Happy reading and enjoy!
Chapter 32
The Ex
Rain memindahkan dua buah koulouri thessalonikis ke dalam piringnya kemudian perlahan-lahan menikmati roti yang dibentuk seperti donat dengan taburan wijen yang biasa dinikmati bersama tahini seraya diam-diam beberapa melirik Cloudy yang duduk di depannya.
Wanita itu terlihat tidak menyukai sarapannya, terlihat dari ekspresi wajahnya yang begitu enggan setiap kali Marcus menghidangkan makanan khas Yunani di atas meja makan.
"Apa kau baik-baik saja dengan menu sarapan di rumah ini?" tanya Rain dengan nada sangat santai.
Cloudy tersenyum manis meski sebenarnya ia nyaris memutar bola matanya karena enggan jika saja tidak ingat dengan misinya. "Tidak juga, aku tidak masalah dengan makanan apa pun."
Benar-benar wanita penuh trik! Rain benci melihat senyum manis—se
Happy reading and enjoy!Chapter 33The Thief"Sepertinya masa periode bulananku datang dan ini membuatku merasa tidak nyaman," ucap Cloudy yang duduk di bangku penumpang seraya memangku Iry yang tertidur pulas.Ia meminta Gustav membelokkan mobil yang dikemudikan di depan supermarket yang mereka lalui. Cloudy memiliki rencana yang telah dipersiapkan meski tidak ia mempersiapkannya hanya dalam waktu yang terbilang singkat, rencana yang ia pikirkan selama dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk membawa Iry yang harus melakukan pemeriksaan rutin.Bride yang duduk di samping Gustav menoleh dan berucap, "Aku akan membelikan pembalut untukmu.""Kuharap di sini tersedia merek yang biasa aku gunakan," desah Cloudy."Untuk pertolongan pertama, kurasa tidak masalah menggunakan me
Happy reading and enjoy! Chapter 34 Family Man Di depan pintu keluar tempat perbelanjaan, Rain memeriksa jam di pergelangan tangannya kemudian mengambil alih kereta bayi yang dipegang Cloudy tanpa mengatakan apa pun dan mendorongnya menuju ke mobilnya. Cloudy spontan mengikutinya dan berusaha menyejajarkan langkahnya di sebelah Rain dan ia juga tidak mengatakan apa-apa kepada Rain karena ia tidak ingin memancing emosi Rain yang terlihat kesal karena ulahnya yang dengan sengaja menjebak dirinya sendiri agar terlibat masalah. Ia yakin, Rain tahu triknya karena mustahil seseorang yang bekerja di kantor polisi tidak mengerti peraturan yang sangat sederhana di sebuah tempat perbelanjaan. Yang ia perlukan sekarang adalah membawa Rain bersamanya mengunjungi dokter untuk pemeriksaan Iry, bagaimanapun caranya. Meskipun harus membuat drama lagi dan ia sekarang otaknya sedan
Happy reading and enjoy! Chapter 35 Loved and Beloved "Cloud, ada yang kau perlukan?" tanya Marcus yang mendapati Cloudy memasuki area kekuasaannya. Cloudy tampak berpikir beberapa detik. "Aku ingin menyiapkan makan untuk Rain." Marcus mengerutkan keningnya. "Bukankah kalian makan di luar?" "Dia tidak makan," ujar Cloudy seraya mendekati lemari penyimpanan bahan makanan. "Kau salah memilih menu untuknya?" Cloudy menggeleng dan menarik pintu lemari pendingin. "Aku tidak memilihkan apa pun." Marcus mengedikkan bahu dan pandangannya mengikuti pergerakan Cloudy yang membuka lemari pendingin dan bertanya, "Lalu kenapa dia tidak memakannya?" Cloudy mengamati bahan makanan yang tersusun rapi di depannya. "Apa yang Rain suka?"
Happy reading and enjoy!Chapter 36The Trap"Senang melihatmu terlihat jauh lebih baik, Cloud," ujar Axel seraya menatap Cloudy yang berdiri di depannya.Cloudy tersenyum dan mengangguk. "Yeah, jauh lebih baik dari sebelumnya.""Dan kuharap aku bisa bertemu putrimu, nanti.""Kau pasti akan bertemu dengannya nanti," ucap Cloudy dengan tatapan mata berkilat penuh kebahagiaan. "Dia sangat menggemaskan meski dia tidur sepanjang hari dan terkadang dia terjaga semalam suntuk. Ya Tuhan...."Axel tertawa pelan dan mengamati wajah Cloudy yang terlihat sangat bahagia. "Dia pasti sangat cantik," gumamnya."Dia adalah gadis yang paling cantik yang pernah kulihat," ucap Cloudy disusul dengan air matanya yang terdorong keluar. "Aku bersyukur bisa berada di sampingnya," lanjutnya seraya menyeka air mata haru
Happy reading and enjoy! Chapter 37 Trapped by Her Own Trap Cloudy tidak meliburkan pengasuh Iry karena pertimbangan dirinya pasti akan sangat sibuk menyiapkan makan tiga kali dalam sehari, membersihkan dapur, kamar, dan ruangan lain. Juga harus mengurus pakaian kotor. Jadi, secara refleks ia melontarkan pertanyaan dengan nada jengkel karena tindakan Rain dianggap memperberat pekerjaannya. Rain mendongak dan menatap Cloudy dengan raut wajah kesal mendekat ke arahnya. "Kau takut tidak bisa mengurus Iry sendiri?" Sebelah alisnya terangkat dan bibirnya melengkung membentuk senyum. Cloudy mengerjap, ia bahkan menghentikan langkahnya. Rain tersenyum dan itu bukanlah senyum sinis seperti biasanya. "Benar, 'kan?" Tidak ingin tenggelam dalam senyum Rain, Cloudy mengangkat dagunya tinggi-tinggi dan melanjutkan langk
Happy reading and enjoy! Chapter 38 Willy-Nilly Cloudy tidak menyangka Rian akan memaksanya memakan permen dengan cara seperti itu, terlebih lagi Rain bukan hanya memindahkan permen dari mulutnya. Pria itu mencumbu bibirnya dan Cloudy tidak memiliki alasan untuk menolak karena beberapa jam yang lalu dirinya adalah pencetus percobaan hubungan mereka. Perlahan Cloudy membalas cumbuan Rain, membiarkan lidah pria itu menyusup ke dalam mulutnya dan membelai lidahnya. Rasa pedas dari jalapeno yang membakar bibi dan mulutnya perlahan-lahan digantikan oleh rasa manis dan segar dipadukan dengan aroma khas mint. Perlahan-lahan pula Cloudy bangkit dan mengalungkan lengannya ke pinggang Rain dan menciptakan posisi yang nyaman untuk keduanya untuk saling menjelajahi lidah mereka hingga cumbuan bibir mereka semakin dalam dan menciptakan gejolak panas yang menuntut lebih dari sekedar cumbuan. Satu telapak tan
Happy reading and enjoy!Chapter 39Vulgar ConversationDi ruang konferensi yang sangat besar dengan cahaya lampu kekuningan, Rain duduk seraya menyilangkan kakinya dan punggung disandarkan ke sandaran kursi. Caranya duduk terlihat terlalu santai untuk seukuran seorang pemilik perusahaan, tetapi tatapan mata birunya menyorot dengan tatapan tenang cenderung dingin dan penuh kewaspadaan hingga Elise Valenti, CEO baru di perusahaannya terlihat sedikit gugup dan beberapa kali mengulang kalimatnya."Setelah aku membaca keseluruhan dokumen perencanaan proyek, tawaran kerja sama dari Nyonya Milos sepertinya tidak terlalu diperlukan. Perusahaan kita memiliki keuangan yang sangat stabil dan....""Aku menginginkan kerja sama itu," potong Rain nada dingin.Elise mengerutkan keningnya. "Maaf, Tuan Holter. Perusahaan ini tidak kekurangan dana untuk menop
Happy reading and enjoy! Chapter 40 Husband's Fantasy "Selamat datang di La Perla," sapa seorang wanita berambut panjang berwarna abu-abu dan berseragam hitam saat Cloudy dan Rain memasuki toko itu. Wanita itu menghampiri Rain dan Cloudy, senyum ramah tersungging di bibirnya. Tetapi, Cloudy tahu senyum wanita itu sama sekali bukan ditujukan untuknya. Pegawai toko itu seperti harimau yang menemukan sepotong daging segar—andai Cloudy tidak berdiri di samping Rain dan dengan sengaja bergelayut manja di lengan pria itu. Mungkin wanita itu akan berusaha untuk mendapatkan perhatian Rain. "Ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita itu. "Malam ini suamiku menginginkan aku mengenakan set pakaian dalam yang tidak biasa," ujar Cloudy dengan nada ramah. "Benar, 'kan, Sayang?" "Oh," pegawai La Perla itu mend
EpilogueDua bulan kemudian.Rain memegangi gelasnya yang berisi sampanye dingin seraya mengamati Cloudy yang sedang berusaha menidurkan Iry yang kelihatannya sama sekali belum mengantuk padahal sudah menunjukkan jam sembilan malam.Mereka akan melangsungkan pesta pernikahan di pulau pribadi di Yunani dan akan diadakan dengan konsep outdoor. Tentunya pesta akan diadakan cukup mewah dan mengundang seluruh keluarga Cloudy, teman-temannya, juga para petinggi perusahaan Rain.Sebenarnya, Rain juga mengundang ibunya atas dasar keinginan Cloudy. Tetapi, ibunya mengatakan jika tidak bisa memastikan kehadirannya dan Rain juga tidak terlalu berharap. Baginya kehadiran keluarga Cloudy dan orang-orang yang bekerja untuknya sudah cukup karena ia menyadari jika dirinya bagi ibunya mungkin bukanlah anggota keluarga yang diinginkan.Tidak masalah karena ia akan memiliki keluar
Happy reading and enjoy.70. EndCloudy bersandar di dada Rain setelah seks panas yang membuat seluruh tubuhnya terasa lemas. Ia memejamkan matanya, merasakan riak kecil kenikmatan yang masih tersisa di tubuhnya."Luar biasa," ucap Rain seraya mengecup rambut di puncak kepala Cloudy.Cloudy juga mengakui jika seks yang baru saja mereka lakukan sangat luar biasa, seolah mereka adalah sepasang kekasih yang melepaskan seluruh kerinduan setelah perpisahan panjang.Begitu membara, tetapi lembut."Apa kau lelah?" tanya Rain seraya menyingkirkan sejumput rambut yang menutupi Cloudy.Cloudy membuka matanya dan mendongak. Ia langsung menemukan mata biru Rain yang sedang menatapnya dengan mesra. "Ya. Aku lelah," ucapnya dengan suara parau kemudian mengalihkan pandangannya.Rain meraih telapak tangan Cloudy dan menghadiahkan k
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 69Right Now!Ya. Rain mengakuinya jika semua yang diucapkan oleh Cloudy adalah benar. Bukan hanya itu, ia juga terlalu pengecut untuk berhadapan dengan Cloudy dan memilih menjauh lalu justru mengirim Robert untuk memberikan kontrak pernikahan.Sekali lagi, setiap ia mengambil tindakan impulsif , dan itu semua karena Cloudy. Wanita di depannya benar-benar satu-satunya wanita yang dapat membuatnya bertindak tanpa berpikir panjang terlebih dahulu karena saat itu dirinya berniat membalas Cloudy dengan cara menyiksa wanita itu sepanjang hidupnya dalam genggamannya, tetapi Cloudy lebih memilih untuk menjauh darinya sebagai pembuktian jika dirinya tidak bersalah dan menurut Rain, itu adalah tindakan cerdas meskipun sangat berat harus meninggalkan putrinya.Rain meraih telapak tangan Cloudy. "Maafkan aku," ucapnya dengan nada serak.
Happy reading and enjoy! Chapter 68 Our Relationship Cloudy memejamkan matanya sesaat dan berpikir jika semuanya harus diselesaikan sekarang, termasuk kesalahan pahaman di antara mereka. Kemudian Cloudy mengangkat dagunya untuk menatap Rain dengan tegas dan bertanya, "Rain, apa sebenarnya yang kau inginkan hingga harus membawaku ke sini?" Yang diinginkan Rain tentu saja Cloudy—menjauhkannya dari Axel. Rain hendak menyuarakannya, tetapi tidak mampu melakukannya. Rain berdehem. "Kukira kau cukup cerdas untuk menilai kata-kataku tadi," sahutnya. Cloudy sudah merasa cukup buruk karena membiarkan dirinya jatuh cinta kepada Rain. Seharusnya ia tetap berjalan di jalannya, berpegang teguh pada untuk mendapatkan Iry, bukan malah bermain-main dengan hatinya. Mungkin Rain sangat membencinya hing
Happy reading and enjoy!Chapter 67Private IslandCloudy merasa jika kantuknya di luar kendali, ia tidak pernah diland kantuk yang menyiksa hingga mungkin akan tertidur sambil berjalan sekali pun. Ia adalah tipe orang yang tidak bisa tidur di sembarang tempat apa lagi di pesawat. Senyaman apa pun kursi di pesawat, ia tidak bisa tidur nyenyak. Tetapi, kali ini matanya seolah diberati dengan timah hingga ia tidak mampu untuk membuka kelopaknya.Sialan, umpatnya di dalam benaknya. Rain pasti memberikan obat tidur dan sekarang pria itu juga mengambil kesempatan.Namun, sejujurnya Cloudy menyukai berada di dalam pelukan Rain. Hangat dan seolah dunia begitu tenang sekarang. Hanya ada suara deru mesin pesawat samar-samar di telinganya.Bibirnya mengulas senyum kemudian perlahan berusaha membuka matanya dengan sekuat tenaga melawan kantuknya. Ia me
Happy reading and enjoy. Chapter 66 I Love You, Cloud. Bukankah seharusnya Cloudy yang bertanya demikian? Unit kondominium itu adalah miliknya. Rain adalah orang asing di sana dan secara hukum, ia dapat melaporkan Rain ke pihak keamanan karena masuk ke dalam tempat tinggalnya masuk tanpa izin. Namun, itu dirasa terlalu berlebihan karena bagiamanapun pria itu secara harfiah adalah saudara iparnya. Dan tidak mungkin nRain datang jika tidak ada kepentingan dengannya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menatap Rain kemudian mengalihkan pandangannya kepada Marcus lalu kembali menatap Rain bibirnya mengulas senyum tipis. "Seharusnya aku yang bertanya. Kenapa kau ada di tempat tinggalku?" tanyanya dengan suara yang sangat canggung. "Aku ke sini karena Iry," jawab Rain tanpa membalas tatapan Cloudy. Kar
Hola!Happy reading and enjoy!Chapter 65PromisedRain melempar senyum miring kepada Ello kemudian bangkit dari kursinya. "Kuharap, sekarang aku tidak sedang berhalusinasi," ucapnya dengan nada sangat santai."Bisa jadi jika kau di bawah pengaruh zat psikoaktif," sahut Ello dengan nada yang tidak kalah santai.Rain bangkit dari kursinya dan memasukkan telapak tangannya ke dalam saku celana. "Aku tidak seputus asa itu hanya karena kalian mencuri hasil kerja kerasku lagi.""Aku tidak pernah melakukannya," ucap Ello seraya melirik sebuah kursi di depan meja kerja Rain. "Kurasa akan lebih mudah berbicara jika kau mempersilakan tamumu duduk."Bibir rain membentuk lengkungan yang sinis. "Tamu? Sebutan itu hanya berlaku jika aku mengundangmu ke sini."
Happy reading and enjoy!Chapter 64Saling TikungYang harus dilakukan sekarang adalah berpikir tenang dan tidak gegabah. Jadi, Cloudy bersikap setenang mungkin meskipun dirinya tidak memungkiri jika otaknya sama sekali tidak dapat dikendalikan, begitu juga batinnya yang dipenuhi dengan perasaan nelangsa.Cloudy memasuki kamar Iry dan mengangkat bayi itu dari tempat tidur kemudian duduk di sofa yang biasa digunakan untuk menyusui dan duduk di sana dengan perasaan hancur.Ia menatap Iry seraya merasakan panas di kelopak matanya karena air matanya yang hendak mendesak keluar, tetapi sekuat tenaga ditahannya. Menangis tidak akan menyelesaikan masalahnya, tidak akan membuat Iry tetap berada di pangkuannya, juga tidak akan membuat Alyssa mengungkap kebenaran.Jika malam ini menjadi akhir dari semuanya, Cloudy sama sekali tidak menyesal. Setidaknya dirinya pe
Happy reading and enjoy! Chapter 63 Married Contract Mata Cloudy mengerjap beberapa kali saat mendapati Robert berdiri di ambang pintu kamar. Bukan Rain yang telah ia tunggu kedatangannya hingga larut malam. Ia melangkah mendekati pria itu dan berkata, "Robert? Di mana Rain?" "Rain tidak akan pulang malam ini," jawab Robert. "Apa ada masalah di perusahaan?" "Kemungkinan besar kami tidak akan mendapatkan proyek itu." "Bagiamana bisa?" desah Cloudy. Robert seperti ragu-ragu menatap Cloudy dan mengangkat map di tangannya. "Kompetitor kelihatannya lebih berpeluang karena angka penawaran mereka lebih rendah dengan produk yang nyaris sama dari perusahaan kami." Cloudy tidak mengerti. "Jadi, apa rencana kalian?"