Beranda / CEO / TAWANAN CINTA CEO / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab TAWANAN CINTA CEO: Bab 41 - Bab 50

145 Bab

41

Untuk mencegah orang lain datang, Chris menyumpal mulut Lily dengan pakaian dalam pria. "Mmmpppph.” Lily yang sudah tidak bisa berteriak membuat Chris merasa puas. ia menaikkan tubuh Lily sedikit ke atas dengan kedua tangan menyentuh bagian atasnya, sedangkan bagian bawah Chris tidak mencabutnya. Ia sengaja membiarkan di dalam tanpa bergerak. "Mmmpppph." Lily menggoyangkan kepalanya berharap kain hitam di matanya bisa lepas dan melihat wajah pria yang memperkosanya. Lily merasa pria ini bukan mengangkat tubuhnya. Sebaliknya, kedua buah kembar dipijit dengan keras dan berulang kali dan di sentil bagian ujungnya. Kemudian di susul dengan bagian bawah yang mulai bergerak dihentakkan terus menerus hingga ia mengalami klimaks dalam jumlah banyak. Chris belum mendapatkan kepuasan batin. Ia terus bergoyang cepat seakan ingin menghancurkan tubuh bawah Lily. Sedangkan Lily sudah klimaks beberapa kali tanpa bisa bersuara dengan tubuh bergetar hebat karena lelah dan sekalig
Baca selengkapnya

42

Chris berjalan ke arah kamar Lily, Kedua mata Chris menatap Lily yang tertidur dengan dress tidur di mana tali menurunin salah satu bahu yang mulusnya. Seketika darah di tubuh Chris berdesir dengan hebat dan berkumpul di satu titik pusat tubuhnya. Lily merasa dirinya sedang bermimpi dan merasakan setiap sentuhan di bagian atas. Hingga menurun ke bawah. Sentuhan di bagian itu tidak berkurang dan justru semakin liar seakan menghancurkannya. "A," Suara merdu tetiba keluar dari bibir Lily dengan mencekram sprei berusaha menendangkan kakinya yang tertekan oleh sesuatu agar tidak membiarkan benda tajam dan keras itu semakin masuk ke dalam. Kedua mata Lily terbuka melihat sekelilingnya gelap tanpa cahaya. ia tidak bisa melihat wajah pria yang kembali memperkosanya. Jantungnya berdetak kencang, tubuhnya kembali digoyangkan dari depan secara tidak beraturan. "Tidak ... tidak ... tolong ...." pekik Lily dengan mengeluarkan suara lumayan keras dengan nafas tersengal-sengal. Mendegar suara
Baca selengkapnya

43

"Ikut aku!" perintah Chris mutlak. Lily menulikan telinganya, Ia terus berjalan menjauhi Chris dengan langkah yang cepat. Chris yang di cuekin semakin kesal, ia bergegas untuk mengejar langkah kaki Lily yang semakin menjauh darinya. “Apa kau tuli,” seru Chris yang menarik tangan Lily dengan kasar. “Lepasin,” balas Lily yang merontah-rontah. Kini giliran Chris yang menulikan telingannya, Ia menarik Lily ke arah lift dan keduanya masuk ke dalam lift secara bersamaan. Chris yang dalam keandaan emosi tinggi menekan tombol ke arah pakiran mobil dengan maksud memberikan Lily pelajaran. "Tuan Chris, apaan kau ini. lepaskan aku!" tolak Lily merontah-rontah lagi. Lily terus memukul tangan Chris yang telalu kasar menariknya, hingga terasa sakit. Lift turun sampai ke area mobil Chris di pakirkan. Tidak ingin menunggu lagi, Chris langsung menarik Lily keluar dari dalam lift dengan langkah kaki besar menuju ke arah mobilnya. "Katakan padaku dengan pria mana kau bermain hari ini, huh?" be
Baca selengkapnya

44

Lily merasa dingin di tubuh bawahnya. Ia ingin berteriak, tapi suara yang keluar terpendam karena Chris menutup mulutnya dengan kecupan kasar. Setelah beberapa lama, Chris melepaskan Lily yang sudah tidak ada tenaga untuk melawan. Keduanya terengah-engah. Lily merasa agak pusing karena kekurangan oksigen, tetapi Chris hanya sedikit terengah. Melihat tatapan Lily yang kabur, bibir kecilnya yang membengkak dan tenggorokan yang naik turun, Chris langsung melepaskan semua pakaian dalam berserta stoking. Di saat Lily tidak ada tenaga untuk melawan dengan cepat dilempar ke samping. Lily hanya bisa pasrah ketika melihat pakaiannya mulai terlepas semua dan dibuang ke samping. ia merasakan sesuatu yang keras dan besar di antara kedua kakinya. Lily masih berusaha melepaskan diri dari barang Chris yang sudah siap masuk ke dalam. "Jangan, Kamu pergi cari wanita lain saja yang bisa memuaskanmu." Chris tertawa keras mendengar perkataan Lily yang dianggap sebagai bahan lelucon. Lalu memel
Baca selengkapnya

45

"Ulangi lagi!" perintah Chris dengan wajah bahagianya akan panggilan dari Lily barusan. "Apa? Tidak salah?" balas Lily yang terkaget dengan permintaan Chris yang menurutnya tidak masuk akal sama sekali. "Tidak, ulangi sekali lagi dengan suara lembut." "Suamiku," suara Lily yang merdu dan mengoda membuat Chris semakin tidak tahan. Chris langsung mengecup bibir Lily dengan lumatan, Kemudian mengeluarkan kata pintar. Tatapan mata keduanya saling melihat satu sama lain. Lily mengira Chris akan keluar untuk mengemudikan mobil. Ternyata, Chris malah menekan tombol jendela untuk menurunkan jendela mobil. Bersamaan dengan jendela mobil yang menurun, wajah satpam terlihat semakin jelas. Lily sangat marah, tanpa terasa bagian tubuhnya mengetat kembali. Chris tidak tahan dan melepaskan jasnya untuk menutupi tubuh Lily dan menahannya di bawah tubuhnya agar tubuh Lily tidak terlihat oleh satpam tersebut. Satpam itu mengenal Chris yang merupakan CEO perusahaan SAG. Antara kaget dan
Baca selengkapnya

46

Nana berjalan dengan gaya lelah ke arah Chris. sedangkan Chris tidak perduli dengan apa yang dilakukan oleh Nana serta terus berjalan menjauhi Nana secepat mungkin. Nana yang kesal akan sikap dingin Chris, ia berjalan cepat mengejar Chris dari arah belakang. "Tuan Chris, apa boleh anda antar saya pulang?" Nana berharap banyak dengan mengeluarkan suara memelas. Chris menghentikan langkah kakinya, keningnya berkerut dalam mendadak melihat Nana yang memakai dress ketat serta menampakan kedua buah kembarnya. Takut dirinya tergoda, Chris memilih cara lain untuk menghindari Nana. "Saya panggilkan taxi untukmu," tawar Chris yang mengeluarkan ponselnya dan melihat tidak ada nomor taxi. Chris berjalan ke arah satpam meminta untuk memanggilkan taxi untuk mengantar Nana. Wajah Nana langsung hitam melihat sikap Chris yang berbagi kasih antara dirinya dan Lily. Nana yang tidak terima atas sikap Chris padanya yang terkesan membuangnya. Ia langsung berlari mengejar Chris
Baca selengkapnya

47

Chris sengaja menutup kedua mata sebentar dengan membiarkan air membasahi kepala dan tubuhnya yang gagah di kelilingi otot-otot kuat. Bayangan Lily yang mendesah dengan mata tertutup di kamar sungguh membuat Chris bergairah tinggi. Nafsu birahi semakin memuncak ketika bayang-bayang suara Lily yang manja dan merdu mengikuti setiap gerakkan kasar yang menyentuh bagian mulut rahim. Hal itu membuat Chris ingin pergi kembali ke apartement kumuh Lily untuk menyentuh tubuh Lily kembali dengan tujuan mendengarkan desahan Lily yang manja juga mengoda. "Kali ini akan aku paksa kau melayani aku sampai pagi," ucap Chris dengan rahang mengerasnya yang menandakan ia tidak bermain-main dengan ancamannya barusan. "Aku tidak sabar membuat kau mendesah kuat malam ini," batin Chris yang sudah tidak sabaran. Chris memakai bajunya dengan cepat, Ketika membuka pintu kamar dengan tergesah-gesah. Kedua mata Chris terbelalak besar saat melihat keberadaan Nelson Jong duduk di atas r
Baca selengkapnya

48

"Memang kau bisa stress?" tanya Lily dengan tatapan mata curiga karena seolah mengalihkan pembicaraan. James Holland menghela nafas panjangnya. "Bisa dong, Tiap hari dimaki-maki orang tua pasien. Siapa yang tidak stress," dusta James Holland yang tidak ingin Lily semakin curiga dengan apa yang ia pikirkan barusan. "Wah, ternyata jadi dokter berat juga ya. Aku kira selama ini bisa santai," ucap Lily yang baru tau, kerja jadi dokter sungguh berat. Selain harus memeriksa pasien dan juga harus sabar di marahi para keluarga pasien. "Tentu saja, kami harus menghadapi emosi pasien dan keluarganya yang tidak stabil. Sungguh lelah dan merepotkan sekali,” balas James Holland yang mengeleng-ngeleng kan kepala dan menghela nafas panjang kesekian kalinya yang menandakan ia sungguh stress. Sehingga butuh liburan untuk menenangkan diri. Kedua mata Lily masih menatapi James Holland. James Holland menundukkan kepala dengan nafas panjangnya seakan menunjukkan dirinya sangat lelah menjadi seorang d
Baca selengkapnya

49

“Iya, aku sedang bersiap-siap. Bentar lagi selesai,” balas Lily yang mengakhiri pembicaraan dengan James Holland secara sepihak. Lily memutuskan, hari ini ia tidak ingin melayani Chris dan memilih untuk menenangkan diri seharian, sehingga memutuskan untuk bermain sampai puas bersama pria yang diam-diam dicintainya. Sebelum pergi, Lily mematikan ponsel dan menaruh di dalam laci. Perlahan tatapan mata Lily penuh kebencian pada ponsel yang menyimpan nomor Chris tersebut. Chris yang menghubungi Lily berulang kali dan tak digubris oleh Lily sama sekali. Tetiba emosi Chris tinggi, lalu membanting ponselnya ke lantai. Semua yang disiapkan oleh Chris menjadi sia-sia. Makanan mewah, wine mahal dan pakaian indah serta perhiasan mahal semua dibuang ke tempat sampah. "Wanita itu benar-benar tidak sadar dengan status dirinya. Akan aku buat kau sadar dengan statusmu yang merupakan wanita jalang tidak berharga," seru Chris membanting pintu dengan kencang, kemudian memutuskan untuk pergi mencar
Baca selengkapnya

50

"Lain kali kita datang lagi,” James Holland sengaja mengatakan kalimat barusan untuk melihat reaksi Lily. "Benarkah? Kamu mau datang lagi, James." Ternyata benar, senyuman Lily palsu dan kebahagiaan di depan matanya juga. Semua palsu dan mata kecoklatan ke emasan tetap gelap dan hampa. Tidak ada kehidupan. Tidak ada tanda-tanda jiwa di dalamnya. Senyuman yang sengaja dipaksakan. Semua karena obat pandora heart yang memanipulasi perasaan. "Ini obat untuk sebulan. 1 minggu minum 1x. Efeknya lumayan lama," terang James Holland sambil menunjukkan bungkus obat di tangannya. "Terima kasih, Kak James. Ha…ha…ha,” balas Lily dengan tawa manisnya. James Holland sempat mengerutkan dahinya, karena ia tidak suka dengan apa yang di katakan oleh Lily barusan. Tapi James Holland merasa ia tidak boleh gegabah, Sehingga memilih untuk mengikuti perkataan Lily. "Ya, aku ini kakakmu. Jadi, kamu harus rajin minum obatnya. Jangan bolong-bolong lagi," oceh James Holland lagi. "Maaf, aku lupa,” ucap Li
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status