Semua Bab My Soulmate From My Heart (Series 2): Bab 21 - Bab 30

75 Bab

BAB : 21

 Setelah menyelesaikan tugasnya di Rumah sakit, Arland saat ini baru saja sampai di kediaman orang tuanya. Karna sudah beberapa hari ia berada di Apartment disebabkan percekcok'an antara ia dan Mamanya."Kakak!" heboh Lauren dan Lhinzy menyambytnya.“Apa kabar kalian?” tanyanya pada kedua adiknya."Kakak kenapa, sih, nginep di apartment terus. Nggak pernah ngajak kita jalan lagi,” komentar Lauren dengan nada kesal."Maaf, ya ... soalnya Kakak lagi banyak kerjaan,” jelasnya."Ya ... kami mengerti, dokter,” respon kedua berbarengan."Makan dulu, Land," ujar mamanya bersikap yang seolah-olah tak terjadi apa-apa. Oke, mungkin juga mama nya sudah melupakan permasalahan yang terjadi."Nggak, Ma ... soalnya aku ada janji makan di luar,” tolaknya berniat menuju kamarnya."Bentar lagi Tante Hani, Om Dylan sama Ceryl mau kesini. Kita makan malam bareng.”Langkah Arland terhent
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-08
Baca selengkapnya

BAB : 22

Kiran yang bingung harus melakukan apa, kemudian mencoba menghubungi Tristan. Sejujurnya, ia bukan bingung harus apa, tapi ia tak mau melakukannya. Jelas saja kalau Arland kondisinya menurun, dia masih dalam keadaan basah kuyup. Karna pakaiannya belum diganti. Itulah inti masalahnya dan Kiran tak sanggup kalau harus melakukan itu.Sudah berulang kali ia meneleponn Tristan, tapi panggilannya sama sekali tak direspon. Apa dia sudah tidur? Tapi tak mungkin juga. Cowok, jam tidurnya biasanya kan sering larut malam."Tristan kemana, sih ... gak tahu orang lagi butuh bantuan apa,” dumel Kiran melempar ponselnya di kasur dan menuju ke dapur."Tetep saja, kalau pakaiannya basah gini kondisinya nggak akan baik," pikirnya.Mengganti pakaian dia adalah cara yang paling tepat. Tapi masalahnya matanya belum siap untuk melihat tubuh cowok dalam keadaan tanpa pakaian. Dan tangannya juga belum siap untuk menyentuh tubuh cowok.   Mondar-mandir sabi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-08
Baca selengkapnya

BAB : 23

"Kenapa?” tanya Arland."Dira ... Dira kesini,”  hebohnya."Trus?” Masih memasang wajah santai."Trus, trus ... ya kamu ngumpet lah. Gila aja kalau dia ngeliat kamu di sini dengan keadaan kaya gini. Pemikirannya kan rada-rada nggak beres."Kiran memaksa Arland untuk masuk ke kamarnya. "Itu, pakaian'mu mungkin udah kering,” tunjuknya ke arah jeans dan kemeja yang ada di kasur. "Dan jangan berisik,” tambahnya segera keluar dan mengunci pintu kamar."Hoh ... semoga nggak ketahuan,” harapnya."Kiran!!”Teriakan itu diiringi ketukan pintu."Iya!” sahut Kiran segera membuka pintu. Tentunya dengan wajah yang ia ciptakan dengan serileks mungkin.Pintu terbuka, menampakkan sosok Dira yang seperti biasa. Ceria, heboh dan ... berisik."Lama banget buka pintunya, lagi ngapain sih?" tanya Dira yang langsung menyelonong masuk dan duduk di sofa."Toilet, biasa transfera
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-08
Baca selengkapnya

BAB : 24

 Saat ini Arland bisa bernapas lega, karna Kiran dan Mamanya tak bertemu. Kalau sampai itu terjadi, mungkin beliau akan kembali memojokkan Kiran."Kita tepat waktu. Entah apa yang akan dilakukan Tante Kim kalau sampai ngeliat Kiran ada di sini.” Lega Tristan yang menghempaskan tubuhnya di sofa.Arland kembali memasang jarum infus yang sempat ia tanggalkan barusan."Makanya, kalau ngelakuin apapun itu, ya dipikir dulu,” omel Arland pada Tristan."Iya iya, gue kan udah minta maaf."Kiran yang tadinya tertidur pulas, tiba-tiba terbangun dan menatap Arland dan Tristan bergantian."Hai,” sapa Tristan pada Kiran dengan senyuman manis. Berharap dapat sambutan, tapi apa yang ia dapatkan? Hanya diabaikan, karena pandangan gadis itu malah fokus pada Arland."Kamu udah bangun?" tanya Kiran menghampiri Arland di tempat tidur dan mengacuhkan sapaan Tristan."Gue dicuekin,” dengus Tristan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-08
Baca selengkapnya

BAB : 25

               Kiran hendak kembali ke kos'annya. Namun, di tengah perjalanan ia malah dicegat oleh sebuah mobil. Awalnya Kiran tak merasa khawatir, tapi saat matanya tertuju pada sosok yang turun dari mobil membuat rasa itu hadir."Kiran, keluar!"“Ck ... sepertinya dia masih kesal sama gue,” gumamnya.Ia segera membuka pintu mobil dan keluar. Tapi apa yang ia dapatkan? Baru kakinya menapaki jalanan, sebuah tamparan langsung menyerang pipinya."Dasar benalu! Berani-beraninya lo ngerebut Arland dari gue. Lo sadar nggak, sih, kalau lo itu nggak pantes buat dia. Gue yang pantes Kiran, gue!"Yap, dialah Dinda. Adiknya yang terus menyerangnya dengan perkataan kasarnya. Kadang ia suka heran, apa mata Dinda tak akan bisa tidur dengan nyenyak jika tak membuatnya kesal."Din ... gue sama Arland nggak punya hubungan apa-apa." Kiran mencoba menjelaskan pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-08
Baca selengkapnya

BAB : 26

Mendapati dua orang sedang memandang aneh padanya dan Arland. Pertama, sobatnya sendiri. Kedua, malah dosennya."Itu mulut bisa disaring dulu nggak, sih? Berbuat mesum ... dikira kita lagi ngapain,” umpat Kiran pada Dira yang memberikan tuduhan aneh."Lo lagi pelukan," balas Dira cepat."Memangnya pelukan itu berbuat mesum?""Ya ... awalnya emang pelukan, tapi kita kan nggak tahu gimana endingnya."Kalau tak mengingat Dira adalah sahabatnya, mungkin saat ini ia sudah mencakar-cakar mulut rempong itu. Sementara Arland, dia malah santai menanggapi tuduhan itu."Dasar! Otak mesum.” Leo hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah Dira."Astaga! Ini lo kenapa, Ki? Habis kecelakaan atau habis dirampok?" Ia baru menyadari ada perban yang menempel di dahi Kiran."Gue jatoh,” ungkap Kiran.               "Yakin? Udah segede ini masih bisa j
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-08
Baca selengkapnya

BAB : 27

"Sana tidur, bukannya besok kuliah. Nenek akan minta supir buat jemput mobil kamu,” jelas wanita itu pada cucunya.“Mobil,” pikir Kiran bergumam. "Eh, nggak usah, Nek. Biar mobilnya dipake sama Papa aja. Lagian disini ada mobil lain, masa Nenek nggak mau minjemin satu buat cucu nenek yang tercinta ini."Pasang muka imut-imut biar neneknya luluh. Yang benar saja jika mobilnya diambil, padahal ia sudah memberika mobil itu pada papanya."Ck, kamu ini. Ya udah, sana tidur.""Good night, Nek.”Sepeninggal neneknya, Kiran langsung menghempaskan badannya di  kasur. Hari ini merupakan hari yang sangat melelahkan. Semalaman ia harus mengurus Arland, paginya harus ketemu lagi sama dia yang pingsan. Dinda yang bikin dia terluka, habis itu dianya malah yang kecelakaan. Dan sekarang, dirinya malah digeret pulang sama neneknya."Semoga besok lebih menyenangkan,” harapnya bergumam, sembari memjamkan kedua matanya untuk se
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-08
Baca selengkapnya

BAB : 28

Pulang kuliah, Kiran makan siang di sebuah cafe bersama dengan Dira. Awalnya ia menolak, karena beniat menuju kantor Arland. Tak apalah, toh dari tad pagi ia menghubungi cowok itu balik, tapi tak direspon sama sekali panggilannya."Ki, lo yakin malam itu nggak berbuat macem-macem sama Arland?”Pertanyaan bodoh Dira itu memang bukan yang pertama, tapi tetap saja bikin ia tersedak minuman. Otak sobatnya benar-benar diciptakan untuk berpikiran negative."Gue harus ngapain lagi, sih, buat ngeyakinin lo. Nggak percayaan banget.""Jelasin.”Kiran mengatur napasnya untuk memulai penjelasan pada Dira. "Gini. Dia mau minta maaf gara-gara nggak dateng ke cafe. Gue kan masih kesal, jadinya ya gue nggak bukain pintu, padahal lagi hujan gede." "Trus, akhirnya lo bukain pintu dan kalian hujan-hujan berdua kaya di film-film romance gitu. Trus, kalian saling tatap penuh cinta, lalu terbawa suasana dan ..."Kiran langsung menggetok k
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-08
Baca selengkapnya

BAB : 29

Sampai di rumah, Kiran langsung menuju ke kamarnya. Tanpa memperdulikan Dira yang mengekorinya sampai pulang. Perasaannya seolah berantakan begitu saja. Apalagi, kalau bukan pandangan matanya yang tak sengaja melihat Arland sedang bersam wanita lain.Rasanya ia ingin bersikap biasa, tapi kok susah sekali. Malah jadi luar biasa nyeseknya.“Kesal nggak, sih. Gue ngekorin dia sampai rumah, tapi gue malah ditinggal sendirian. Enggak tahu apa, kalau tamu adalah ratu.” Dira mengarahkan pandangan ke sekelilingnya. “Anggap aja rumah sendiri kali, ya,” gumamnya."Kamu siapa?” tanya seseorang yang mengagetkan Dira dan membuatnya seketika beranjak dari duduknya.Tersenyum manis. "Saya Dira temennya Kiran,” jelas Dira memperkenalkan diri sambil salaman."Oo, temennya Kiran toh. Saya neneknya Kiran.""Salam kenal, Nek,” ucap Dira. Biasalah, ya ... pertemuan pertama. Next, baru deh memperlihatkan betapa hebohnya d
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-08
Baca selengkapnya

BAB : 30

"Astaga! Kiran.”Beliau mengarahkan telunjuk ke arah pintu kamar yang masih terbuka lebar.“Ini sudah malam dan pintu kamar masih kamu buka lebar. Kalau maling masuk gimana?” Langsung mengomel."Hufft ....” lega Kiran.Bagaimana tak lega, karna ia barusan berpikir kalau neneknya melihat keberadaan Arland."Kenapa?" tanyanya melihat ekspressi Kiran."Enggak, Nek,” elak Kiran."Tutup pintunya dan segeralah tidur."Kiran mengangguk.Setelah ia yakin kalau neneknya sudah pergi, Kiran langsung menutup pintu kamar dan menuju ke arah lemari dengan sedikit berlari. Bisa-bisa apa yang dikatakan Arland tadi benar-benar terjadi.Saat pintu lemari terbuka, ia dapati cowok itu dalam keadaan terduduk dengan lemas dan keringat mengucur membasahi badannya."Kamu nggak kenapa-kenapa, kan?"Kiran membantu Arland keluar dari dalam lemari dan membawa menuju tempat tidur. Menyabar kotak tisu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status