Home / Romansa / Cinta Lama Belum Kelar / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Cinta Lama Belum Kelar: Chapter 41 - Chapter 50

77 Chapters

41. Pertemuan Dua Hati Yang Patah

"Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Eza tanpa melepaskan cekalan tantannya pada pergelangan tangan perempuan itu."Bukan urusanmu, lepaskan!" bentak perempuan itu."Aku nggak akan lepasin kamu!" kata Eza tajam dengan pandangan mata mengintimidasi."Cih, kamu pikir aku akan takut pada tatapanmu? Naif sekali!" maki perempuan itu sambil mengibaskan tangannya kuat.Cekalan tangan itu terlepas dan perempuan itu terpeleset sehingga ia terlempar ke luar besi penghalang jembatan."Aaaaa ...!"Set.Eza sigap menangkap tangan perempuan itu lagi."Kenapa? Bukannya tadi kamu ingin melompat? Kenapa sekarang berteriak?" tanya Eza sinis pada perempuan yang tak ia kenali itu.Perempuan itu menggeleng. "Tolong, tolong selamatkan aku. Ak-aku masih tidak ingin mati," pinta perempuan itu memohon."Apa untungnya bagiku kalau aku menyelamatkanmu?" tanya Eza acuh."Kamu akan mendapat pahala karena kamu telah menyelamatkan nyawa se
Read more

42. Berjuang Meminta Maaf

Eza membukakan pintu untuk perempuan itu sebelum ia ikut masuk ke dalam mobilnya."Ngomong-ngomong siapa namamu?" tanya Eza sambil menyalakan mesin mobilnya."Namaku Sherly, namamu?""Eza," balas Eza singkat."Dimana rumahmu?" tanya Eza lagi."Rumahku nggak aku bawa, berat," balas Sherly humor.Eza terkekeh."Rumahku ada di jalan Kamboja, jalan aja, nanti aku tunjukkan jalannya," lanjut Sherly."Oke."***Dua puluh menit kemudian mobil yang dikendarai Eza telah sampai pada tempat tujuan, sampai di rumah Sherly."Ini rumahmu?" tanya Eza mengerutkan kening."Ya, ini rumahku," balas Sherly."Ini rumah pak Chandra, kamu adalah putri pak Chandra Yogiswara?" Eza bertanya lagi."Ya, aku Sherly Yogiswara. Kenapa kamu kelihatan sangat terkejut?""Ya, aku terkejut. Aku nggak menyangka aku akan bertemu dengan putri Chandra Yogiswara yang terhormat. Terlebih lagi, dia sangat cantik," puji Ez
Read more

43. Pertemuan Yang Mengejutkan

Drrtt ... drrttt ....Ponsel Alfa yang tergeletak di atas meja berdering. Alfa langsung mengambilnya dan mengangkat telpon yang masuk."Hallo.""Bro, dimana?" tanya si penelpin to the point."Lagi di kafe Putih nih, sama Naura, kenapa?" tanya Alfa pada si penelpon yang tak lain adalah Vano."Aku baru sempat lihat berita dan aku kaget karena kekacauan itu, kamu sampai diserang gitu, emang gila itu perempuan. Tapi kamu masih hidup kan?" tanya Vano ngaco."Masa iya aku bawa HP ke liang lahat? Emangnya kalau udah mati aku masih bisa angkat telpon dari kamu? Bodoh dipelihara," cibir Alfa."Haha ... ya nggak gitu juga. Maksudnya kamu baik-baik aja kan?" tanya Vano lagi."Aku baik-baik aja kok. Aku masih sehat dan masih sanggup mencintai Naura," kata Alfa sambil terkekeh. Matanya menatap menggoda ke arah Naura namun Naura malah membalasnya dengan memutar bola mata."Ck, untung aku udah terbiasa, kalau nggak aku bisa muntah!" tu
Read more

44. Alfa Kenapa?

Naura dan Alfa saling berpandangan seolah berkomunikasi melalui tataoan matanya. Kemudian Naura menarik bahu Sherly untuk bangun."Jangan berlutut. Seharusnya kamu berlutut pada Tuhan," kata Naura.Sherly pun bangun."Aku memang orang yang sedikit sulit memaafkan orang lain. Tapi karena kami audah menyesali perbuatanmu dan aku melihat kamu tulus meminta maaf jadi aku akan memaafkanmu dengan satu syarat," ujar Naura."Apa syaratnya, Naura?""Berubahlah jadi lebih baik, dan ubahlah kebiasaan burukmu," kata Naura.Sherly berkaca-kaca. "Iya, Naura, tentu. Aku sudah bertekad untuk memperbaiki hidupku," balas Sherly."Dan kalau kamu bersama Eza mungkin itu lebih baik. Dia pasti akan bisa membawamu untuk menjadi lebih baik. Eza pria yang baik dan dewasa. Coba saja untuk lebih mengenal Eza," celetuk Naura.Eza terkekeh sambil geleng-geleng."Za, kamu udah dicariin jodoh tuh sama Naura," celetuk Alfa menambahi."Kalau itu
Read more

45. Nutrisi Dan Vitamin Terbaik

"Tenanglah, Ra, Alfa pasti akan baik-baik aja, oke?" Vano masih terus menenangkan Naura yang terus bergerak gelisah."Alfa orang yang kuat," lanjut Vano."Aku tahu, Van, dia kuat. Tapi tetap saja aku takut. Dia pasti kesakitan, Van," ujar Naura.Vano menghela napas. "Iya, pasti sakit, tapi bagi cowok sakit adalah teman. Buktinya dia rela pukul-pukulan sama Eza dan nggak kapok kan?"Naura terkekeh. Lumayan, dia sudah tidak setegang tadi."Kamu disini sebentar ya? Aku akan beli minum buat kamu, supaya kamu nggak syok, supaya kamu lebih tenang," kata Vano."Iya.""Tapi kamu sendirian disini," kata Vano lagi."Nggak papa, Vano, pergi aja. Tolong belikan minuman hangat aja ya," pinta Naura."Oke siap, Ibu peri. Nanti aku akan kabari tante Nalin juga supaya dia kesini," ujar Vano sebelum pergi."Iya, makasih."***Vano membawa dua cup minuman hangat untuk Naura dan juga dirinya sendiri."Vano!"
Read more

46. Jebakan Yang Menguntungkan

"Itu kenapa perusahaan bisa sampai seperti itu, Al? Ayah cuma pergi beberapa bulan aja loh, kenapa bisa ada kekacauan begitu?" tanya Abimanyu."I-itu, Yah, ini kesalahanku, maaf," kata Alfa."Ayah nggak nanya siapa yang salah dan ayah nggak akan menyalahkan siapapun. Ayah cuma tanya itu kenapa bisa begitu?" tanya Abimanyu lagi."Ya ... bisa, Yah, karena ada yang mengacaukan," celetuk Alfa asal.Abimanyu menggeleng-geleng. "Kenapa pula itu kepalamu dibungkus-bungkus?""Sakit, Yah," balas Alfa jujur."Iya, ayah juga tahu itu sakit. Habis jatuh?" tanya Abimanyu menyelidik."Ceweknya Alfa ngamuk, Yah, dia mengacaukan perusahaan dan bikin kepala Alfa terluka gitu," celetuk Nalin yang datang membawa tiga gelas minuman."Ceweknya Alfa?" Abimanyu mengerutkan kening."Ibu, apaan sih! Jangan percaya ibu, Yah, ibu bohong," kata Alfa cepat. Nalin kemudian tertawa."Jadi siapa dia?" tanya Abimanyu."Yang mana?" tanya Al
Read more

47. Mbak Sapi Dan Mas Panu

"Kamu? Ngapain ada disini?" seru seorang gadis dengan raut tak suka."Suka-suka aku mau dimana aja. Apa urusannya sama situ, Mbak?" balas seorang pria yang juga berkata sinis.Si perempuan memutar bola mata malas. Tanpa membalas ucapan si pria lagi, ia pergi begitu saja.Gadis itu masuk ke dalam ruangan pimpinan Dynamite namun sebelumnya ia mengetuk pintu lebuh dulu seperti biasa.Tok tok tok!"Masuk aja," kata seorang pria dari arah belakang."Kamu lagi? Kamu buntutin aku?""Hei, Mbak Safira Anabel—""Safira Ainnabella, Evano Abrial!" potong si pemilik nama cepat."Aku asli orang jawa, lidahku susah buat sebut nama itu. Jadi aku bisanya sebut Safira Anabel," celetuk Vano. Safira memutar bola matanya jengah."Kamu nggak mau masuk? Harus banget aku bukain pintu?" kata Vano sambil melewati Safira.Sambil membuka pintu ruangan Alfa, Vano berkata, "idih, emang siapa situ harus dibukain pintu? Kayak tuan p
Read more

48. Perempuan Lain?

Genap satu minggu Alfa isirahat di rumah untuk pemulihannya. Dan selama itu pula Vano membantu Alfa di kantor. Meskipun ada Abimanyu namun Vano juga sibutuhkan di kantor karena belakangan banyak proyek penting yang datang bersamaan sehingga jadwalnya banyak yang berbenturan.Dan selama itupun Vano selalu bertengkar dengan Safira, tak luput seharipun. Mereka sudah seperti kucing dan anjing.Namun hari ini Alfa sudah kembali beraktifitas seperti biasa. Ia pergi ke kantor sejak pagi buta. Katanya ada banyak hal yang harus dipersiapkan untuk meeting dengan klien.Dan ya, mulai sekarang Vano tidak lagi bekerja di lapangan, dia ditugaskan untuk menjadi asisten Alfa sekarang. Karena sesuai permintaan Naura, istri boss tidak perlu bekerja.Istri? Belum. Tapi sebentar lagi."Akhirnyaaa kamu peka juga, Al," kata Vano random."Apa?" tanya Alfa tanpa menatap kearah lawan bicaranya."Iya. Kamu udah nggak menempatkan aku di lapangan lagi. Setidakny
Read more

49. Kekesalan Naura Tergantikan Dengan Kebahagiaan

"Alfa!" seru Naura membuat Alfa sangat terkejut begitu ia menoleh."Naura?""Siapa perempuan itu?" tanya Naura tanpa basa-basi."Perempuan yang mana?" tanya Alfa tak mau mengaku."Itu tadi yang sama kamu, yang baru aja pergi? Siapa perempuan itu, Al?" tanya Naura tanpa mempedulikan rasa malunya. Ia tak peduli jika menjadi tontinan banyak orang."Nggak ada perempuan disini, Ra, kamu salah lihat kali.""Aku nggak salah lihat, Al! Dimana perempuan itu? Gara-gara perempuan itu kamu jadi lupain aku. Kamu bahkan lebih memilih makan sama perempuan itu padahal aku nungguin kamu dari tadi. Kamu juga nggak kasih aku kabar, Al! Dimana perasaan kamu?""Disini." Alfa memegangi dadanya. Lalu ia meraih tangan Naura dan menempempelkannya pada dadanya."Disinilah perasaan cintaku untukmu, Naura," lanjut Alfa.Naura menarik tangannya lalu menghempaskan tangan Alfa begitu saja."Aku nggak mudah dibodohi. Dan aku nggak akan mudah per
Read more

50. Fitting Gaun Pengantin

Naura tengah berada di sebuah ruangan. Sebuah gaun sedang dijajalnya dan dengan bantuan desainer gaun itu dibuat agar melekat pas di tubuh Naura.Ini gaun yang ke tiga yang dijajal oleh Naura, namun Naura tetap pada pilihannya. Ia menyukai gaun yang pertama kali ia coba."Bagaimana menurutmu, Alfa? Ini sangat cocok untuk calon istrimu, bukan?" tanya si desainer yang adalah teman ibu Alfa—Zoya."Bagus sih, Tante, tapi Alfa nggak bisa menentukan. Biar Naura sendiri yang menentukan pilihannya," balas Alfa."Jadi bagaimana, Naura? Gaun yang mana yang akan kamu pilih? Yang mana yang paling kamu sukai?" tanya Zoya."Aku suka gaun pertama, Tante. Simpel dan nggak terlalu terbuka. Aku nyaman memakainya," jelas Naura."Pilihanmu tetap gaun yang pertama?" tanya Zoya memastikan sekali lagi."Iya, Tante."Zoya terkekeh kecil. "Baiklah, tante mengerti. Kalau begitu tante akan menyiapkan gaun yang itu. Akan tante tambahkan beberapa ele
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status