"Oh ya, apa aku terlalu memberatkanmu? Maksudku kamu kan memakai tongkat, melangkah saja pasti sulit. Apa perlu aku persiapkan supir khusus untuk menjemputmu setiap siang?" tanya Bian, kembali membuka pembicaraan setelah perhatian Clara hanya tertuju pada Fio. Akhirnya anak itu diam juga. Memang kadang Bian kesal ketika Clara terus saja mengoceh apalagi menyindir dengan mulut jujurnya.Mata Anjani melebar mendengar pertanyaan Bian, ia menggeleng cepat isyarat menolak. Lagi-lagi pria itu berlebihan, pikirnya. "Nggak usah, pak. Tapi kalau bapak mau, bapak sebaiknya persiapkan supir khusus, bukan menjemputku tapi mengambil makanannya saja, karena hanya minggu ini saya ada waktu luang untuk ikut mengantarkan."Lain maksud Anjani dia akan selalu menolak tawaran Bian. Tetapi mengingat pria itu memiliki banyak kesibukan, pasti akan sangat merepotkan.Bian menangkap ketidaknyamanan dari raut Anjani. Dia lantas mendengus p
Read more