Melihat ekspresi suaminya panik, Anisa bergegas keluar. Disusul dengan Diana yang juga penasaran dengan korban yang ditabrak papihnya. Kedua wanita ini terperangah. Bahkan, Diana menutup kedua matanya dengan kesepuluh jarinya. Ia mengintip dari celah-celah jari yang terbuka. "Papih, nyetirnya gimana, sih? Kenapa bisa ditabrak gini?" Anisa menepuk pelan punggung suaminya. "Kok jadi nyalahin papih, Mih? Kan dia nyebrang dadakan." "Aduh, mamih merinding. Mana sepi banget. Gak ada orang lewat." "Pih, masih idup gak? Kasian. Dia gak gerak, darahnya banyak banget," ucap Diana. "Kayaknya mati, Di." "Iya udah, Pih. Kita bawa pulang aja. Dikubur dibelakang rumah." "Iya, deh." Wijaya melepas sweater hitam yang ia kenakan. Ia rela hanya mengenakan singlet agar kucing yang ia tabrak bisa dibawa pulang dan dikubur di pekarangan be
Terakhir Diperbarui : 2021-07-17 Baca selengkapnya