Home / Romansa / The UnMarried Husband / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of The UnMarried Husband: Chapter 61 - Chapter 70

73 Chapters

59. Kiss Axel and....

Hola, pembaca yang manis.    Happy reading and enjoy!     Chapter 59   Kiss Axel and see....   Cloudy baru saja keluar dari kediaman orang tuanya, ia bersama Iry. Tetapi, karena di tengah jalan ponselnya berdering dan Etta mengajaknya bertemu, Cloudy memutuskan untuk memutar setirnya menuju tempat yang disepakati bersama Etta.   "Aku sudah menduga jika Iry memang pantas untuk disayangi dan diperebutkan," ujar Etta seraya memandangi wajah menggemaskan bayi yang dipangkunya.    Cloudy tersenyum lebar sembari menyisir kasar ujung rambutnya menggunakan jemari tangannya dan berucap, "Dia, hidupku."    "Dan kurasa juga hidup pamannya," ucap Etta seraya mengamati pakaian yang dikenakan Iry yang berasal dari merek kenamaan dunia. "Maksudku, Rain." Etta tersenyum dan mengangkat kedua alisnya. "Apa Iry nantinya memanggil
Read more

60. Private Meeting

Hola, pembaca yang manis! Happy reading and enjoy!     Chapter 60   Private Meeting   Rain duduk di sofa dengan alis berkerut dalam. Keletihan tampak di wajahnya yang tampan, sedangkan Elise duduknya di depannya. Sepertinya halnya kerutan di kening Rain, ekspresi Elise juga sama sekali tidak mencerminkan ketenangan.   "Sebenarnya sebelum aku memasuki ruangan ini, aku mendapatkan informasi dari seseorang di Contemporary Scurity, ternyata mereka juga mengajukan penawaran proyek kepada kepolisian New York," ujar Elise.    "Bagaimana menurutmu?" tanya Rain dengan ekspresi sangat tenang.   "Entahlah. Mereka tidak mengeluarkan pernyataan apa pun selama ini, dan tiba-tiba menyatakan akan ikut berkompetisi untuk mendapatkan proyek dari kepolisian. Kurasa sedikit aneh mengingat ini bukan pekerjaan yang mudah."    "Ja
Read more

61. New Couple

Hola, pembaca yang manis! Happy reading and enjoy!   Chapter 61   New Couple   "Apa yang kau rencanakan, Cloud?" tanya Rain dengan nada datar.   Lutut Cloudy terasa goyah. Ia yakin jika mengatakan bahwa dirinya menginginkan Rain—cinta Rain, pria yang pernah mengatakan tidak ingin menikah itu akan menjaga jarak darinya atau mungkin akan melarikan diri.    Cloudy mengulurkan satu tangannya, berniat meletakkan di dada Rain. Tetapi, ia mengurungkan niatnya dan mengepalkannya. "Aku mungkin terlalu naif, tetapi aku ingin kita tetap seperti ini. Membesarkan Iry hingga ia dewasa," ucapnya lambat-lambat.   Rain memejamkan matanya sesaat kemudian menatap mata Cloudy, mata itu basah oleh air mata. Terlihat resah, dan ketakutan. Batinnya terasa runtuh karenanya. Ia mengulurkan tangannya, meletakkan di pipi Cloudy dan ibu jarinya menyeka air mata Cloudy. 
Read more

62. A Whore

HOLA!HAPPY READING AND ENJOY! Chapter 62 A Whore Rain memasuki ruang makan, pandangannya tertuju kepada Cloudy yang sedang memegangi tangkai cangkir sebelum akhirnya pandangannya berserobok dengan mata Cloudy dan wanita itu tersenyum lebar padanya.  "Hai, Sayang. Selamat pagi," sapa Cloudy seraya meletakkan cangkir di atas meja, bersanding dengan hidangan yang telah tersusun rapi di sana.  Rain tersenyum kaku, tetapi batinnya terasa lebih ringan karena melihat senyum Cloudy yang terlihat riang pagi itu. "Apa itu kopi untukku?"  Meskipun Rain tahu dengan jelas jika cangkir berisi kopi yang baru saja diletakkan Cloudy di atas meja adalah miliknya karena wanita itu telah lama bersikap seolah nyonya rumah sungguhan di tempat tinggalnya.  "Ya. Untukmu," desah Cloudy. "Kau bangun lebih awal?" tan
Read more

63. Married Contract

Happy reading and enjoy!   Chapter 63   Married Contract     Mata Cloudy mengerjap beberapa kali saat mendapati Robert berdiri di ambang pintu kamar. Bukan Rain yang telah ia tunggu kedatangannya hingga larut malam.   Ia melangkah mendekati pria itu dan berkata, "Robert? Di mana Rain?"    "Rain tidak akan pulang malam ini," jawab Robert.   "Apa ada masalah di perusahaan?"    "Kemungkinan besar kami tidak akan mendapatkan proyek itu."    "Bagiamana bisa?" desah Cloudy.   Robert seperti ragu-ragu menatap Cloudy dan mengangkat map di tangannya. "Kompetitor kelihatannya lebih berpeluang karena angka penawaran mereka lebih rendah dengan produk yang nyaris sama dari perusahaan kami."    Cloudy tidak mengerti. "Jadi, apa rencana kalian?" 
Read more

64. Saling Tikung

Happy reading and enjoy! Chapter 64 Saling Tikung Yang harus dilakukan sekarang adalah berpikir tenang dan tidak gegabah. Jadi, Cloudy bersikap setenang mungkin meskipun dirinya tidak memungkiri jika otaknya sama sekali tidak dapat dikendalikan, begitu juga batinnya yang dipenuhi dengan perasaan nelangsa. Cloudy memasuki kamar Iry dan mengangkat bayi itu dari tempat tidur kemudian duduk di sofa yang biasa digunakan untuk menyusui dan duduk di sana dengan perasaan hancur. Ia menatap Iry seraya merasakan panas di kelopak matanya karena air matanya yang hendak mendesak keluar, tetapi sekuat tenaga ditahannya. Menangis tidak akan menyelesaikan masalahnya, tidak akan membuat Iry tetap berada di pangkuannya, juga tidak akan membuat Alyssa mengungkap kebenaran.  Jika malam ini menjadi akhir dari semuanya, Cloudy sama sekali tidak menyesal. Setidaknya dirinya pe
Read more

65. Promised

Hola!  Happy reading and enjoy!  Chapter 65 Promised  Rain melempar senyum miring kepada Ello kemudian bangkit dari kursinya. "Kuharap, sekarang aku tidak sedang berhalusinasi," ucapnya dengan nada sangat santai. "Bisa jadi jika kau di bawah pengaruh zat psikoaktif," sahut Ello dengan nada yang tidak kalah santai.  Rain bangkit dari kursinya dan memasukkan telapak tangannya ke dalam saku celana. "Aku tidak seputus asa itu hanya karena kalian mencuri hasil kerja kerasku lagi."  "Aku tidak pernah melakukannya," ucap Ello seraya melirik sebuah kursi di depan meja kerja Rain. "Kurasa akan lebih mudah berbicara jika kau mempersilakan tamumu duduk." Bibir rain membentuk lengkungan yang sinis. "Tamu? Sebutan itu hanya berlaku jika aku mengundangmu ke sini."  
Read more

66. I Love You, Cloud. 

Happy reading and enjoy.   Chapter 66   I Love You, Cloud.      Bukankah seharusnya Cloudy yang bertanya demikian? Unit kondominium itu adalah miliknya. Rain adalah orang asing di sana dan secara hukum, ia dapat melaporkan Rain ke pihak keamanan karena masuk ke dalam tempat tinggalnya masuk tanpa izin.   Namun, itu dirasa terlalu berlebihan karena bagiamanapun pria itu secara harfiah adalah saudara iparnya. Dan tidak mungkin nRain datang jika tidak ada kepentingan dengannya.   Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menatap Rain kemudian mengalihkan pandangannya kepada Marcus lalu kembali menatap Rain bibirnya mengulas senyum tipis. "Seharusnya aku yang bertanya. Kenapa kau ada di tempat tinggalku?" tanyanya dengan suara yang sangat canggung.   "Aku ke sini karena Iry," jawab Rain tanpa membalas tatapan Cloudy.    Kar
Read more

67. Private Island

Happy reading and enjoy! Chapter 67 Private Island Cloudy merasa jika kantuknya di luar kendali, ia tidak pernah diland kantuk yang menyiksa hingga mungkin akan tertidur sambil berjalan sekali pun. Ia adalah tipe orang yang tidak bisa tidur di sembarang tempat apa lagi di pesawat. Senyaman apa pun kursi di pesawat, ia tidak bisa tidur nyenyak. Tetapi, kali ini matanya seolah diberati dengan timah hingga ia tidak mampu untuk membuka kelopaknya.  Sialan, umpatnya di dalam benaknya. Rain pasti memberikan obat tidur dan sekarang pria itu juga mengambil kesempatan.  Namun, sejujurnya Cloudy menyukai berada di dalam pelukan Rain. Hangat dan seolah dunia begitu tenang sekarang. Hanya ada suara deru mesin pesawat samar-samar di telinganya.  Bibirnya mengulas senyum kemudian perlahan berusaha membuka matanya dengan sekuat tenaga melawan kantuknya. Ia me
Read more

68. Our Relationship

Happy reading and enjoy!   Chapter 68   Our Relationship   Cloudy memejamkan matanya sesaat dan berpikir jika semuanya harus diselesaikan sekarang, termasuk kesalahan pahaman di antara mereka.   Kemudian Cloudy mengangkat dagunya untuk menatap Rain dengan tegas dan bertanya, "Rain, apa sebenarnya yang kau inginkan hingga harus membawaku ke sini?"    Yang diinginkan Rain tentu saja Cloudy—menjauhkannya dari Axel. Rain hendak menyuarakannya, tetapi tidak mampu melakukannya.    Rain berdehem. "Kukira kau cukup cerdas untuk menilai kata-kataku tadi," sahutnya.   Cloudy sudah merasa cukup buruk karena membiarkan dirinya jatuh cinta kepada Rain. Seharusnya ia tetap berjalan di jalannya, berpegang teguh pada untuk mendapatkan Iry, bukan malah bermain-main dengan hatinya.    Mungkin Rain sangat membencinya hing
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status