Semua Bab The UnMarried Husband: Bab 21 - Bab 30

73 Bab

19. My Husband

Happy reading and enjoy! Chapter 19 My Husband Long Island City, 07.30 PM. Rain tiba di tempat perjamuan makan malam, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan melangkah dengan tegas menuju ke tengah perjamuan di mana pria yang mengundangnya sedang dikerumuni tiga orang wanita. Bennett Chicago, nama pria yang mengundang Rain untuk menghadiri acara ulang tahunnya tersenyum ke arah Rain. "Hai, Tuan Holter," sapa Bennett seraya mendekati Rain dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Rain membalas senyum ramah pria itu dengan lengkungan tipis di bibirnya, nyaris tidak terlihat. Tetapi, baginya itu sudah cukup. Ia mengulurkan tangannya untuk menyambut jabatan tangan Ben dan berucap, "Selamat ulang tahun." Sebenarnya Rain jijik mengucapkannya, apa lagi harus datang ke pesta ulang tahun yang menurutnya kekanakan. Apa pent
Baca selengkapnya

20. Not My Wife

Happy reading and enjoy! Chapter 20 Not My Wife Wanita sialan itu! Rain melotot ke arah Cloudy, wanita itu bisa-bisanya masuk ke dalam kamarnya dan dipastikan mengacaukan pestanya yang meriah. "Tega-teganya kau melakukan ini padaku," seru Cloudy seraya menggelengkan kepalanya. Millie mendorong dada Rain, tetapi Rain menahannya. "Jangan pedulikan dia," ucap Rain. Millie ternganga, tidak percaya jika ada pria seperti Rain yang terpergok istrinya sedang menggauli wanita lain di atas tempat tidurnya tetapi bersikap sangat santai. "Kau benar-benar pria pemberani, Tuan Holter." Rain menyipitkan matanya menatap Millie, tidak ada tanda-tanda jika ia akan menjauhkan diri dari atas tubuh Millie. "Oh, ya?" "Kau beristri, tapi kau membawaku ke atas tempat tidurmu--di rumahmu sendiri." Millie melengkungkan bibir dengan sinis d
Baca selengkapnya

21. Disgusting

Happy reading and enjoy!   Chapter 21   Disgusting   Cloudy mengamati wajah Rain kemudian mengedikkan bahunya. "Apa sangat rahasia hingga kau tidak membicarakan di meja makan?"    Rain mengernyit. "Apa kau memiliki waktu untuk berbicara di meja makan sedangkan selera makanmu sangat besar?"    Jika tidak dalam keadaan hamil, tidak mungkin Cloudy menghabiskan empat croissant sekaligus dan yang pasti ia merasa lapa sejak tadi malam. "Kau tidak akan tahu rasanya orang hamil."    "Itu jelas karena aku seorang pria."    "Ya. Benar." Cloudy tersenyum sinis. "Karena itu pula membuatmu buta hati dan ingin mengambil anakku?" tanyanya dengan nada masam.   "Aku hanya ingin membesarkannya."    Berbicara dengan pria berkepala batu di depannya memang sulit, mungkin lebih sulit dari menca
Baca selengkapnya

22. Provocatuer

Happy reading and enjoy!   Chapter 22   Provocatuer     "Pria kotor katamu?" Tidak pernah ada wanita berani mengatainya, apa lagi menganggapnya pria kotor karena setiap wanita yang pernah tidur dengannya selalu menginginkannya kembali. "Kau bilang aku apa, Cloud?"    "Kau tidur dengan sembarang wanita!"    "Mereka dengan senang hati kutiduri." Rain menarik celana dalam Cloudy dengan paksa dan kain tipis itu terkoyak kemudian menyusuri bagian sensitif Cloudy menggunakan ujung jarinya dan tersenyum mengejek. "Kau juga ingin kutiduri rupanya, ya? Kau sangat basah hanya dengan kusentuh seperti ini...."     "Brengsek!" Cloudy berusaha menendang Rain meski sedikit pun kakinya tidak bisa bergerak karena Rain terlalu kuat menahannya.    "Kau ingin melihat seberapa brengseknya suamimu ini, kan?" Rain menuntun
Baca selengkapnya

23. My Daughter

Happy reading and enjoy!   Chapter 23   My Daughter   "Dokter, lakukan saja operasi Caesar," ujar Rain seraya mengerutkan keningnya dalam-dalam dan memandangi Cloudy yang sedang mengatur napasnya dibantu arahan perawat di ruang bersalin.    Dokter yang berbicara dengan Rain tersenyum. "Operasi Caesar tidak disarankan."    "Apa masalahnya?"    Dokter berusia sekitar lima puluh tahun dengan kacamata tebal bertengger di atas hidungnya menatap ke arah Cloudy beberapa detik kemudian kembali menatap Rain. "Karena proses penyembuhan pasca operasi Caesar lebih lama dibandingkan proses persalinan normal."    "Tahun berapa ini? Kenapa dunia medis masih primitif?" dengus Rain.   Dokter itu masih memperlihatkan sikap sabar menghadapi Rain. "Istri Anda diperkirakan istri Anda akan melahirkan dua jam lagi. Jadi,
Baca selengkapnya

24. Meet the Enemy

Happy reading and enjoy   Chapter 24     Meet the Enemy     Saat membuka mata yang pertama ia lihat adalah ruang kamar inap rumah sakit kemudian Bride, bukan anaknya bukan pula Rain. Ketegangan meliputi seluruh pikirannya, Cloudy segera memfokuskan dirinya dan berusaha bangkit dari tempat tidur, berniat untuk melihat anaknya.   "Nyonya, Anda sudah bangun?" tanya Bride yang sedang merapikan barang-barang untuk bayi dan Cloudy yang baru saja diantarkan oleh Gustav.    "Di mana anakku?" tanya Cloudy dengan nada panik.    Bride tersenyum dan mendekati tempat tidur pasien. "Putrimu baik-baik saja, dia ada di NICU.   Ia tahu bayinya berada di inkubator. "Dan Rain? Di mana dia?"    "Tuan ada bersama bayimu." Bride memberitahu dengan nada sangat lembut.   Meski Bri
Baca selengkapnya

25. The Nightmare is Coming

Happy reading and enjoy!The Nightmare is Coming"Apa kau tahu siapa yang kujumpai di depan ruang NICU?" tanya Alyssa seraya memasang sabuk pengaman. Ello mengedikkan bahu seraya menekan tombol mesin Chiron Limited Edition-nya. "Kurasa perawat," sahutnya diiringi senyum santai. Alyssa memutar bola matanya. "Aku akan membangun sebuah rumah sakit dan menempatkan perakit komputer di ruang NICU." Bahu Ello terguncang karena tawa pelan. "Ide bagus, Sayang. Dan pasiennya adalah para robot." "Ya. Robot pemuas nafsu." "Dan kau pelanggannya?" "Kurasa kaulah pelanggan pertama." Keduanya tertawa bersama seolah tidak perlu batasan antar pasangan, cenderung seperti teman karib. "Jadi, siapa yang kau temui di ruang NICU?" Kali ini Ello kedengarannya serius ingin tahu siapa yang ditemui kekasihnya di sana. "Aku bertemu Rain." Ello tertawa renyah seraya mem
Baca selengkapnya

26. Black Opium

Happy reading and enjoy! Chapter 26 Black Opium Mungkin lebih dari tiga puluh menit Cloudy terpaku di sofa setelah kepergian Liam dari hadapannya, pria itu meninggalkan dokumen di atas meja bersama dengan rasa sakit yang luar biasa hingga seperti apa rasa sakit itu, ia tidak mampu menjabarkannya.  Ia masih enggan mengalihkan pandangannya dari tumpukan dokumen itu, ingin rasanya ia mencabik-cabik benda itu. Tetapi, Cloudy sadar jika ia melakukannya, itu tidak akan mengubah apa pun.  Otaknya terasa berputar-putar di balik tengkorak kepalanya, Cloudy tidak tahu bagaimana caranya menghadapi Rain yang menggunakan Liam sebagai kuasa hukumnya. Yang pasti, jika Cloudy meminta bantuan orang tuanya sekali pun, uang dari penjualan aset keluarga Avery tidak akan mencukupi untuk membayar pengacara yang mampu menandingi Liam Forteir.  Cloudy menunduk dan mel
Baca selengkapnya

27. Bitch!

Happy reading and enjoy! Chapter 27 Bitch! Alyssa memandangi foto yang dikirimkan saudara sepupu Ello yang bekerja di rumah sakit. Bibirnya yang tipis terlihat sehat meski tidak sedang menggunakan pewarna bibir melengkung membentuk senyuman samar.  "Menurutmu siapa ayah bayi itu?"  Ello yang sedang bersandar di ranjang sambil bermain game di ponselnya menaikkan kedua alisnya. "Kenapa kau begitu peduli? Bukannya kau hanya ingin tahu siapa nama wanita itu?"  Tentunya itu hanya dalih awal agar Ello membantunya, tetapi ia memiliki rencana lebih dari itu.  "Maksudku, aku tidak mengerti kenapa Rain seperti ingin menyembunyikan siapa ayah bayi ini." Karena dokumen yang dikirimkan saudara sepupu Ello hanya berisi nama Holter dan Cloudy Avery.  Di inkubator, ia bisa melihat nama Holter pada tanda penge
Baca selengkapnya

28. Never Leave

Happy reading and enjoy!   Chapter 28   Never Leave     Kebetulan Axel melintasi 5th Ave, Brooklyn. Curah hujan sangat tinggi hingga membuatnya mengemudikan mobil dengan kecepatan yang sangat lambat karena jarak pandang yang terbatas, saat sebuah taksi di depannya menginjak rem dan menyalakan sen ke arah kiri, Axel memilih tidak mendahului mobil itu karena pertimbangan di sebelah kanannya terdapat pertigaan 25th St yang merupakan jalan satu arah keluar.   Ia khawatir akan ada mobil dengan kecepatan tinggi yang mendadak muncul dari sana dan memutuskan bersabar hingga taksi di depannya menurunkan penumpang.    Namun, meski ia perlu berpikir beberapa detik saat melihat sosok wanita mengenakan piama rumah sakit keluar dari taksi dan ia tidak berpikir dua kali untuk membuka pintu mobilnya kemudian melompat dari mobilnya hingga melupakan payungnya.   
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status