Happy reading and enjoy
Chapter 24
Meet the Enemy
Saat membuka mata yang pertama ia lihat adalah ruang kamar inap rumah sakit kemudian Bride, bukan anaknya bukan pula Rain. Ketegangan meliputi seluruh pikirannya, Cloudy segera memfokuskan dirinya dan berusaha bangkit dari tempat tidur, berniat untuk melihat anaknya.
"Nyonya, Anda sudah bangun?" tanya Bride yang sedang merapikan barang-barang untuk bayi dan Cloudy yang baru saja diantarkan oleh Gustav.
"Di mana anakku?" tanya Cloudy dengan nada panik.
Bride tersenyum dan mendekati tempat tidur pasien. "Putrimu baik-baik saja, dia ada di NICU.
Ia tahu bayinya berada di inkubator. "Dan Rain? Di mana dia?"
"Tuan ada bersama bayimu." Bride memberitahu dengan nada sangat lembut.
Meski Bri
Happy reading and enjoy!The Nightmare is Coming"Apa kau tahu siapa yang kujumpai di depan ruang NICU?" tanya Alyssa seraya memasang sabuk pengaman.Ello mengedikkan bahu seraya menekan tombol mesin Chiron Limited Edition-nya. "Kurasa perawat," sahutnya diiringi senyum santai.Alyssa memutar bola matanya. "Aku akan membangun sebuah rumah sakit dan menempatkan perakit komputer di ruang NICU."Bahu Ello terguncang karena tawa pelan. "Ide bagus, Sayang. Dan pasiennya adalah para robot.""Ya. Robot pemuas nafsu.""Dan kau pelanggannya?""Kurasa kaulah pelanggan pertama."Keduanya tertawa bersama seolah tidak perlu batasan antar pasangan, cenderung seperti teman karib."Jadi, siapa yang kau temui di ruang NICU?" Kali ini Ello kedengarannya serius ingin tahu siapa yang ditemui kekasihnya di sana."Aku bertemu Rain."Ello tertawa renyah seraya mem
Happy reading and enjoy!Chapter 26Black OpiumMungkin lebih dari tiga puluh menit Cloudy terpaku di sofa setelah kepergian Liam dari hadapannya, pria itu meninggalkan dokumen di atas meja bersama dengan rasa sakit yang luar biasa hingga seperti apa rasa sakit itu, ia tidak mampu menjabarkannya.Ia masih enggan mengalihkan pandangannya dari tumpukan dokumen itu, ingin rasanya ia mencabik-cabik benda itu. Tetapi, Cloudy sadar jika ia melakukannya, itu tidak akan mengubah apa pun.Otaknya terasa berputar-putar di balik tengkorak kepalanya, Cloudy tidak tahu bagaimana caranya menghadapi Rain yang menggunakan Liam sebagai kuasa hukumnya. Yang pasti, jika Cloudy meminta bantuan orang tuanya sekali pun, uang dari penjualan aset keluarga Avery tidak akan mencukupi untuk membayar pengacara yang mampu menandingi Liam Forteir.Cloudy menunduk dan mel
Happy reading and enjoy!Chapter 27Bitch!Alyssa memandangi foto yang dikirimkan saudara sepupu Ello yang bekerja di rumah sakit. Bibirnya yang tipis terlihat sehat meski tidak sedang menggunakan pewarna bibir melengkung membentuk senyuman samar."Menurutmu siapa ayah bayi itu?"Ello yang sedang bersandar di ranjang sambil bermain game di ponselnya menaikkan kedua alisnya. "Kenapa kau begitu peduli? Bukannya kau hanya ingin tahu siapa nama wanita itu?"Tentunya itu hanya dalih awal agar Ello membantunya, tetapi ia memiliki rencana lebih dari itu."Maksudku, aku tidak mengerti kenapa Rain seperti ingin menyembunyikan siapa ayah bayi ini." Karena dokumen yang dikirimkan saudara sepupu Ello hanya berisi nama Holter dan Cloudy Avery.Di inkubator, ia bisa melihat nama Holter pada tanda penge
Happy reading and enjoy! Chapter 28 Never Leave Kebetulan Axel melintasi 5th Ave, Brooklyn. Curah hujan sangat tinggi hingga membuatnya mengemudikan mobil dengan kecepatan yang sangat lambat karena jarak pandang yang terbatas, saat sebuah taksi di depannya menginjak rem dan menyalakan sen ke arah kiri, Axel memilih tidak mendahului mobil itu karena pertimbangan di sebelah kanannya terdapat pertigaan 25th St yang merupakan jalan satu arah keluar. Ia khawatir akan ada mobil dengan kecepatan tinggi yang mendadak muncul dari sana dan memutuskan bersabar hingga taksi di depannya menurunkan penumpang. Namun, meski ia perlu berpikir beberapa detik saat melihat sosok wanita mengenakan piama rumah sakit keluar dari taksi dan ia tidak berpikir dua kali untuk membuka pintu mobilnya kemudian melompat dari mobilnya hingga melupakan payungnya.  
Happy reading and enjoy Chapter 29 Escaped from Hospital "Apa yang terjadi?" tanya Etta seraya mengerjapkan matanya beberapa kali, ia memandangi wajah Cloudy beberapa detik kemudian beralih ke arah Axel yang cukup mengejutkan menghubunginya padahal selama bekerja di satu bagian, pria itu nyaris tidak pernah meneleponnya. Yang lebih mengejutkan lagi, ia mendapati Cloudy di atas tempat tidur pasien. Selang oksigen melintang di depan hidungnya, kulit wajah sahabatnya terlihat pucat, dan yang lebih mengherankan adalah perut Cloudy yang telah mengempis menandakan jika wanita itu telah melahirkan bayi yang dikandungnya. "Aku harus tiba di Whitestone pukul sebelas." Axel memeriksa jam di pergelangan tangannya. "Karena kalian cukup akrab, kuharap kau tidak keberatan menjaganya hingga aku kembali." "Aku sama sekali tidak ke
Happy reading and enjoy! Chapter 30 In Collaboration Mungkin karena telah siap dengan apa yang akan dihadapi, meskipun jantungnya seolah nyaris berhenti berdenyut oleh rasa sakit karena bayinya diambil oleh Rain, setidaknya ia tidak perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa. Mungkin juga karena saat ia menghadapi kenyataan berat itu ada Etta dan Axel yang berada di sampingnya, tidak seperti setelah melahirkan di sampingnya hanya ada Bride di kamarnya dan dengan suasana seperti dilingkupi atmosfer ketegangan. Rain benar-benar pria dingin yang tidak memiliki perasaan, dan Cloudy masih tidak menyangka jika bayinya secepat itu diambil Rain padahal terakhir ia datang bersama Axel, putrinya masih berada di ruang NICU. Namun, karena Rain sangat menginginkan anak itu, setidaknya untuk menabahkan batinnya yang hancur
Happy reading and enjoy! Chapter 31 Mommy Become Nanny Semenjak bayi itu berada di rumahnya, Rain nyaris tidak pernah menikmati waktunya dengan tenang. Ia tidak dapat berkonsentrasi dengan pekerjaannya, tidak bisa makan dengan benar, tidak ada waktu berolahraga, dan tidak bisa berlama-lama menikmati air hangat di kamar mandinya. Apa lagi membawa wanita ke kamarnya. Jelas sangat mustahil. Biasanya setelah diturunkan dari gendongannya, Iry hanya akan tidur tidak lebih dari tiga puluh menit kemudian bayi itu akan menangis. Merengek meminta untuk terus berada di gendongannya seolah menguji kesabaranmu atau mungkin sengaja menghukumnya karena memisahkan dari ibunya. Seperti kata Marcus. Namun, meskipun sedikit membenarkan ucapan Marcus, bukan berarti Rain juga membenarkan gagasan Marcus untuk menghadirkan Cloudy agar menyelesaikan masalahnya. Ia tidak ingin berurusan d
Happy reading and enjoy! Chapter 32 The Ex Rain memindahkan dua buah koulouri thessalonikis ke dalam piringnya kemudian perlahan-lahan menikmati roti yang dibentuk seperti donat dengan taburan wijen yang biasa dinikmati bersama tahini seraya diam-diam beberapa melirik Cloudy yang duduk di depannya. Wanita itu terlihat tidak menyukai sarapannya, terlihat dari ekspresi wajahnya yang begitu enggan setiap kali Marcus menghidangkan makanan khas Yunani di atas meja makan. "Apa kau baik-baik saja dengan menu sarapan di rumah ini?" tanya Rain dengan nada sangat santai. Cloudy tersenyum manis meski sebenarnya ia nyaris memutar bola matanya karena enggan jika saja tidak ingat dengan misinya. "Tidak juga, aku tidak masalah dengan makanan apa pun." Benar-benar wanita penuh trik! Rain benci melihat senyum manis—se
EpilogueDua bulan kemudian.Rain memegangi gelasnya yang berisi sampanye dingin seraya mengamati Cloudy yang sedang berusaha menidurkan Iry yang kelihatannya sama sekali belum mengantuk padahal sudah menunjukkan jam sembilan malam.Mereka akan melangsungkan pesta pernikahan di pulau pribadi di Yunani dan akan diadakan dengan konsep outdoor. Tentunya pesta akan diadakan cukup mewah dan mengundang seluruh keluarga Cloudy, teman-temannya, juga para petinggi perusahaan Rain.Sebenarnya, Rain juga mengundang ibunya atas dasar keinginan Cloudy. Tetapi, ibunya mengatakan jika tidak bisa memastikan kehadirannya dan Rain juga tidak terlalu berharap. Baginya kehadiran keluarga Cloudy dan orang-orang yang bekerja untuknya sudah cukup karena ia menyadari jika dirinya bagi ibunya mungkin bukanlah anggota keluarga yang diinginkan.Tidak masalah karena ia akan memiliki keluar
Happy reading and enjoy.70. EndCloudy bersandar di dada Rain setelah seks panas yang membuat seluruh tubuhnya terasa lemas. Ia memejamkan matanya, merasakan riak kecil kenikmatan yang masih tersisa di tubuhnya."Luar biasa," ucap Rain seraya mengecup rambut di puncak kepala Cloudy.Cloudy juga mengakui jika seks yang baru saja mereka lakukan sangat luar biasa, seolah mereka adalah sepasang kekasih yang melepaskan seluruh kerinduan setelah perpisahan panjang.Begitu membara, tetapi lembut."Apa kau lelah?" tanya Rain seraya menyingkirkan sejumput rambut yang menutupi Cloudy.Cloudy membuka matanya dan mendongak. Ia langsung menemukan mata biru Rain yang sedang menatapnya dengan mesra. "Ya. Aku lelah," ucapnya dengan suara parau kemudian mengalihkan pandangannya.Rain meraih telapak tangan Cloudy dan menghadiahkan k
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 69Right Now!Ya. Rain mengakuinya jika semua yang diucapkan oleh Cloudy adalah benar. Bukan hanya itu, ia juga terlalu pengecut untuk berhadapan dengan Cloudy dan memilih menjauh lalu justru mengirim Robert untuk memberikan kontrak pernikahan.Sekali lagi, setiap ia mengambil tindakan impulsif , dan itu semua karena Cloudy. Wanita di depannya benar-benar satu-satunya wanita yang dapat membuatnya bertindak tanpa berpikir panjang terlebih dahulu karena saat itu dirinya berniat membalas Cloudy dengan cara menyiksa wanita itu sepanjang hidupnya dalam genggamannya, tetapi Cloudy lebih memilih untuk menjauh darinya sebagai pembuktian jika dirinya tidak bersalah dan menurut Rain, itu adalah tindakan cerdas meskipun sangat berat harus meninggalkan putrinya.Rain meraih telapak tangan Cloudy. "Maafkan aku," ucapnya dengan nada serak.
Happy reading and enjoy! Chapter 68 Our Relationship Cloudy memejamkan matanya sesaat dan berpikir jika semuanya harus diselesaikan sekarang, termasuk kesalahan pahaman di antara mereka. Kemudian Cloudy mengangkat dagunya untuk menatap Rain dengan tegas dan bertanya, "Rain, apa sebenarnya yang kau inginkan hingga harus membawaku ke sini?" Yang diinginkan Rain tentu saja Cloudy—menjauhkannya dari Axel. Rain hendak menyuarakannya, tetapi tidak mampu melakukannya. Rain berdehem. "Kukira kau cukup cerdas untuk menilai kata-kataku tadi," sahutnya. Cloudy sudah merasa cukup buruk karena membiarkan dirinya jatuh cinta kepada Rain. Seharusnya ia tetap berjalan di jalannya, berpegang teguh pada untuk mendapatkan Iry, bukan malah bermain-main dengan hatinya. Mungkin Rain sangat membencinya hing
Happy reading and enjoy!Chapter 67Private IslandCloudy merasa jika kantuknya di luar kendali, ia tidak pernah diland kantuk yang menyiksa hingga mungkin akan tertidur sambil berjalan sekali pun. Ia adalah tipe orang yang tidak bisa tidur di sembarang tempat apa lagi di pesawat. Senyaman apa pun kursi di pesawat, ia tidak bisa tidur nyenyak. Tetapi, kali ini matanya seolah diberati dengan timah hingga ia tidak mampu untuk membuka kelopaknya.Sialan, umpatnya di dalam benaknya. Rain pasti memberikan obat tidur dan sekarang pria itu juga mengambil kesempatan.Namun, sejujurnya Cloudy menyukai berada di dalam pelukan Rain. Hangat dan seolah dunia begitu tenang sekarang. Hanya ada suara deru mesin pesawat samar-samar di telinganya.Bibirnya mengulas senyum kemudian perlahan berusaha membuka matanya dengan sekuat tenaga melawan kantuknya. Ia me
Happy reading and enjoy. Chapter 66 I Love You, Cloud. Bukankah seharusnya Cloudy yang bertanya demikian? Unit kondominium itu adalah miliknya. Rain adalah orang asing di sana dan secara hukum, ia dapat melaporkan Rain ke pihak keamanan karena masuk ke dalam tempat tinggalnya masuk tanpa izin. Namun, itu dirasa terlalu berlebihan karena bagiamanapun pria itu secara harfiah adalah saudara iparnya. Dan tidak mungkin nRain datang jika tidak ada kepentingan dengannya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menatap Rain kemudian mengalihkan pandangannya kepada Marcus lalu kembali menatap Rain bibirnya mengulas senyum tipis. "Seharusnya aku yang bertanya. Kenapa kau ada di tempat tinggalku?" tanyanya dengan suara yang sangat canggung. "Aku ke sini karena Iry," jawab Rain tanpa membalas tatapan Cloudy. Kar
Hola!Happy reading and enjoy!Chapter 65PromisedRain melempar senyum miring kepada Ello kemudian bangkit dari kursinya. "Kuharap, sekarang aku tidak sedang berhalusinasi," ucapnya dengan nada sangat santai."Bisa jadi jika kau di bawah pengaruh zat psikoaktif," sahut Ello dengan nada yang tidak kalah santai.Rain bangkit dari kursinya dan memasukkan telapak tangannya ke dalam saku celana. "Aku tidak seputus asa itu hanya karena kalian mencuri hasil kerja kerasku lagi.""Aku tidak pernah melakukannya," ucap Ello seraya melirik sebuah kursi di depan meja kerja Rain. "Kurasa akan lebih mudah berbicara jika kau mempersilakan tamumu duduk."Bibir rain membentuk lengkungan yang sinis. "Tamu? Sebutan itu hanya berlaku jika aku mengundangmu ke sini."
Happy reading and enjoy!Chapter 64Saling TikungYang harus dilakukan sekarang adalah berpikir tenang dan tidak gegabah. Jadi, Cloudy bersikap setenang mungkin meskipun dirinya tidak memungkiri jika otaknya sama sekali tidak dapat dikendalikan, begitu juga batinnya yang dipenuhi dengan perasaan nelangsa.Cloudy memasuki kamar Iry dan mengangkat bayi itu dari tempat tidur kemudian duduk di sofa yang biasa digunakan untuk menyusui dan duduk di sana dengan perasaan hancur.Ia menatap Iry seraya merasakan panas di kelopak matanya karena air matanya yang hendak mendesak keluar, tetapi sekuat tenaga ditahannya. Menangis tidak akan menyelesaikan masalahnya, tidak akan membuat Iry tetap berada di pangkuannya, juga tidak akan membuat Alyssa mengungkap kebenaran.Jika malam ini menjadi akhir dari semuanya, Cloudy sama sekali tidak menyesal. Setidaknya dirinya pe
Happy reading and enjoy! Chapter 63 Married Contract Mata Cloudy mengerjap beberapa kali saat mendapati Robert berdiri di ambang pintu kamar. Bukan Rain yang telah ia tunggu kedatangannya hingga larut malam. Ia melangkah mendekati pria itu dan berkata, "Robert? Di mana Rain?" "Rain tidak akan pulang malam ini," jawab Robert. "Apa ada masalah di perusahaan?" "Kemungkinan besar kami tidak akan mendapatkan proyek itu." "Bagiamana bisa?" desah Cloudy. Robert seperti ragu-ragu menatap Cloudy dan mengangkat map di tangannya. "Kompetitor kelihatannya lebih berpeluang karena angka penawaran mereka lebih rendah dengan produk yang nyaris sama dari perusahaan kami." Cloudy tidak mengerti. "Jadi, apa rencana kalian?"