Arvan mengendarai mobil dengan terus tertawa. Seolah tak menganggap kedua orang tuanya duduk dibelakang. "Van, kita ke rumah sakit dulu sebentar ya!" ucap Hutama. "Jam segini? Emang ayah ada janji sama dokter Tio?" tanya Wulandari. "Gak, Bu. Ayah pengin periksain Arvan ke psikiater." "Ayah jangan gitu dong! Kayak Malik aja. Waktu itu juga suruh Arvan periksa kejiwaan," sahut Arvan. "Bener si Malik. Kamu itu belakangan ini aneh, Van," sambung Hutama. "Menurut ibu gak aneh, Yah. Tapi kayak lagi kasmaran." "Ih, ibu apaan!" "Terus kenapa nyetir sambil ketawa sendiri? Emang ada yang lucu?" "Arvan lagi ngebayangin Diana buka kadonya, Bu. Pasti dia seneng." "Kamu kasih kado apa, sih?" tanya Wulandari. "Rahasia."*** "Mamih, Papih, Mbok
Terakhir Diperbarui : 2021-06-25 Baca selengkapnya