Hola, pembaca yang manis!
Happy reading and enjoy!
Chapter 61
New Couple
"Apa yang kau rencanakan, Cloud?" tanya Rain dengan nada datar.
Lutut Cloudy terasa goyah. Ia yakin jika mengatakan bahwa dirinya menginginkan Rain—cinta Rain, pria yang pernah mengatakan tidak ingin menikah itu akan menjaga jarak darinya atau mungkin akan melarikan diri.
Cloudy mengulurkan satu tangannya, berniat meletakkan di dada Rain. Tetapi, ia mengurungkan niatnya dan mengepalkannya. "Aku mungkin terlalu naif, tetapi aku ingin kita tetap seperti ini. Membesarkan Iry hingga ia dewasa," ucapnya lambat-lambat.
Rain memejamkan matanya sesaat kemudian menatap mata Cloudy, mata itu basah oleh air mata. Terlihat resah, dan ketakutan. Batinnya terasa runtuh karenanya. Ia mengulurkan tangannya, meletakkan di pipi Cloudy dan ibu jarinya menyeka air mata Cloudy. 
HOLA!HAPPY READING AND ENJOY!Chapter 62A WhoreRain memasuki ruang makan, pandangannya tertuju kepada Cloudy yang sedang memegangi tangkai cangkir sebelum akhirnya pandangannya berserobok dengan mata Cloudy dan wanita itu tersenyum lebar padanya."Hai, Sayang. Selamat pagi," sapa Cloudy seraya meletakkan cangkir di atas meja, bersanding dengan hidangan yang telah tersusun rapi di sana.Rain tersenyum kaku, tetapi batinnya terasa lebih ringan karena melihat senyum Cloudy yang terlihat riang pagi itu. "Apa itu kopi untukku?"Meskipun Rain tahu dengan jelas jika cangkir berisi kopi yang baru saja diletakkan Cloudy di atas meja adalah miliknya karena wanita itu telah lama bersikap seolah nyonya rumah sungguhan di tempat tinggalnya."Ya. Untukmu," desah Cloudy."Kau bangun lebih awal?" tan
Happy reading and enjoy! Chapter 63 Married Contract Mata Cloudy mengerjap beberapa kali saat mendapati Robert berdiri di ambang pintu kamar. Bukan Rain yang telah ia tunggu kedatangannya hingga larut malam. Ia melangkah mendekati pria itu dan berkata, "Robert? Di mana Rain?" "Rain tidak akan pulang malam ini," jawab Robert. "Apa ada masalah di perusahaan?" "Kemungkinan besar kami tidak akan mendapatkan proyek itu." "Bagiamana bisa?" desah Cloudy. Robert seperti ragu-ragu menatap Cloudy dan mengangkat map di tangannya. "Kompetitor kelihatannya lebih berpeluang karena angka penawaran mereka lebih rendah dengan produk yang nyaris sama dari perusahaan kami." Cloudy tidak mengerti. "Jadi, apa rencana kalian?"
Happy reading and enjoy!Chapter 64Saling TikungYang harus dilakukan sekarang adalah berpikir tenang dan tidak gegabah. Jadi, Cloudy bersikap setenang mungkin meskipun dirinya tidak memungkiri jika otaknya sama sekali tidak dapat dikendalikan, begitu juga batinnya yang dipenuhi dengan perasaan nelangsa.Cloudy memasuki kamar Iry dan mengangkat bayi itu dari tempat tidur kemudian duduk di sofa yang biasa digunakan untuk menyusui dan duduk di sana dengan perasaan hancur.Ia menatap Iry seraya merasakan panas di kelopak matanya karena air matanya yang hendak mendesak keluar, tetapi sekuat tenaga ditahannya. Menangis tidak akan menyelesaikan masalahnya, tidak akan membuat Iry tetap berada di pangkuannya, juga tidak akan membuat Alyssa mengungkap kebenaran.Jika malam ini menjadi akhir dari semuanya, Cloudy sama sekali tidak menyesal. Setidaknya dirinya pe
Hola!Happy reading and enjoy!Chapter 65PromisedRain melempar senyum miring kepada Ello kemudian bangkit dari kursinya. "Kuharap, sekarang aku tidak sedang berhalusinasi," ucapnya dengan nada sangat santai."Bisa jadi jika kau di bawah pengaruh zat psikoaktif," sahut Ello dengan nada yang tidak kalah santai.Rain bangkit dari kursinya dan memasukkan telapak tangannya ke dalam saku celana. "Aku tidak seputus asa itu hanya karena kalian mencuri hasil kerja kerasku lagi.""Aku tidak pernah melakukannya," ucap Ello seraya melirik sebuah kursi di depan meja kerja Rain. "Kurasa akan lebih mudah berbicara jika kau mempersilakan tamumu duduk."Bibir rain membentuk lengkungan yang sinis. "Tamu? Sebutan itu hanya berlaku jika aku mengundangmu ke sini."
Happy reading and enjoy. Chapter 66 I Love You, Cloud. Bukankah seharusnya Cloudy yang bertanya demikian? Unit kondominium itu adalah miliknya. Rain adalah orang asing di sana dan secara hukum, ia dapat melaporkan Rain ke pihak keamanan karena masuk ke dalam tempat tinggalnya masuk tanpa izin. Namun, itu dirasa terlalu berlebihan karena bagiamanapun pria itu secara harfiah adalah saudara iparnya. Dan tidak mungkin nRain datang jika tidak ada kepentingan dengannya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menatap Rain kemudian mengalihkan pandangannya kepada Marcus lalu kembali menatap Rain bibirnya mengulas senyum tipis. "Seharusnya aku yang bertanya. Kenapa kau ada di tempat tinggalku?" tanyanya dengan suara yang sangat canggung. "Aku ke sini karena Iry," jawab Rain tanpa membalas tatapan Cloudy. Kar
Happy reading and enjoy!Chapter 67Private IslandCloudy merasa jika kantuknya di luar kendali, ia tidak pernah diland kantuk yang menyiksa hingga mungkin akan tertidur sambil berjalan sekali pun. Ia adalah tipe orang yang tidak bisa tidur di sembarang tempat apa lagi di pesawat. Senyaman apa pun kursi di pesawat, ia tidak bisa tidur nyenyak. Tetapi, kali ini matanya seolah diberati dengan timah hingga ia tidak mampu untuk membuka kelopaknya.Sialan, umpatnya di dalam benaknya. Rain pasti memberikan obat tidur dan sekarang pria itu juga mengambil kesempatan.Namun, sejujurnya Cloudy menyukai berada di dalam pelukan Rain. Hangat dan seolah dunia begitu tenang sekarang. Hanya ada suara deru mesin pesawat samar-samar di telinganya.Bibirnya mengulas senyum kemudian perlahan berusaha membuka matanya dengan sekuat tenaga melawan kantuknya. Ia me
Happy reading and enjoy! Chapter 68 Our Relationship Cloudy memejamkan matanya sesaat dan berpikir jika semuanya harus diselesaikan sekarang, termasuk kesalahan pahaman di antara mereka. Kemudian Cloudy mengangkat dagunya untuk menatap Rain dengan tegas dan bertanya, "Rain, apa sebenarnya yang kau inginkan hingga harus membawaku ke sini?" Yang diinginkan Rain tentu saja Cloudy—menjauhkannya dari Axel. Rain hendak menyuarakannya, tetapi tidak mampu melakukannya. Rain berdehem. "Kukira kau cukup cerdas untuk menilai kata-kataku tadi," sahutnya. Cloudy sudah merasa cukup buruk karena membiarkan dirinya jatuh cinta kepada Rain. Seharusnya ia tetap berjalan di jalannya, berpegang teguh pada untuk mendapatkan Iry, bukan malah bermain-main dengan hatinya. Mungkin Rain sangat membencinya hing
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 69Right Now!Ya. Rain mengakuinya jika semua yang diucapkan oleh Cloudy adalah benar. Bukan hanya itu, ia juga terlalu pengecut untuk berhadapan dengan Cloudy dan memilih menjauh lalu justru mengirim Robert untuk memberikan kontrak pernikahan.Sekali lagi, setiap ia mengambil tindakan impulsif , dan itu semua karena Cloudy. Wanita di depannya benar-benar satu-satunya wanita yang dapat membuatnya bertindak tanpa berpikir panjang terlebih dahulu karena saat itu dirinya berniat membalas Cloudy dengan cara menyiksa wanita itu sepanjang hidupnya dalam genggamannya, tetapi Cloudy lebih memilih untuk menjauh darinya sebagai pembuktian jika dirinya tidak bersalah dan menurut Rain, itu adalah tindakan cerdas meskipun sangat berat harus meninggalkan putrinya.Rain meraih telapak tangan Cloudy. "Maafkan aku," ucapnya dengan nada serak.
EpilogueDua bulan kemudian.Rain memegangi gelasnya yang berisi sampanye dingin seraya mengamati Cloudy yang sedang berusaha menidurkan Iry yang kelihatannya sama sekali belum mengantuk padahal sudah menunjukkan jam sembilan malam.Mereka akan melangsungkan pesta pernikahan di pulau pribadi di Yunani dan akan diadakan dengan konsep outdoor. Tentunya pesta akan diadakan cukup mewah dan mengundang seluruh keluarga Cloudy, teman-temannya, juga para petinggi perusahaan Rain.Sebenarnya, Rain juga mengundang ibunya atas dasar keinginan Cloudy. Tetapi, ibunya mengatakan jika tidak bisa memastikan kehadirannya dan Rain juga tidak terlalu berharap. Baginya kehadiran keluarga Cloudy dan orang-orang yang bekerja untuknya sudah cukup karena ia menyadari jika dirinya bagi ibunya mungkin bukanlah anggota keluarga yang diinginkan.Tidak masalah karena ia akan memiliki keluar
Happy reading and enjoy.70. EndCloudy bersandar di dada Rain setelah seks panas yang membuat seluruh tubuhnya terasa lemas. Ia memejamkan matanya, merasakan riak kecil kenikmatan yang masih tersisa di tubuhnya."Luar biasa," ucap Rain seraya mengecup rambut di puncak kepala Cloudy.Cloudy juga mengakui jika seks yang baru saja mereka lakukan sangat luar biasa, seolah mereka adalah sepasang kekasih yang melepaskan seluruh kerinduan setelah perpisahan panjang.Begitu membara, tetapi lembut."Apa kau lelah?" tanya Rain seraya menyingkirkan sejumput rambut yang menutupi Cloudy.Cloudy membuka matanya dan mendongak. Ia langsung menemukan mata biru Rain yang sedang menatapnya dengan mesra. "Ya. Aku lelah," ucapnya dengan suara parau kemudian mengalihkan pandangannya.Rain meraih telapak tangan Cloudy dan menghadiahkan k
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 69Right Now!Ya. Rain mengakuinya jika semua yang diucapkan oleh Cloudy adalah benar. Bukan hanya itu, ia juga terlalu pengecut untuk berhadapan dengan Cloudy dan memilih menjauh lalu justru mengirim Robert untuk memberikan kontrak pernikahan.Sekali lagi, setiap ia mengambil tindakan impulsif , dan itu semua karena Cloudy. Wanita di depannya benar-benar satu-satunya wanita yang dapat membuatnya bertindak tanpa berpikir panjang terlebih dahulu karena saat itu dirinya berniat membalas Cloudy dengan cara menyiksa wanita itu sepanjang hidupnya dalam genggamannya, tetapi Cloudy lebih memilih untuk menjauh darinya sebagai pembuktian jika dirinya tidak bersalah dan menurut Rain, itu adalah tindakan cerdas meskipun sangat berat harus meninggalkan putrinya.Rain meraih telapak tangan Cloudy. "Maafkan aku," ucapnya dengan nada serak.
Happy reading and enjoy! Chapter 68 Our Relationship Cloudy memejamkan matanya sesaat dan berpikir jika semuanya harus diselesaikan sekarang, termasuk kesalahan pahaman di antara mereka. Kemudian Cloudy mengangkat dagunya untuk menatap Rain dengan tegas dan bertanya, "Rain, apa sebenarnya yang kau inginkan hingga harus membawaku ke sini?" Yang diinginkan Rain tentu saja Cloudy—menjauhkannya dari Axel. Rain hendak menyuarakannya, tetapi tidak mampu melakukannya. Rain berdehem. "Kukira kau cukup cerdas untuk menilai kata-kataku tadi," sahutnya. Cloudy sudah merasa cukup buruk karena membiarkan dirinya jatuh cinta kepada Rain. Seharusnya ia tetap berjalan di jalannya, berpegang teguh pada untuk mendapatkan Iry, bukan malah bermain-main dengan hatinya. Mungkin Rain sangat membencinya hing
Happy reading and enjoy!Chapter 67Private IslandCloudy merasa jika kantuknya di luar kendali, ia tidak pernah diland kantuk yang menyiksa hingga mungkin akan tertidur sambil berjalan sekali pun. Ia adalah tipe orang yang tidak bisa tidur di sembarang tempat apa lagi di pesawat. Senyaman apa pun kursi di pesawat, ia tidak bisa tidur nyenyak. Tetapi, kali ini matanya seolah diberati dengan timah hingga ia tidak mampu untuk membuka kelopaknya.Sialan, umpatnya di dalam benaknya. Rain pasti memberikan obat tidur dan sekarang pria itu juga mengambil kesempatan.Namun, sejujurnya Cloudy menyukai berada di dalam pelukan Rain. Hangat dan seolah dunia begitu tenang sekarang. Hanya ada suara deru mesin pesawat samar-samar di telinganya.Bibirnya mengulas senyum kemudian perlahan berusaha membuka matanya dengan sekuat tenaga melawan kantuknya. Ia me
Happy reading and enjoy. Chapter 66 I Love You, Cloud. Bukankah seharusnya Cloudy yang bertanya demikian? Unit kondominium itu adalah miliknya. Rain adalah orang asing di sana dan secara hukum, ia dapat melaporkan Rain ke pihak keamanan karena masuk ke dalam tempat tinggalnya masuk tanpa izin. Namun, itu dirasa terlalu berlebihan karena bagiamanapun pria itu secara harfiah adalah saudara iparnya. Dan tidak mungkin nRain datang jika tidak ada kepentingan dengannya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menatap Rain kemudian mengalihkan pandangannya kepada Marcus lalu kembali menatap Rain bibirnya mengulas senyum tipis. "Seharusnya aku yang bertanya. Kenapa kau ada di tempat tinggalku?" tanyanya dengan suara yang sangat canggung. "Aku ke sini karena Iry," jawab Rain tanpa membalas tatapan Cloudy. Kar
Hola!Happy reading and enjoy!Chapter 65PromisedRain melempar senyum miring kepada Ello kemudian bangkit dari kursinya. "Kuharap, sekarang aku tidak sedang berhalusinasi," ucapnya dengan nada sangat santai."Bisa jadi jika kau di bawah pengaruh zat psikoaktif," sahut Ello dengan nada yang tidak kalah santai.Rain bangkit dari kursinya dan memasukkan telapak tangannya ke dalam saku celana. "Aku tidak seputus asa itu hanya karena kalian mencuri hasil kerja kerasku lagi.""Aku tidak pernah melakukannya," ucap Ello seraya melirik sebuah kursi di depan meja kerja Rain. "Kurasa akan lebih mudah berbicara jika kau mempersilakan tamumu duduk."Bibir rain membentuk lengkungan yang sinis. "Tamu? Sebutan itu hanya berlaku jika aku mengundangmu ke sini."
Happy reading and enjoy!Chapter 64Saling TikungYang harus dilakukan sekarang adalah berpikir tenang dan tidak gegabah. Jadi, Cloudy bersikap setenang mungkin meskipun dirinya tidak memungkiri jika otaknya sama sekali tidak dapat dikendalikan, begitu juga batinnya yang dipenuhi dengan perasaan nelangsa.Cloudy memasuki kamar Iry dan mengangkat bayi itu dari tempat tidur kemudian duduk di sofa yang biasa digunakan untuk menyusui dan duduk di sana dengan perasaan hancur.Ia menatap Iry seraya merasakan panas di kelopak matanya karena air matanya yang hendak mendesak keluar, tetapi sekuat tenaga ditahannya. Menangis tidak akan menyelesaikan masalahnya, tidak akan membuat Iry tetap berada di pangkuannya, juga tidak akan membuat Alyssa mengungkap kebenaran.Jika malam ini menjadi akhir dari semuanya, Cloudy sama sekali tidak menyesal. Setidaknya dirinya pe
Happy reading and enjoy! Chapter 63 Married Contract Mata Cloudy mengerjap beberapa kali saat mendapati Robert berdiri di ambang pintu kamar. Bukan Rain yang telah ia tunggu kedatangannya hingga larut malam. Ia melangkah mendekati pria itu dan berkata, "Robert? Di mana Rain?" "Rain tidak akan pulang malam ini," jawab Robert. "Apa ada masalah di perusahaan?" "Kemungkinan besar kami tidak akan mendapatkan proyek itu." "Bagiamana bisa?" desah Cloudy. Robert seperti ragu-ragu menatap Cloudy dan mengangkat map di tangannya. "Kompetitor kelihatannya lebih berpeluang karena angka penawaran mereka lebih rendah dengan produk yang nyaris sama dari perusahaan kami." Cloudy tidak mengerti. "Jadi, apa rencana kalian?"