Beranda / CEO / TAWANAN CINTA CEO / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab TAWANAN CINTA CEO: Bab 51 - Bab 60

145 Bab

51

"Aku mau keluar lagi untuk mengambil obat demam untukmu," jelas James Holland yang tidak ingin membuat Lily merasa takut. "Eh?" balas Lily yang terkejut dengan kedua mata terbelalak besar. "Itu?" balas Lily dengan kalimat amigu. James Holland memperlihatkan senyuman lembutnya kepada Lily. "Aku akan cepat kembali. Kamu mandi dulu dan santai saja, aku tidak akan aneh-aneh padamu." "Iya,” balas Lily gugup dengan wajah bersemu kemerahan. Tidak ingin membuat Lily tegang, James Holland memilih untuk keluar dari kamar. Ia memasuki lift dan turun ke area pakiran mobil hotel untuk mengambil beberapa peralatan untuk tidur, termasuk pakaian tidur untuk dirinya dan Lily. Karena profesinya seorang dokter, maka segala persiapan darurat selalu dipersiapkan di bagasi mobil beserta piyama untuk wanita dan pria dengan berbagai ukuran. Di kamar mandi hotel, Lily semakin tegang. Ia meredam di dalam bak mandi dengan pikiran sudah kemana-mana. "Jangan pikir macam-macam, Li. James Holland tida
Baca selengkapnya

52.

Beberapa kali Lily mencuri pandangan ke arah James Holland yang kini duduk di kursi sambil mengeringkan rambut dan mata James Holland melihat layar laptop yang berisi data pasien di bawa pengawasannya tanpa menyadari jika Lily semakin mencuri pandangan ke arahnya. "Lily, kamu sudah tidur?" tanya James Holland tetiba. "Belum,” balas Lily dengan suara seraknya. "Apakah Ac-nya telalu dingin?" tanya James Holland menatap AC yang menyala dengan menyipitkan kedua matanya yang biru ke hazel. "Sedikit, tapi aku pakai selimut kok. Jadi tidak dingin," jawab Lily pelan. "Aku naikkan sedikit suhunya." Demi mencegah demam Lily semakin parah, James Holland sengaja menaikan suhu ruangan kamar. Ia berjalan kearah ranjang untuk mengambil satu bantal dan tatapan mata Lily masih ke arah James Holland yang hanya mengancingkan beberapa kancing di piyama atasnya. "Aku tidur di lantai,” ucap James Holland dengan senyuman untuk menyembunyikan rasa tegangnya di hadapan Lily. Lily masih menatapi James
Baca selengkapnya

53

*** Di hotel dekat pantai, James Holland yang terbangun duluan menatapi Lily yang masih tertidur di dalam pelukkannya. Senyuman di wajahnya terlihat bahagia dan cerah. Sebenarnya James Holland agak tidak rela untuk membangunkan Lily yang sedang tidur lelap, tapi waktu terus memaksa dirinya untuk membangunkan Lily. "Lily," panggil James Holland yang tak dihiraukan Lily yang masih tidur nyenyak. Setelah dipikir-pikir, James Holland memutuskan untuk tidak membangunkan Lily. Ia memilih untuk membiarkan Lily tertidur sampai puas dan juga bisa memandangi wajah Lily dalam waktu yang tidak banyak. Kemudian berharap dalam hati, waktu bisa berhenti lebih lama lagi. Tapi harapan tetap harapan bagi James Holland. Lily terbangun oleh suara Cleaning Service yang menyedot debu di lorong dengan suara keras. "Sepertinya. Tuhan masih belum berpihak padaku," batin James Holland hanya bisa berkata dalam hati sambil memandangi Lily yang menatapi dirinya dengan tatapan kantuk. "Selamat pagi, ba
Baca selengkapnya

54

"Chris," saut Nelson Jong yang cemas melihat wajah Chris yang pucat pasih dengan tubuh gemetaran. "Hmm …." gumam Chris pelan dan berusaha membuka kedua mata lengketnya. "Kau kenapa bisa sampai demam seperti ini, huh?" tanya Nelson Jong bingung. Melihat Chris masih diam dan tak bertenaga, Nelson Jong melarikan Chris ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan. Beberapa jam kemudian, Chris mulai sadar dan melihat sekelilingnya berwarna putih. Tetiba dahi Chris mengerut dalam, Karena ia tahu tempat ini dan juga tidak suka dengan aroma obat-obatan yang menghiasi ruangan. "Sudah bangun?" Suara Nelson Jong terdengar karena berada di samping Chris. "Iya, kepalaku sakit banget. Apa yang terjadi padaku?" rintih Chris memegang kepalanya dengan sebelah tangan. Nelson Jong yang sudah cukup kesal dengan kebodohan Chris, Ia hanya bisa menghela nafas panjang. "Siapa suruh kau bodoh s
Baca selengkapnya

55

Lily mengeluarkan suara merdu, ketika merasakan benda keras masuk ke dalam tubuh tanpa panasan. Chris menikmati suara merdu Lily dan kian bernafsu untuk melakukan hal yang lebih kasar kepada Lily. Desahan selanjutnya membuat Chris lepas kendali untuk memasuki tubuh Lily dengan gerakan cepat. "A.. sakit …." Lily terbangun dan terkejut saat iris matanya yang cantik sendu menatap di hadapannya yang gelap, Ia tidak bisa melihat wajah dari pemerkosa tubuhnya. Sedangkan barang dari pemerkosa masih di dalam tubuhnya dan terus bergerak bebas dan belum di keluarkan. "Siapa?" teriak Lily dengan suara bergetar. Lily terpaku dengan bibir bergetar. Chris masih diam dan tidak menjawab. Ia ingin memberikan pelajaran lebih pada Lily yang tidak menepati janji. Chris mulai mengecup bibir Lily dengan paksa dan kedua tangan meremas kedua dada Lily secara kasar. Lily tersentak saat pemerkosa mengecup bibirnya. Memaksa kedua bibirnya untuk terbuka. Lidahnya menerobos masuk dengan kecupan y
Baca selengkapnya

56

"Aku akan membuka kedokmu, Tuan Chris," Lily berkata dalam hati. Ia memalingkan tubuhnya yang lelah akibat permainan Chris brutal barusan. Liky berusaha menenangkan nafasnya dan mulai tertidur dalam tangisan akan nasibnya yang menjadi wanita pemuas nafsu. Chris yang masih kesal dengan apa yang tidak sesuai harapan. Ia memilih pergi dari dalam apertemen Lily dengan mengeluarkan berapa umpatan di sertai dengan kemarahan. Di pakiran luar, Chris melampiaskan kekesalan di dalam hatinya dengan menendang roda mobil berapa kali. “Sial…” ucap Chris yang meninju mobil depan dengan kepalan tangan. Berapa orang yang melihat Chris yang seperti orang gila, Mereka memilih jauh dari hadapan Chris sebelum mendapatkan kesialan. Tidak puas melampiaskan kemarahan ke badan mobil, Chris memilih pulang ke apertemen mewah yang ia huni. Di dalam kamar mandi, Chris mengila seperti hewan buas yang lepas dari kandang. *** Keesokan paginya, kecurigaan Lily terbukti. Lily mendapatkan cek de
Baca selengkapnya

57

Antara sadar dan tidak sadar, Lily merasa sesuatu yang menyentuh jari kakinya dengan lembut dan terasa geli. Hingga bulu kuduk dan bulu tangannya berdiri semua akibat sentuhan tersebut. Tanpa Lily sadari, tubuhnya bereaksi dan menyukainya. Semakin lama, sentuhan itu semakin kuat dan dapat dirasakan oleh Lily. Sentuhan itu semakin tinggi hingga ke ujung lingerie. Lembut dan basah, ini tidak seperti jari melainkan seperti lidah yang sedang menjilati setiap lekuk tubuhnya. Dengan lidah, Chris menarik lingerie hingga terlepas dari bahu Lily. Kini, Chris menempelkan bibirnya secara bebas di kedua dua yang sintal dan kencang. Jari-jarinya terus menyentuh setiap lekuk tubuh Lily untuk memberikan rangsangan sebagai pemanasan sebelum lanjut ke sesi selanjutnya. 'Cup cup cup cup cup' Suara basah disertai gigitan kini turun ke area tersebut. Menjepit bagian paling sensitif disertai gigitan kecil yang membuat Lily semakin gila, menikmati sensasi ini yang di lakukan oleh Chris. Desahan manj
Baca selengkapnya

58

Dengan emosi menyesakkan dada, Chris memilih cepat masuk ke dalam mobil dengan tujuan mengikuti mobol Ferrari hitam dengan plat nomor 13 VD. Sepanjang perjalanan, Chris masih rajin mengikuti mobil tersebut. Sampai mobil mewah yang di ikutin berhenti di sebuah mall yang menjual banyak jenis pakaian. "Mau apa mereka berdua di mall ini," gumam Chris menerkah-nerkah. Seperti seorang detektif, Chris berjalan pelan untuk memperhatikan mereka dari belakang secara sembunyi-sembunyi. Melihat keduanya berjalan mesra dengan tangan pria berambut blonde keputih itu melingkarkan di pinggul Lily. Otak Chris langsung meletus di saat itu juga seperti semburan letusan gunung berapi dengan kekuatan bom perang dunia ke 2. "Wanita sialan," teriakkan Chris dengan suara nyaring di dalam hati sembari mengutuk Lily dengan kata-kata jahat. Baru saja Chris ingin berjalan ke arah mereka, Tetiba-tiba pasukan wanita pemburu diskon menabrak Chris secara beruntun. Hingga tubuh Chris sempat terinjak-
Baca selengkapnya

59

"Lily, jangan berlari seperti itu. bahaya," nasehat James Holland menatap Lily dengan tatapan cemas. Lily yang tidak ingin James Holland tahu bahwa dirinya bertemu pria yang memamerkan burungnya di parkiran dan sekaligus CEO perusahaan SAG. serta pria yang memperkosa dirinya setiap malam. Lily berusaha mengatur nafas dan mengikuti James Holland masuk ke dalam mobil. "Aku takut membuatmu kelamaan menunggu," dusta Lily yang berusaha untuk menipu James Holland. Mendapatkan jawaban Lily yang tidak masuk akal. James Holland mengerutkan keningnya. "Kau telalu berlebihan. Lain kali jangan seperti itu lagi,” balas James Holland pada Lily yang di sertai nada memperingati kelakuan Lily barusan. "Baik," jawab Lily dengan senyum manis kepada James Holland yang menatapi dirinya dengan lembut. Sesekali Lily memandangi dress soft pink yang di dalam paper bag dengan senyuman manis. Dress yang akan di gunakan untuk menghadiri pesta di kapal pesiar yang diwajibkan oleh perusahaan SAG yan
Baca selengkapnya

60

Desah Lily penuh gairah dari menit demi menit. Semakin membuat Chris gelap mata hingga mengoyangkan pinggangnya semakin kencang seperti mobil balapan di sirkuit. "Wanita ini memang sengaja atau bagaimana sih?" Chris berkata dalam hati, ketika ia menusuk celah inti tubuh Lily dengan beberapa kali tusukkan lebih dalam. "Lebih cepat lagi," desah Lily yang terus mengeluarkan suara mengoda di dekat telinga Chris. Suara desahan Lily semakin memancing birahi Chris hingga ke puncak paling tinggi. Tak cukup mengeluarkan suara merdu, Lily memutuskan menggigit telinga Chris untuk menandainya. Agar bisa memastikan pria yang selalu menyentuhnya setiap malam adalah Chris. Karena besok adalah hari sabtu dan merupakan waktu di mana tubuhnya menjadi milik Chris seutuhnya. Chris tidak merasakan sakit apapun di telinganya, ketika Lily menggigitnya. Sebaliknya hal ini membuat Chris semakin keras, kuat untuk memasuki tubuh Lily. Merasakan tanda-tanda, Chris sengaja mengeluarkan semua
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status