Home / Romansa / The UnMarried Husband / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of The UnMarried Husband: Chapter 41 - Chapter 50

73 Chapters

39. Vulgar Conversation

Happy reading and enjoy! Chapter 39 Vulgar Conversation Di ruang konferensi yang sangat besar dengan cahaya lampu kekuningan, Rain duduk seraya menyilangkan kakinya dan punggung disandarkan ke sandaran kursi. Caranya duduk terlihat terlalu santai untuk seukuran seorang pemilik perusahaan, tetapi tatapan mata birunya menyorot dengan tatapan tenang cenderung dingin dan penuh kewaspadaan hingga Elise Valenti, CEO baru di perusahaannya terlihat sedikit gugup dan beberapa kali mengulang kalimatnya.  "Setelah aku membaca keseluruhan dokumen perencanaan proyek, tawaran kerja sama dari Nyonya Milos sepertinya tidak terlalu diperlukan. Perusahaan kita memiliki keuangan yang sangat stabil dan...."  "Aku menginginkan kerja sama itu," potong Rain nada dingin.  Elise mengerutkan keningnya. "Maaf, Tuan Holter. Perusahaan ini tidak kekurangan dana untuk menop
Read more

40. Husband's Fantasy

Happy reading and enjoy!   Chapter 40 Husband's Fantasy   "Selamat datang di La Perla," sapa seorang wanita berambut panjang berwarna abu-abu dan berseragam hitam saat Cloudy dan Rain memasuki toko itu.   Wanita itu menghampiri Rain dan Cloudy, senyum ramah tersungging di bibirnya. Tetapi, Cloudy tahu senyum wanita itu sama sekali bukan ditujukan untuknya.    Pegawai toko itu seperti harimau yang menemukan sepotong daging segar—andai Cloudy tidak berdiri di samping Rain dan dengan sengaja bergelayut manja di lengan pria itu. Mungkin wanita itu akan berusaha untuk mendapatkan perhatian Rain.    "Ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita itu.    "Malam ini suamiku menginginkan aku mengenakan set pakaian dalam yang tidak biasa," ujar Cloudy dengan nada ramah. "Benar, 'kan, Sayang?"    "Oh," pegawai La Perla itu mend
Read more

41. Offended of the Rogue

Happy reading and enjoy!   Chapter 41   Offended of the Rogue     Pipi Cloudy memerah mengingat kejadian beberapa puluh menit yang lalu di kamar ganti La Perla. Belum pernah ada pengalaman erotis seperti itu dalam hidupnya, bahkan bersama Ryan pun tidak pernah terpikirkan hal-hal seperti itu.    Sangat gila! Bagaimana jika ada orang yang memergoki mereka? Ya Tuhan, pasti akan sangat memalukan.    Ia duduk di bangku samping Rain yang mengemudikan mobil dengan posisi yang sangat canggung. Bahkan sejak Cloudy menutup pintu mobil, tidak sepatah kata pun terlontar dari bibirnya dan matanya lebih memilih tertuju ke arah kanan untuk mengamati jalanan di Manhattan yang mereka lintasi melalui kaca mobil.    Sementara Rain, ia merasakan hal yang tidak berbeda dari Cloudy. Ia belum pernah memiliki pengalaman erotis seperti itu, menyetubuhi wa
Read more

42. Jealous of Axel

Happy reading and enjoy!   Chapter 42   Jealous of Axel     Rain menatap beberapa potong sandwich yang tersaji di atas meja dengan sorot mata enggan. Sudah tiga hari Cloudy tidak membuat makanan untuknya mereka, wanita itu memesan makanan dari restoran siap saji setiap kali waktu makan, dan bukan hanya itu saja karena Cloudy juga mengacungkannya.    Cloudy bahkan selalu bangun lebih pagi darinya dan yang paling menjengkelkan dari itu semua adalah Cloudy menjaga jarak di tempat tidur. Wanita itu sengaja tidur dengan posisi memunggunginya.    Rain tidak suka diacuhkan, tetapi juga tidak ingin mencoba mencairkan ketegangan di antara mereka, apa lagi persoalan yang membuat Cloudy mendiamkannya hanya masalah sepele dan menurutnya sangat kekanak-kanakan.   Bukankah sudah menjadi rahasia umum jika kebanyakan masyarakat meragukan kinerja depart
Read more

43. Feel Warm

Happy reading and enjoy!   Chapter 43   Feel Warm   Alyssa berjalan memasuki sebuah restoran bernama La Bernardin, yang terletak di tengah-tengah kota Manhattan, tepatnya di W 51st St. Restoran ala Perancis itu merupakan salah satu tempat favoritnya dari sekian banyak restoran yang menyediakan hidangan laut di Manhattan, hingga beberapa kali ia memilih tempat itu sebagai tempat untuk bertemu teman-temannya di saat ia memiliki waktu luang untuk setelah makan seraya mengobrol dan menikmati cocktail. Tetapi, ia tiba-tiba menghentikan langkah dan mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya kemudian ia berbalik meninggalkan tempat itu.    "Gabi, apa Bannet ada di rumah?" tanya Alyssa kepada adiknya melalui telepon setelah sedikit berbasa-basi seraya matanya mengawasi keadaan di dalam restoran melalui jendela kaca tempat itu.   Suasana tidak terlalu ramai sehingga ia dapat den
Read more

44. Shoping Again?

Happy reading and enjoy! Chapter 44 Shoping?  "Selamat pagi, Papa."  Suara Cloudy pagi itu membuat Rain membuka matanya. Tidak jauh dari tempat tidur Cloudy berdiri Iry bersama Iry yang berada di dalam gendongannya. "Selamat pagi, Papa," sapa Cloudy sekali lagi dengan suara dibuat-buat seperti anak kecil seraya mendekat kemudian duduk di sisi tempat tidur.  Rain tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh telapak kaki Iry. "Jam berapa ini?"  "Ini pukul tujuh," jawab Cloudy seraya tersenyum kepada Iry dan menggoda bayi mungil itu.  Rain mengamati dua orang di depannya selama kurang dari sepuluh detik. "Jam berapa kau bangun?"  "Sekitar lima belas menit yang lalu," jawab Cloudy tanpa mengalihkan pandangannya dari Iry.  Rain meng
Read more

45. Liars

Happy reading and enjoy! Chapter 45 Liars "Rainer...." Kembali wanita itu mendesahkan nama Rain seraya bangkit dibantu oleh dua orang yang bersamanya. Rain berhenti sekitar dua meter dari tempat wanita itu berdiri, bibirnya mengulas senyum sinis tanpa mengucapkan apa pun. Hanya menatap wanita yang tidak lain adalah ibunya dengan tatapan dingin. Wanita itu mungkin usianya enam puluh lima tahun, gurat tua terlihat jelas di wajahnya, tetapi kejayaan di masa lalu masih membekas. Kecantikannya tidak sepenuhnya memudar termakan usia. Wanita itu melangkah untuk mendekati Rain dan berucap, "Sudah kuduga kau memang setampan ayahmu," ucap Anita. Namun, Rain tidak memberikan kesempatan kepada wanita itu untuk mendekatinya, ia menjauh dan melangkah mengitari makam Ryan kemudian berhenti di samping makam hingga membuat posisinya berada di seberang ibunya berdiri.
Read more

46. Mine

Happy reading and enjoy! Chapter 46 Mine! Setelah dokter dan perawat meninggalkan mereka, Robert kembali ke samping ranjang pasien di mana Rian  duduk dengan posisi ditopang ranjang. "Aku tidak mengerti kenapa kau bertindak seperti sedang bermain film Fast and Furious," sinis Robert. "Itu menyenangkan, kau harus mencobanya." "Bermain-main dengan nyawaku?" "Tidak juga karena pabrik mobil mendesain air bag dengan kualitas cukup baik. Karena kau sedikit penakut, kurasa kau paling hanya akan menderita luka memar."  "Berapa kecepatan mobilmu saat terjadi kecelakaan?" tanya Robert. Sudut bibir Rain terangkat. "Kurasa tidak terlalu cepat karena aku cederaku termasuk sedikit." Sedikit? Robert tidak mengerti mengapa Rain terlihat sangat santai d
Read more

47. Kissing the Rain

Happy reading and enjoy!   Chapter 47   Kissing the Rain     "Maaf, membuatmu menunggu, Sweet Heart," ujar Etta seraya mengulurkan gelas Starbucks yang berisi Hazelnut Signature.   "Kau selalu tahu apa yang kuinginkan," ucap Cloudy kemudian menancapkan sedotan dan menyeruput isinya. "Sebenarnya aku butuh kopi, bukan...." Ia menggelengkan kepalanya dan mengangkat gelasnya sejajar dengan bahunya.   "Cocok untuk ibu menyusui." Etta mengedipkan sebelah matanya kemudian duduk di samping Cloudy di bangku tunggu di lorong rumah sakit.   Cloudy mendengus pelan. Ternyata Rain dan Etta memiliki kesamaan. "Aku mendambakan kopi, ya Tuhan...," erangnya.   Etta terkekeh seraya meletakkan gelas kopi di tangannya ke atas bangku di tengah-tengah antara dirinya dan Cloudy. "Aku tidak akan sanggup tidak mengonsumsi kafein meski hanya sehari."&n
Read more

48. Kissing the Cloud

Happy reading and enjoy!   Chapter 48   Kissing the Cloud   "Kau bisa membuka matamu perlahan, Mr. Holter," ucap dokter yang menangani Rain.    "Berapa lama kira-kira mataku akan pulih total?" tanya Rain.    Cloudy melirik ke arah dokter yang mungkin berpikir seperti dirinya. Rain bahkan belum mencoba membuka matanya, tetapi justru menanyakan perihal kesembuhannya.    "Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhanmu," jawab dokter.    Cloudy melihat senyum Rain, tetapi itu bukan senyum ramah. Kemudian ia mengamati wajah Rain, di sudut pelipis kiri pria itu terdapat luka yang mulai mengering dan beberapa memar di sekitar mata yang telah berubah warna menjadi ungu kebiruan.    Bulu mata Rain bergetar, kelopak matanya bergerak-gerak, dan perlahan kelopak matanya terbuka. Tetapi, ia kemba
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status