"Tenanglah, Ra, Alfa pasti akan baik-baik aja, oke?" Vano masih terus menenangkan Naura yang terus bergerak gelisah."Alfa orang yang kuat," lanjut Vano."Aku tahu, Van, dia kuat. Tapi tetap saja aku takut. Dia pasti kesakitan, Van," ujar Naura.Vano menghela napas. "Iya, pasti sakit, tapi bagi cowok sakit adalah teman. Buktinya dia rela pukul-pukulan sama Eza dan nggak kapok kan?"Naura terkekeh. Lumayan, dia sudah tidak setegang tadi."Kamu disini sebentar ya? Aku akan beli minum buat kamu, supaya kamu nggak syok, supaya kamu lebih tenang," kata Vano."Iya.""Tapi kamu sendirian disini," kata Vano lagi."Nggak papa, Vano, pergi aja. Tolong belikan minuman hangat aja ya," pinta Naura."Oke siap, Ibu peri. Nanti aku akan kabari tante Nalin juga supaya dia kesini," ujar Vano sebelum pergi."Iya, makasih."***Vano membawa dua cup minuman hangat untuk Naura dan juga dirinya sendiri."Vano!"
Read more