Home / CEO / TAWANAN CINTA CEO / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of TAWANAN CINTA CEO: Chapter 71 - Chapter 80

145 Chapters

71

Jika bukan karena kondisi seperti ini, Lily tidak ingin berjualan tubuh seperti ini. Tapi, Lily sungguh tidak berdaya dan tidak punya pilihan lain lagi. Hanya ini, satu-satunya cara mendapatkan uang dengan cepat. Lagi pula, Chris termasuk orang yang menempati janji. Setelah selesai main ia dibayar dengan mahal dan bervariasi. Tergantung tingkat kepuasannya yang diterima. Sambil menelan ludah karena lapar, Lily berusaha tidur beberapa jam sebelum kapal mencapai dermaga. ‘Tok Tok Tok’ Dengan gaya malas, Lily turun dari atas ranjang dan berusaha membuka pintu kamar untuk melihat siapa yang mengetuk pintu. Saat pintu kamar terbuka, kedua mata Lily menatapi siapa yang mengetuk pintu dan membangunkan dirinya dari tidur. "Ternyata anda,” seru Lily dengan nada tidak senangnya kepada Chris. "Aku bawakan makanan,” balas Chris dengan memperlihatkan wajah tidak senang akan sapaan dari Lily. Seperti biasa, Chris masuk ke dalam kamar Lily dengan sikap sesuka hati. Kedua matanya me
Read more

72

*** Malam hari, kapal sampai di dermaga. James Holland tiba lebih awal untuk menjemput Lily. Kedua matanya tiada berhenti mengamati setiap penumpang yang keluar pelabuhan satu demi satu dengan posisi masih di dalam mobil. "Hmmm," gumam James Holland tidak sabar untuk bertemu dengan Lily. Pandangan mata Chris ke arah mobil ferrari hitam dengan plat mobil tidak asing. Awalnya, Chris mengira itu hanya perasaanya saja. Ternyata, bukan perasaan. Ketika Lily berjalan ke arah mobil tersebut dan masuk ke dalamnya. “Maaf merepotkanmu,” ujar Lily dengan wajah sedihnya. “Tidak merepotkan, santai saja. Bagaimana dengan liburannya?” tanya James Holland yang tidak ingin Lily merasa tidak enakkan kepada dirinya. “Buruk dan lelah. Banyak aroma bau parfume dan tubuh orang, kepala aku jadi nyut-nyutan dan perut mual. Sepertinya aku kena asam lambung tinggi,” dusta Lily untuk menipu James Holland. Dahi James Holland langsung mengerut dalam mendengar cerita Lily yang terkesan sial. “Wah, aku har
Read more

73

Selesai makan pagi, Lily kembali bekerja seperti biasanya. Kedua mata Chris masih menatapi monitor dengan tatapan rumit, Karena Lily terlihat begitu tenang. “Apa hanya perasaan aku saja,” Chris sengaja menaikan getaran pada alat kecil yang ia tanamkan di dalam celah inti Lily barusan. Getaran kecil yang bergetar hebat, dapat terasa oleh Lily. Dengan posisi alat getaran di saku bajunya. “Ck ck ck benar-benar hiper ceo satu ini,” batin Lily yang mengoceh akan tindakkan gila Chris yang hobi bermain dengan alat menjijikkan. Di dalam kantor, Chris masih menatapi Lily duduk dengan tenang tanpa merasakan apapun. "Mustahil alatnya rusak," batin Chris yang penasaran. Beberapa kali melihat Lily tidak ada perubahan. Emosi Chris yang mendadak tinggi, ia membanting remote kontrol ke tong sampah secara kasar. "Lihat saja pembalasan aku, kau akan menyesal. Aku jamin itu," oceh Chris dengan kedua tangan menjambak rambutnya secara frutasi. *** Sampai jam pulang, Lily tidak datang menemui C
Read more

74

Nelson Jong melihat kearah suara yang memangil dirinya. "Kamu?" balas Nelson Jong dengan memutar setengah leher menatapi Kirana di sampingnya. "Sudah waktunya," jawab Kirana dengan sopan dan berjalan duluan ke arah ruangan lain. Kemudian masuk ke dalam. pandangan mata Nelson Jong masih terfokus ke arah Kirana. Begitu rajin menggantikan Lily dan sudah mulai belajar make up, biasanya hanya berpenampilan apa adanya. Di lobi perusahan, lagi-lagi Chris melihat mobil brand ferrari hitam berplat nomor terkutuk datang menjemput Lily. Lalu Lily yang tertawa manis, ketika akan masuk ke dalam mobil. "Sial, berani sekali kau selingkuh di depan mataku?" pekik Chris yang mendadak kumat gila dan menendang salah satu tiang lobi perusahan. Kemudian mengikuti mobil ferrari hitam berplat nomor 13 dari arah belakang secara diam-diam dengan segala kata-kata tidak benar keluar dari mulut. "Nomor sial, Apa menariknya cowok brengsek itu?" kata Chris dengan percaya diri dan merasa dirinya merupak
Read more

75

Diantara nama yang di sebutkan, terdapat nama Lily. Hal itu menimbulkan kecemburuan devisi dua kepada Lily yang terpilih dari semua devisi yang ada. Berapa staff dari devisi lain juga kaget, tapi mengingat pekerjaan yang mereka kerjakan. Tentu tidak membuat mereka berpikir hal lain. Kecuali Nelson Jong, merasa aneh. Tumben Chris bisa rajin turun ke lapangan. Biasanya super malas dan harus dirinya yang melakukannya untuk mengurus semua ke malasan Chris yang sudah tergolong parah. Tanpa kecurigaan penuh, Nelson Jong tidak mengurus apa yang di lakukan oleh Chris saat ini. Sebaliknya Chris sudah tersenyum lebar. Mempersiapkan semua permainan yang akan di lakukan kepada Lily dan tiap devisi sengaja di pisah-pisah tugasnya. Di hari ke keberangkatan, Lily yang seharusnya pergi akhirnya batal setelah Nana yang mengurus semua tiket justru sengaja mengganti nama tiket Lily dengan nama dirinya sendiri untuk bisa bersama dengan Chris selama seminggu di pulau Jeju. Melihat tidak ada
Read more

76

Di apertement, Lily terbangun duluan dengan nafas sesak dan hampir mati kehabisan nafas. Ketika mendapatkan Chris teridur dengan menimpah tubuhnya. "Kurang ajar," umpat Lily dengan emosi naik tinggi, Ia mendorong tubuh Chris yang tanpa busana ke arah samping. Begitu menyadari diri tanpa busana juga, Lily sudah menyadari apa yang dilakukan Chris padanya saat tidak sadarkan diri. Ketika merasakan bagian bawahnya terasa perih, Jemari Lily segera menyentuh bagian bawah. Seketika jemari Lily terasa basah dan lengket, ditambah lagi dengan tubuhnya banyak bekas cinta. "Benar-benar kena penyakit hiper," batin Lily dengan mencibir perbuatan Chris yang benar-benar keterlaluan terhadapnya. Chris yang sudah bangun tidur, melihat Lily duduk di tepi ranjang. lalu menarik tubuh Lily dan menekannya di atas. "Kita lak
Read more

77

Ketika semua staff sudah pulang kerja, sisa mereka berdua dalam kantor dan hari ini Chris tidak bisa mengawasi Lily. “Apakah masih bersama pria sialan itu atau tidak?” batin Chris penuh kecurigaan dan rasa cemburu menguasai hatinya. Emosi Chris membara tinggi hingga menyebabkan dirinya bekerja super cepat sampai semua dokumen selesai. Sehingga Nelson Jong baru pergi dengan setumpuk dokumen yang sudah selesai dengan wajah terlihat senang. “Andai kau lebih rajin, maka tidak akan menderita seperti ini. Chris yang bodoh,” batin Nelson Jong yang tertawa bahagia di atas penderitaan Chris. Tak ingin membuang waktu, Chris memilih segera pergi mencari Lily di lobi perusahan. Kedua mata Chris tidak menemukan sosok Lily yang sudah tidak ada di mana pun. “Sial,” umpat Chris mengepalkan kedua tangannya secara kuat dengan gigi bergertak. *** Lily berdiri di depan lobi rumah sakit dengan wajah kusut. Ia memijit dahinya berapa kali dengan melangkahkan kedua kaki memasuki area k
Read more

78

. Melihat tubuh Lily yang sempurna, seksi semakin menambah gairah Chris. Karena posisi tubuh Lily yang menukik ke atas dan bergetar. Chris yang sudah tidak bisa menahan gairahnya, ia segera menarik benda tumpul tersebut dan memasukkan barangnya ke dalam celah inti Lily yang sudah basah. Merasakan kehangatan dan rasa yang sempit, Chris mengerakkan pinggangnya lebih cepat hingga terdengar suara perpaduan keduanya. Bahkan tanpa sadar, Lily menaikkan pinggulnya saat merasakan perlepasan untuk kesekian kalinya dan juga merasakan rasa nikmat yang berbeda dari sebelumnya. “Ak fuuukkkk…. Mengapa kamu begitu nikmat,” seru Chris yang bergerak naik turun untuk mengejar pelepasan. Nafas Chris semakin tersenggal ketika mengerakkan pinggul lebih cepat lagi hingga melepaskan semuanya di dalam tubuh Lily. Akhirnya, Chris mendapatkan pelepasan dengan kepuasan sesuai keinginanya sedangkan Lily sudah tidak sadarkan diri lagi karena kelelahan dengan permainan brutal dari Chris. Seperti biasa, Chr
Read more

79

Api kecemburuan Chris meningkat tajam. Chris berencana untuk memanggil Lily ke kantornya dengan tujuan untuk memberikan hukuman pada Lily yang tidak ada kapok-kapoknya selalu berjalan dengan pria lain di depan matanya. Padahal sudah di peringatkan berkali-kali. Melihat Chris yang menatapi dirinya, Lily langsung membuang wajah cantiknya ke arah lain. "Menjijikkan," cibir Lily di dalam hati akan keberadaan Chris. Sikap Lily yang seperti itu, menambah kekesalan dan kecemburuan Chris berlipat-lipat dari sebelumnya. Malam harinya, Chris berencana ke tempat Lily. Tapi niatnya batal, karena kedatangan Nelson Jong yang tiba-tiba untuk membahas pekerjaan soal perusahan. “Sial,” umpat Chris yang kesal dalam hati akan kehadiran Nelson Jong yang datang tetiba hingga semua rencana jahatnya gagal total untuk menyetubuhi Lily setiap malam. “Ada apa?” tanya Nelson Jong dengan kedua mata menyelidik. Ketika melihat wajah Chris yang kusut sejak tadi. “Tidak ada
Read more

80

Di saat semua staff pada pergi untuk makan siang, Chris memilih untuk keluar duluan dan di susul oleh Lily dari belakang dengan membawa berapa kardus kecil untuk mengelabuhi staff lain yang berpapasan di jalan. Melihat Lily yang bawa berapa barang, berapa staff pria langsung menawarin Lily bantuan. "Terima kasih," ucap Lily kepada berapa staff pria yang membantunya. Karena bagi Lily keberadaan mereka sangat terbantu, berbeda dengan Chris yang menatapi para staff pria dengan sinis. Chris sangat tidak suka dengan setiap pria yang mendekati Lily dari arah belakang dengan menawarkan bantuan sebagai modus. Menyadari tatapan tajam Chris yang sejak tadi mengarah ke arahnya. Lily memilih bersikap cuek dan hal ini benar-benar tidak di sukai oleh Chris. Chris sengaja menekan tombol lcd di ponsel untuk memberikan hukuman kepada Lily. Sedangkan Lily berjalan berlengak-lengok ke arah lain, Seolah mengatakan kepada Chris. Bahwa alat kecil itu sudah ia buang. “Keparattt….” umpat Chr
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status