih, setidaknya kemarin mereka menghabiskan waktu bersama sehingga bisa mengobati waktu yang hilang. Julius menatap sekitar di mana sudah mulai beranjak malam beberapa kali bertukar pesan dengan Grace untuk mengetahui keadaannya dan sepanjang ini baik-baik saja, hal yang Julius sukai adalah Grace tidak pernah menuntut apa pun dan sangat memahami kondisinya yang sedang bekerja.Waktu terus berjalan hingga akhirnya Julius menyerah, masalah makan mereka mengantarkan makanan ke dalam ruangannya. Julius menatap ponselnya di mana sudah mendekati malam dan tidak mungkin Grace masih bangun karena besok harus kembali ke tanah kelahirannya, memutuskan untuk bersandar di sofa mengingat malam panas mereka berdua semalam membuat Julius tersenyum, perlahan membuka ponselnya yang berisi foto kebersamaan mereka sekali lagi Julius hanya bisa tersenyum. Menatap keluar di mana hari sudah mula
Pelukan yang Grace rasakan setelah malam panas mereka berdua seakan tidak ingin dirinya pergi dari kehidupan pria yang tidak lain adalah bos besar di perusahaan, bahkan Sebastian menjelajahi tubuh Grace tanpa terlewatkan sedikit pun seakan takut jika tidak menikmatinya kembali. Melepaskan pelukan secara perlahan setelah sebelumnya penyatuan mereka terlepas karena Sebastian yang merasa tidak nyaman dan ingin tidur di posisi lain, memutuskan ke kamar mandi membawa serta ponselnya memeriksa pesan yang masuk dan pesan pertama yang dibacanya adalah pesan dari Nathali yang berada di kamar Julius, Grace hanya tersenyum melihat apa yang Nathali lakukan dan dengan santainya Grace mengirim ke Julius di mana tidak akan terpancing dengan semua itu.Tidak lama kemudian setelah mengirim pesan pada Julius di mana pria itu langsung menghubunginya seakan memberi penjelasan dari apa yang baru saja dialami, Grace mendengarkan hanya bisa tersenyum pasalnya Julius seakan takut mereka berpisah dan
Dari kejauhan Grace dapat melihat kedua teman dari Julius yang menatap kearah dirinya saat berjalan bersama Fauzan, setelah pembicaraan Fauzan itu tidak ada kelanjutan kembali karena memang Grace tidak peduli sama sekali. Fauzan sendiri langsung terdiam setelah kata-kata dari Grace yang memang benar adanya, saat ini pembicaraan mereka kembali formal membuat Grace sedikit bersyukur karena sahabat Julius menatap penuh minat kearah dirinya terutama wanita. Grace sangat tahu siapa wanita itu yang tidak lain adalah selingkuhan dari kembaran Ramond yaitu Raymond dan beruntung wanita yang bernama Laura tidak tahu hubungan dirinya dengan Ramond karena memang mereka berdua merahasiakan dengan sangat rapi.“Saya permisi dulu karena sopir kantor telah menjemput” Grace menatap Fauzan dengan menunduk “anda sudah dijemput atau mau saya antar?.”Fauzan menggelengkan kepala “rekan saya telah menjemput juga, kita bertemu di kantor sampaikan pada Bu Rachel jika saya ada waktu akan mampir”
Tidak peduli dengan apa yang Sebastian katakan, pada dasarnya Grace sendiri tidak yakin jika anak ini adalah anak Sebastian. Menikah dengan Raditya adalah rencana yang paling masuk akal, membuat Raditya tidak mengetahui tentang anak yang dikandungnya adalah tujuan utama setidaknya anak ini memiliki ayah itu yang ada dalam pikiran Grace.“Kamu benar mau menikah sama aku?” suara Raditya membuyarkan lamunannya.Grace mengangguk “Pernikahannya nanti malam kenapa malah bertanya sekarang?”Raditya tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Grace “Setidaknya aku tanya pendapat kamu karena kita menikah di rumah sakit.”“Bukan masalah besar.”Pernikahan mereka akan diselenggarakan malam ini, lebih tepatnya beberapa jam lagi. Grace sudah berganti pakaian kebaya dengan riasan minimalis, disampingnya ada Olla dan ibunya sendiri masih di ranjang pasien, sedangkan ayahnya berada tidak jauh dari ibunya. Gr
Grace tidak tahu harus berbuat apa saat melihat hasil pemeriksaan yang dilakukannya, tanda dua yang menyatakan bahwa dirinya sedang hamil. Tidak ada dalam bayangannya siapa benih yang ada didalam dan tidak mungkin mengatakan pada Raditya yang artinya bisa jadi pernikahan mereka akan terhenti, Grace membutuhkan Raditya untuk menutupi siapa ayah dari bayi yang ada didalam kandungannya saat ini.“Apa yang harus aku lakukan?” membelai lembut perutnya yang masih rata.Memilih keluar dari kamar mandi dan langsung membuang bukti begitu saja, satu hal Grace tidak ingin menikah dengan Sebastian. Raditya sendiri bukan pilihan tepat tapi mengharapkan Julius lebih tidak mungkin, Julius bisa saja langsung menikahinya saat tahu dirinya hamil tapi orang tuanya.“Darimana?” tanya Raditya yang secara tiba-tiba ada dihadapan Grace “Kenapa pucat?” membelai lembut pipi Grace yang hanya dijawab gelengan kepala “Pernikahan kita terjadi besok
Grace tahu keputusannya tidak benar-benar akan terjadi dalam waktu dekat, tapi nyatanya tidak demikian sang ibu sadar keesokan harinya. Raditya selalu berada disamping Grace bahkan sudah dekat dengan Olla, melebihi kedekatan Olla dengan Julius yang membuat Grace yakin dengan keputusannya.“Kalian benar akan menikah?” tanya sang ibu menatap penuh harap pada Grace dan Raditya.“Lagi persiapkan semuanya, Bu.” Raditya menjawab dengan nada lembutnya membuat Grace hanya diam.Menatap sang ibu yang sudah sadar cukup membuat Grace bersyukur tanpa henti, bahkan dirinya sudah memberikan kabar pada Julius mengenai kondisi ibunya saat ini. Julius sendiri tidak bisa datang disebabkan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, penjelasan Julius membuat Grace bernafas lega setidaknya pria itu tidak datang saat dirinya menikah dengan Raditya nanti.“Bunda benar menikah sama Om Raditya?” Olla menatap Grace dengan tatapan ingin tahu &l
Percintaan mereka membuat Grace tidak bisa berpikir jernih, bahkan melupakan jika mereka tanpa menggunakan pengaman sama sekali dan lebih parah lagi baru saja melepaskan kontrasepsi. Menatap kamar yang baru saja menjadi saksi mereka berdua dalam melakukannya semalam, belaian yang Raditya lakukan masih diingat olehnya.“Ayo kita harus ke rumah sakit.” Raditya memegang lengan Grace yang membuatnya tersadar dari lamunan.Mengikuti langkah Raditya menuju rumah sakit yang langsung tersadar dengan kondisi ibunya, ketakutan kecil hadir membayangkan hal buruk yang terjadi pada ibunya. Genggaman tangan Raditya membuat Grace sedikit merasa tenang, bahkan tidak merasakan ketakutan besar atau bisa dikatakan merasa terlindungi. Grace menatap sang ayah yang berjalan mondar mandir depan pintu membuat Grace datang dan memeluknya erat, Grace hanya menepuk punggung ayahnya perlahan untuk menenangkan.“Ibu kamu tadi mengalami sedikit pendarahan dan harus dimasukk
Pertemuan dengan keluarga Raditya membuat Grace menggelengkan kepala karena bagaimana pun tidak ingin menjadi istri kedua, meski begitu keputusan Grace tetap sama yaitu melepas alat kontrasepsi setelah sekian lama.Keadaan ibunya sendiri belum mengalami perkembangan sama sekali dan Raditya lebih sering menemani dirinya dibandingkan Julius, entah bagaimana ceritanya keluarga Julius memintanya mengurus perusahaan yang ada di pusat. Julius mengatakan ini salah satu syarat agar hubungan mereka direstui, meski sebenarnya Grace tidak peduli sama sekali mengenai hal itu.“Kalau ibu sembuh nanti kita jalan – jalan.”Grace memandang Raditya dengan tatapan bingung “jalan – jalan kemana?”“Umroh.”Membelalakkan matanya mendengar perkataan Raditya “kita lihat saja nanti.”Tidak memberikan jawaban semestinya membuat Raditya hanya tersenyum, Grace memandang dengan tatapan aneh pada Raditya dimana
Perkataan Julius malam itu membuat Grace berpikir banyak dengan perlahan melangkah keluar dari rumah sakit menuju kesalah satu rumah sakit dimana dirinya memasang alat pengaman dengan ditemani Julius saat itu, Grace sudah sangat yakin melepaskan pengaman agar bisa hamil anak Julius dan hubungan mereka bisa melangkah jauh.Julius datang tidak lama kemudian dimana mereka saling menatap saat berada didepan ruang periksa, melangkah mendekat dengan langsung menggenggam tangan Grace. Grace sangat tahu apa yang ada dalam pikiran Julius saat ini dimana karena secara tiba – tiba berubah pikiran, tidak lama nama Grace dipanggil membuat mereka masuk kedalam dan dokter langsung meminta mereka masuk kedalam kamar untuk proses selanjutnya.“Kenapa kamu melakukan ini?”“Anak akan membuat orang tua kamu merestui kita.”Julius menghembuskan nafas pelan “tapi tidak perlu sejauh ini.”“Bukti bahwa aku mencintaimu dan si
Penolakan yang Grace berikan membuat Sebastian emosi namun sekali lagi tidak dipedulikannya, Sebastian menarik tangan Grace entah kemana lagi tujuan pria ini karena memang tidak tahu banyak. Langkah mereka terhenti di depan hotel membuat Grace menghentikan langkahnya dengan menarik Sebastian dan mereka saling pandang dalam diam, gelengan kepala Grace membuat Sebastian mendekat namun terhenti saat ponsel Grace berbunyi.“Ada apa?” saat melihat wajah pucat Grace.Grace tidak menjawab pertanyaan Sebastian dengan melepas genggaman tangan lalu melangkah kearah kantor, Sebastian hanya diam mengikuti langkah Grace kedalam kantor dimana langsung masuk keruangan Rachel yang didalamnya masih ada rekan kerjanya yang lain.“Maaf jika saya tidak sopan” mereka memandang Grace yang tampak kacau “Mbak Rachel saya ijin pulang karena ibu masuk rumah sakit pembuluh darahnya pecah dan sekalian saya pengajuan cuti.”“Kamu pulang sama
Kedatangan dua petinggi mereka di kantor membuat suasana berubah dimana pastinya memeriksa semua kinerja dari mereka semua, Stefi sendiri tidak bisa bergerak sama sekali dengan kedatangan dua petinggi. Agenda pertama mereka adalah pastinya rapat membahas mengenai banyak hal dimana akhirnya mereka berada didalam tempat dimana biasanya Devina dan Yusuf bekerja, mencatat semua yang dikatakan dua petinggi tersebut agar tidak ada yang terlewatkan sedikit pun.“Kalian berdua kenapa gak ikut?” Bintang menatap Devina dan Grace bergantian.“Sudah terlanjur beli tiket, Bu.”Bintang dan Yunita hanya bisa menggelengkan kepala mendengar jawaban Devina, sesi selanjutnya adalah dimana mereka menghadap satu persatu kepada mereka berdua. Pertama kali masuk adalah Stefi karena karyawan baru dan mereka belum bertemu sama sekali, sedangkan yang lain berada diluar dimana akhirnya Grace memeriksa kerjaan Stefi yang kemarin ditinggalkan seorang diri.&ld
Liburan yang sangat membahagiakan dimana senyum Olla tidak lepas sama sekali dan Julius sangat mengikuti apa permintaan Olla, didalam kamar terkadang mereka berdebat yang berakhir dengan kesalahan Grace dalam mengungkapkan pendapat, perbuatan Julius juga tidak salah dan karena pria tersebut dimana Olla dapat tersenyum lebar yang tidak didapatkan dari ayah kandungnya.“Makasih buat semua” menatap Julius lembut.Mencium bibir Grace singkat “apa pun aku akan lakukan buat kalian berdua.”Balik ke tanah air dengan barang banyak membuat mereka harus sabar menunggu bagasi dan besok akan kembali ke aktivitas semula yang berarti harus berhadapan dengan Stefi, pandangan Devina dan Grace mengarah pada Olla yang sedang bercanda bersama Julius sedangkan Herman sendiri sibuk dengan ponselnya.“Yakin gak mau pilih Julius?” Grace mengangkat bahu “lihat mereka udah kaya bapak anak.”Grace mengalihkan pandangan menatap